Puisi: Cerita dari Luar Tembok (Karya Mochtar Lubis)

Puisi "Cerita dari Luar Tembok" menggambarkan kekejaman, ketidakadilan, dan kesengsaraan yang dialami oleh rakyat di luar tembok penjara.
Cerita dari Luar Tembok


Dari balik tembok
datang berdentam
bunyi tembakan
masuk ke dalam
kamarku yang kecil
dalam penjara kecil ini
di jalan bernama palsu Keagungan

    Siapa menembak siapa
    baru kemudian kami tahu
    ada seorang anak perempuan
    bernama Zubaedah
    ada seorang pemuda
    bernama Arif Hakim
    dibunuh pengawal istana
    ketika menyampaikan
    tangis rakyat
    yang menderita sengsara
    bertahun-tahun di bawah
    sepatu kaum tirani
    dalam penjara lebih besar
    di luar tembok penjara kecil ini
    di jalan bernama palsu Keagungan


28 Maret 1966

Sumber: Catatan Subversif (1980)

Analisis Puisi:
Puisi "Cerita dari Luar Tembok" karya Mochtar Lubis adalah sebuah ungkapan yang menggambarkan peristiwa kekerasan dan kesengsaraan yang dialami oleh rakyat dalam sebuah penjara. Puisi ini menyoroti ketidakadilan, kekerasan, dan penderitaan yang terjadi di luar tembok penjara.

Penggambaran Kekerasan: Puisi ini membuka dengan gambaran kekerasan melalui "bunyi tembakan" yang masuk ke dalam penjara. Suara tembakan tersebut memberikan gambaran tentang keadaan di luar penjara yang penuh dengan konflik dan kekerasan.

Pengorbanan Zubaedah dan Arif Hakim: Puisi ini menyoroti pengorbanan dua individu, Zubaedah dan Arif Hakim, yang menjadi korban kekerasan pemerintah. Mereka dibunuh saat menyampaikan keluhan dan kesengsaraan rakyat, menciptakan gambaran akan ketidakadilan dan kekerasan yang dialami oleh mereka yang berani berbicara untuk keadilan.

Penyiksaan dan Kesengsaraan Rakyat: Puisi ini menggambarkan kesengsaraan yang dialami oleh rakyat yang bertahun-tahun hidup dalam kondisi yang sangat tidak adil. Mereka telah menderita di bawah kekuasaan tirani pemerintah, yang menciptakan atmosfer penderitaan yang panjang dan tak berujung.

Ironi Palsu Keagungan: Lubis menggunakan istilah "jalan bernama palsu Keagungan" untuk menyiratkan ironi atas situasi yang sebenarnya. Meskipun nama jalannya mengandung makna keagungan, kenyataannya penuh dengan kekerasan, ketidakadilan, dan penderitaan yang jauh dari keagungan yang sebenarnya.

Puisi "Cerita dari Luar Tembok" menggambarkan kekejaman, ketidakadilan, dan kesengsaraan yang dialami oleh rakyat di luar tembok penjara. Lubis menggambarkan penderitaan yang panjang dan ironi dari sebuah jalan yang seharusnya penuh keagungan namun sebenarnya dipenuhi dengan ketidakadilan. Puisi ini merupakan sebuah kritik sosial terhadap kekejaman pemerintah terhadap rakyatnya.

Mochtar Lubis
Puisi: Cerita dari Luar Tembok
Karya: Mochtar Lubis

Biodata Mochtar Lubis:
  • Mochtar Lubis adalah salah satu penulis puisi, novel, cerpen, penerjemah, pelukis, dan sekaligus jurnalis ternama.
  • Mochtar Lubis lahir pada tanggal 7 Maret 1922 di Padang, Sumatera Barat.
  • Mochtar Lubis meninggal dunia pada tanggal 2 Juli 2004 di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.