Puisi: Februari 1965 (Karya Rita Oetoro)

Puisi "Februari 1965" membawa pembaca ke dalam suasana yang penuh dengan kesedihan, kehilangan, dan refleksi atas kematian seorang anak.
Februari 1965

sepi rasanya sore ini
meinandang lewat jendela
anak kita baru saja dikebumikan
kau tahu — anak kita lelaki
dan telah kutuliskan sebuah sajak

(terbagi bianglala di angkasa
raihlah anakku!
sebab kasih dan nestapa kami
terlalu sandu buat diratapi)

Sumber: Dari Sebuah Album (1986)

Analisis Puisi:

Puisi "Februari 1965" membawa pembaca ke dalam suasana yang penuh dengan kesedihan, kehilangan, dan refleksi atas kematian seorang anak.

Tema Kehilangan dan Kematian: Tema utama puisi ini adalah kehilangan dan kematian seorang anak, yang disampaikan melalui suasana yang sepi dan sedih. Sore yang sunyi menggambarkan kesedihan yang mendalam yang dirasakan oleh penyair setelah kepergian anaknya.

Kesunyian dan Kesepian:  Kata-kata "sepi rasanya sore ini" menunjukkan suasana sunyi dan sepi yang dirasakan oleh penyair. Kesunyian ini menciptakan suasana yang menggambarkan kesepian dan kehampaan setelah kehilangan yang besar.

Perasaan Trauma dan Keterpurukan: Ungkapan "anak kita baru saja dikebumikan" menyiratkan perasaan trauma dan kehancuran yang dialami oleh orang tua setelah kehilangan anak. Ini mencerminkan kepedihan yang tak terukur dan patah hati yang dalam.

Ekspresi Rasa Sakit Melalui Puisi: Penyair mengungkapkan rasa sakitnya melalui sebuah sajak yang ditujukan kepada anaknya yang telah meninggal. Sajak tersebut mengekspresikan rasa kehilangan, tetapi juga mencoba menemukan hikmah dan penghiburan dalam momen tersebut.

Penggunaan Metafora dalam Sajak: Metafora "terbagi bianglala di angkasa" menggambarkan kepergian anaknya yang diibaratkan sebagai bintang yang bersinar di langit. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun anaknya telah pergi, cintanya akan terus bersinar dan hadir di antara mereka.

Panggilan untuk Menerima dan Menghibur Diri: Sajak yang ditulis oleh penyair merupakan panggilan untuk menerima kenyataan dan menemukan hikmah di tengah kesedihan. Meskipun kehilangan anak merupakan pengalaman yang pahit, sajak tersebut mengajak untuk menghargai kasih sayang yang diberikan anak tersebut.

Puisi "Februari 1965" adalah ungkapan yang sangat pribadi dan emosional tentang kehilangan seorang anak. Melalui penggunaan kata-kata yang sederhana namun mendalam, Rita Oetoro berhasil menyampaikan perasaan kehilangan yang mendalam dan menciptakan karya yang mengharukan dan memilukan bagi pembaca.

Puisi: Februari 1965
Puisi: Februari 1965
Karya: Rita Oetoro

Biodata Rita Oetoro:
Rita Oetoro (Rita Cascia Saraswati atau Rita Oey) lahir di Purwokerto, Jawa Tengah, pada tanggal 6 Desember 1943.
© Sepenuhnya. All rights reserved.