Puisi: Melepas Matahari (Karya Suminto A. Sayuti)

Puisi "Melepas Matahari" menggambarkan momen ketika matahari akan tenggelam di ufuk barat, dan bagaimana itu berarti kesempatan baru untuk memulai ...
Melepas Matahari


Kita lepas matahari yang lelah
Biarkan pundak ombak dan kangkang kaki langit
Jadi dipan istirah
Kita timbun bersama
Berlusin impian hari-hari kemarin
Dengan ikhlas dan yakin
Kita basuh kusut wajah dengan embun fajar esok hari
Dengan niat dan munajat
Menghangatkan diri dengan matahari lain
Membangun kemah hunian baru
Seperti pernah kita alami
Di padang luas berpasir
Tempat hati kita menambatkan desir
Seruan demi seruan, tetap kumandang
Panggilan demi panggilan menemu jawaban
Kita pun bukan kabilah sunyi
Kita pun barisan barzanji
Selamat menemu harapan dan tuju


Yogyakarta, 2009

Sumber: Bangsal Sri Manganti (2013)

Analisis Puisi:
Puisi "Melepas Matahari" menggambarkan momen ketika matahari akan tenggelam di ufuk barat, dan bagaimana itu berarti kesempatan baru untuk memulai lagi esok hari.

Pembebasan Matahari: Puisi ini dimulai dengan pernyataan "Kita lepas matahari yang lelah," yang menciptakan gambaran bahwa matahari seakan-akan dilepaskan atau meredup. Ini dapat diartikan sebagai akhir dari satu hari yang telah berlalu dan awal dari yang baru.

Gambaran Alam: Puisi ini memanfaatkan gambaran alam, seperti "pundak ombak" dan "kangkang kaki langit," untuk menggambarkan suasana senja yang indah dan perubahan dari siang ke malam.

Penyegaran dan Peluang Baru: Penggunaan kata-kata seperti "kita timbun bersama" dan "membangun kemah hunian baru" menyiratkan ide pemulihan dan peluang baru yang datang setelah matahari terbenam. Ini bisa menjadi metafora untuk mengatasi kesulitan atau tantangan dalam kehidupan.

Niat dan Munajat: Puisi ini menggarisbawahi pentingnya niat dan doa dalam menghadapi hari yang baru. Ini merujuk pada persiapan spiritual untuk menghadapi perubahan dan tantangan yang mungkin muncul.

Padang Pasir dan Desir: Kata-kata "padang luas berpasir" dan "hati kita menambatkan desir" dapat menunjukkan perjalanan yang berat dan pasang-surut dalam kehidupan. Meskipun perjalanan itu mungkin sulit, masih ada semangat untuk terus maju.

Barisan Barzanji: Barzanji adalah sebuah puisi panjang yang memuji Nabi Muhammad SAW. Penggunaan istilah ini dalam puisi ini mungkin merujuk pada nilai-nilai agama dan spiritualitas yang memberikan dukungan dan petunjuk dalam menghadapi perubahan.

Selamat Menemu Harapan dan Tuju: Puisi ini berakhir dengan ucapan selamat untuk "menemu harapan dan tuju." Ini menggambarkan sikap optimisme dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.

Secara keseluruhan, puisi "Melepas Matahari" merayakan proses perubahan dan peralihan dalam kehidupan. Puisi ini mengeksplorasi tema pemulihan, spiritualitas, dan harapan yang ditemukan ketika matahari terbenam dan malam tiba, serta ketika matahari terbit kembali. Ini adalah pengingat bahwa setiap akhir adalah awal yang potensial bagi yang baru.

Suminto A. Sayuti
Puisi: Melepas Matahari
Karya: Suminto A. Sayuti

Biodata Suminto A. Sayuti:
  • Prof. Dr. Suminto A. Sayuti lahir pada tanggal 26 Oktober 1956 di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.