Puisi: Di Seputar Ka'bah (Karya Rayani Sriwidodo)

Dengan menggambarkan pengalaman spiritual di sekitar Ka'bah, Rayani Sriwidodo mengajak pembaca untuk merenungkan keindahan, kekudusan, dan ....
Di Seputar Ka'bah


Serentak sujud lurus ke titik asal
nur melebur dalam tanur tunggal
        matahari selembut nian
        hujan setetes keabadian

        bangkit dari tanur itu
                kepak sayap
                melayap-layap
                burung besi
                di tiap hati

2000

Sumber: Selendang Pelangi (2006)

Analisis Puisi:
Puisi "Di Seputar Ka'bah" karya Rayani Sriwidodo mempersembahkan pengalaman spiritual yang mendalam di sekitar Ka'bah, tempat suci dalam agama Islam. Dalam puisi ini, penyair menyampaikan atmosfer yang sakral dan kehadiran spiritual yang kuat.

Ritual Sujud dan Pengalaman Spiritual: Puisi ini dimulai dengan penggambaran sujud yang serentak ke titik asal. Ritual sujud, sebagai bentuk ibadah dalam Islam, diceritakan secara puitis dan melibatkan dimensi spiritual yang mendalam. Sujud adalah ungkapan ketundukan dan pengabdian kepada Tuhan, dan di sini, ritual ini dihubungkan dengan "tanur tunggal," menciptakan gambaran pemujaan yang fokus dan penuh makna.

Nur dan Tanur sebagai Metafora Spiritual: Kata-kata "nur" (cahaya) dan "tanur" (tungku atau tempat pembakaran) digunakan dalam puisi sebagai metafora yang kuat. Nur melebur dalam tanur tunggal menciptakan gambaran bahwa cahaya rohaniah bersatu dan mengalir dari sumber yang sama. Tanur sebagai simbol pembakaran menciptakan konsep penyucian dan transformasi spiritual.

Matahari dan Hujan sebagai Simbol Keabadian: Penyair menggunakan gambaran matahari dan hujan sebagai simbol keabadian. Matahari diibaratkan sebagai sesuatu yang sangat lembut dan kekal, sementara hujan setetes dianggap sebagai kontributor kekalnya keberadaan. Dengan demikian, unsur-unsur alam ini dihubungkan dengan sifat abadi dan kekal dari Tuhan.

Kepakan Sayap dan Burung Besi sebagai Simbol Perjalanan Spiritual: Puisi ini menggunakan gambaran kepakan sayap dan "burung besi" sebagai simbol perjalanan spiritual. Kepakan sayap menciptakan gambaran gerakan dan kebebasan, sementara "burung besi" dapat diartikan sebagai pesawat atau sarana perjalanan yang membawa jiwa melintasi dimensi rohaniah.

Kekuatan Kata-kata dalam Menciptakan Gambaran Spiritual: Penyair menggunakan kata-kata dengan kekuatan puitis untuk menciptakan gambaran spiritual yang menggetarkan. Frasa seperti "nur melebur," "matahari selembut nian," dan "hujan setetes keabadian" menghadirkan nuansa spiritualitas yang halus dan mendalam.

Keindahan dan Kesucian Ka'bah sebagai Fokus Utama: Puisi ini menempatkan Ka'bah sebagai fokus utama, mengekspresikan keindahan dan kesucian tempat tersebut dalam kaitannya dengan pengalaman rohaniah dan ritual keagamaan. Ka'bah menjadi pusat spiritualitas yang memancarkan energi dan kehadiran Tuhan.

Penggabungan Ritual dan Alam dalam Dimensi Spiritual: Penyair berhasil menggabungkan elemen ritual keagamaan dengan unsur-unsur alam dalam dimensi spiritual. Ritual sujud, nur, tanur, matahari, dan hujan dihubungkan dengan pengalaman rohaniah yang mendalam, menciptakan keterkaitan erat antara manusia dan alam, serta antara manusia dan Tuhan.

Dengan menggambarkan pengalaman spiritual di sekitar Ka'bah, Rayani Sriwidodo mengajak pembaca untuk merenungkan keindahan, kekudusan, dan keajaiban spiritual yang dapat dirasakan di tempat-tempat suci. Puisi ini membawa pembaca pada perjalanan spiritual yang meresapi kehadiran Tuhan dan menghubungkan diri dengan yang Ilahi.

Rayani Sriwidodo
Puisi: Di Seputar Ka'bah
Karya: Rayani Sriwidodo

Biodata Rayani Sriwidodo:
  • Rayani Lubis lahir di Kotanopan, Tapanuli Selatan, pada tanggal 6 November 1946.
  • Rayani Lubis meniadakan marga di belakang nama setelah menikah dengan pelukis Sriwidodo pada tahun 1969 dan menambahkan nama suaminya di belakang namanya sehingga menjadi Rayani Sriwidodo.
© Sepenuhnya. All rights reserved.