Puisi di Bangku Taman
Hanya yang pergi meninggalkan petisi. Janji yang ditangisi.Sesudahnya, waktu berlari, sendiri. Putih seperti aster yangpucat. Dibalut kafan angin barat.
Penghuni baru tak menghapus kisah, justru menambahkanhalaman. Bingkai musim seindah ciuman yang tak direncanakan.Memperlambat hari. Mematangkan ilusi.
Di luar suara yang memperdebatkan cinta, sepasang merpatiberpaut paruh. Mereka merelakan sebatang bulu sayapnya untukmenulis puisi. Tentang sentuhan manis dan ucapan getir.
Hujan yang dikira hendak melenyapkan setiap catatan upacara,di luar dugaan, justru mengekalkan. Pagutan kuat kata-katamuseperti taring yang menangkap leher pasrahku.
Jakarta, 2011
Sumber: Hujan, Kopi, dan Ciuman (2017)
Puisi: Puisi di Bangku Taman
Karya: Kurnia Effendi
Biodata Kurnia Effendi:
- Kurnia Effendi lahir di Tegal, Jawa Tengah, pada tanggal 20 Oktober 1960.