Puisi: Robert Wolter Monginsidi (Karya Sides Sudyarto D. S.)

Puisi ini menggambarkan Robert Wolter Monginsidi sebagai pahlawan yang berjuang dengan gagah berani dan tanpa kenal lelah melawan penjajahan.
Robert Wolter Monginsidi
- 1949


Robert,
Gagah berani dikau bagai Harimau Indonesia
Di Polongbangkang kau bangun kandang pejuang
Kau dirikan Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia
Sulawesi melawan penjajahan

Monginsidi,
Kau nyalakan api pemberontakan
Melawan penindasan yang menyiksa bangsamu
Pantang menyerah
Hingga akhir kehidupan

Jam 5 pagi, 5 September 1949
Dikau dihukum mati
Peluru-peluru penembak Belanda merobek dadamu
Tetapi kau tiada merintih, tiada memyerah

Mengalir darahmu menyiram Ibu Pertiwi
Melayang jiwa, meninggalkan ragamu
Kau kobarkan jasadmu
Untuk membayar kemerdekaan
Bangsamu


Sumber: Pahlawan dalam Puisi (1979)

Analisis Puisi:
Puisi ini menggambarkan kepahlawanan dan pengorbanan Robert Wolter Monginsidi, seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang berani dan gigih melawan penindasan Belanda. Berikut adalah analisis beberapa aspek dalam puisi ini:

Gagah Berani Sebagai Harimau Indonesia: Puisi dibuka dengan gambaran Monginsidi yang digambarkan sebagai "Harimau Indonesia." Ini bukan hanya sekadar metafora keberanian, tetapi juga menciptakan citra kekuatan dan ketangguhan dalam perjuangan kemerdekaan.

Pembentukan Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia: Dalam puisi ini disebutkan bahwa Monginsidi mendirikan "Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia." Hal ini menunjukkan inisiatif dan kepemimpinan Monginsidi dalam memobilisasi rakyat untuk melawan penjajahan.

Perlawanan Terhadap Penindasan: Monginsidi digambarkan sebagai tokoh yang melawan penindasan yang menyiksa bangsanya. Pilihan kata "melawan" dan "pemberontakan" menunjukkan tekadnya untuk membebaskan bangsanya dari penjajahan.

Penggambaran Penderitaan dan Kematian: Pada bagian akhir puisi, penggambaran kematian Monginsidi sangat dramatis. "Jam 5 pagi, 5 September 1949" menjadi detik terakhirnya. Peluru Belanda yang merobek dadanya dan darah yang mengalir dianggap sebagai pengorbanan nyata untuk membayar kemerdekaan bangsanya.

Ketangguhan dan Kebanggaan Nasional: Meskipun menghadapi kematian yang tidak terhindarkan, Monginsidi tidak merintih atau menyerah. Sikapnya yang kuat dan tanpa penyesalan menunjukkan ketangguhan seorang pahlawan yang bangga akan pengabdiannya pada Ibu Pertiwi.

Puisi ini menggambarkan Robert Wolter Monginsidi sebagai pahlawan yang berjuang dengan gagah berani dan tanpa kenal lelah melawan penjajahan. Melalui pilihan kata-kata yang kuat dan deskripsi yang dramatis, puisi ini mengajak pembaca merenung tentang pengorbanan dan keberanian sejati dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Puisi: Robert Wolter Monginsidi
Puisi: Robert Wolter Monginsidi
Karya: Sides Sudyarto D. S.

Biodata Sides Sudyarto D. S.:
  • Sudiharto lahir di Tegal, Jawa Tengah, pada tanggal 14 Juli 1942.
  • Sudiharto meninggal dunia di Jakarta, pada tanggal 14 Oktober 2012.
  • Sudiharto menggunakan nama pena Sides Sudyarto D. S. (Sides = Seniman Desa. huruf D = nama ibu, yaitu Djaiyah. huruf S = nama ayah, yaitu Soedarno).
© Sepenuhnya. All rights reserved.