Puisi: Purnama (Karya Kurnia Effendi)
Puisi: Purnama
Karya: Kurnia Effendi
Purnama– dari penyair rumah anggit kepada penyair sahaja
Ia berjalan lambat ke baratDengan puisi di tangan, di antara kapas-kapas awanPada akhir putaran dadu sang pemindai waktuIa tiba di langit Paris sebelum jatuh pagi
Dalam perjalanan itu: raganya terus bercakap dengan jiwanyaMaut menjaga jarak seperti penujum yang sabar
Malam adalah bagian yang menyenangkanDari serangkaian kesibukan menerima tamuMereka menyamar sebagai damar yang melekat pada kainKadang beralih rupa rama-rama di taman seluas mataMenyusup ke dalam sup di mangkuk tembus pandangAtau sekadar sepat kopi yang kekal di lidah
Setelah kaki linu dan sayap seolah bekuSeluruh wahyu merasuki sukmaBertukar tenaga dengan cahayaUntuk malam-malam berikutnyaPenunjuk jalan bagi pengembara yang belum rehat lewat senja
Ia terus melayang ke baratTempat sebagian pengetahuan berpusatLambat atau lesat, ia salin sebuah sejarahPuisi adalah sulingan sunyi dari perasan darah
Jakarta, 2016
Sumber: Hujan, Kopi, dan Ciuman (2017)
Puisi: Purnama
Karya: Kurnia Effendi
Biodata Kurnia Effendi:
- Kurnia Effendi lahir di Tegal, Jawa Tengah, pada tanggal 20 Oktober 1960.