Puisi: Syair Anjing (Karya Suminto A. Sayuti)

Puisi "Syair Anjing" karya Suminto A. Sayuti memanfaatkan perbandingan antara cinta dan sifat seorang anjing untuk menyampaikan pesan tentang ...
Syair Anjing


cinta itu bak anjing
salaknya tak henti
menembus belukar hati
menguntit hari-hari kita
menagih mimpi adam dan hawa

kekasih, dengarlah gonggongnya
menggema dalam rongga
rasakan lenguh dan dengus napasnya
jiwa tegak dan tatapan jauh
dalam diriku kamu ada!


Yogyakarta, 2005

Sumber: Bangsal Sri Manganti (2013)

Analisis Puisi:
Puisi "Syair Anjing" karya Suminto A. Sayuti adalah sebuah karya yang memanfaatkan perbandingan antara cinta dan sifat seorang anjing untuk menyampaikan pesan tentang cinta yang mendalam dan setia.

Perbandingan dengan Anjing: Dalam puisi ini, cinta diibaratkan sebagai perilaku seorang anjing. Ini adalah metafora yang kuat yang menggambarkan cinta sebagai sesuatu yang setia, tanpa henti, dan penuh antusiasme. Anjing di sini merupakan simbol kesetiaan, kepatuhan, dan kecintaan yang tulus.

Salak Tak Henti: Frasa "salaknya tak henti" mencirikan sifat tak kenal lelah cinta. Cinta, seperti anjing, terus-menerus bersemangat dan mencari pemenuhan dalam hubungan.

Belukar Hati: Kata-kata "menembus belukar hati" menggambarkan bagaimana cinta dapat melewati berbagai rintangan dan kompleksitas dalam perasaan seseorang. Ini menunjukkan bahwa cinta dapat meresapi dan memahami hati seseorang dengan mendalam.

Menguntit Hari-Hari Kita: Puisi ini menyoroti bagaimana cinta selalu hadir dalam hidup kita, mengikuti kita sepanjang waktu. Cinta tidak hanya terbatas pada momen tertentu, tetapi hadir dalam setiap aspek kehidupan kita.

Menagih Mimpi Adam dan Hawa: Ini mungkin merujuk pada keinginan yang mendalam untuk memiliki hubungan cinta yang sempurna, seperti yang tergambar dalam cerita Adam dan Hawa dalam agama atau mitologi.

Gonggong dan Lenguh: Kata-kata ini menggambarkan suara anjing yang bersemangat dan penuh antusiasme. Dalam konteks puisi, mereka menciptakan gambaran tentang cinta yang penuh gairah dan bersemangat.

Jiwa Tegak dan Tatapan Jauh: Ini menggambarkan ketenangan dalam jiwa dan pandangan yang mendalam yang dimiliki oleh seseorang yang sedang jatuh cinta.

Kamu Ada Dalam Diriku: Ini adalah akhir yang penuh makna dalam puisi. Ini menunjukkan bahwa cinta sejati tidak hanya tentang mencari kebahagiaan di luar, tetapi juga tentang menemukan kebahagiaan dan makna dalam diri sendiri melalui hubungan.

Puisi ini menyampaikan pesan tentang cinta yang mendalam, setia, dan penuh gairah. Melalui metafora anjing, Suminto A. Sayuti menggambarkan sifat-sifat cinta yang abadi dan menggugah, yang selalu hadir dalam hidup kita.

Suminto A. Sayuti
Puisi: Syair Anjing
Karya: Suminto A. Sayuti

Biodata Suminto A. Sayuti:
  • Prof. Dr. Suminto A. Sayuti lahir pada tanggal 26 Oktober 1956 di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.