Percakapan Malam
stasiun itu mempertemukan merekadi ruang tunggu yang berat, bisu, dan kelabu(orang-orang bergegas pulanglengking peluit telah lama tenggelam)
mata mereka, seperti ruang tunggu itu, tiba-tiba beradu"mengapa kita di sini?""entahlah. barangkali aku sedang mengantaratau mengejar seseorang yang pergi""entah. apa aku tengah melepas atau menanti""dengan apa dia pergi?""dengan kereta yang menjemput malam hari"
stasiun itu kosong, tinggal sisa anginmenghempaskan dentang jam terakhir
(tinggal mereka berduadalam percakapan kelugerbong-gerbong yang menunggu)
perempuan itu masih dalam selubung kain hitamyang kayak, bagai tertatih dari reruntuhan waktuwajahnya kota yang menjadi puing
laki-laki di hadapannya seperti tergesa dari masa lalumembawa laut di dadanya, debur ombak yang lirih dan jauhdan sisa kesedihan cerita kapal karam
"mengapa kita di sini?"
ada duka panjang seperti reldalam percakapan tanpa suaraada gerbong-gerbong suram dan murungmenyerupai keranda
"entah kereta atau keranda yang membawanya lari""entah keranda atau kereta yang menjemputnya pergi"
: untuk apa kita di sinikereta terakhir telah lewattinggal gerbong-gerbong ituesok menunggu berangkat
Puisi: Percakapan Malam
Karya: Nenden Lilis Aisyah
Biodata Nenden Lilis Aisyah:
- Nenden Lilis Aisyah lahir di Malangbong, Garut, Jawa Barat, pada tanggal 26 September 1971.