Puisi: Hujan (Karya Mochtar Lubis)

Puisi "Hujan" karya Mochtar Lubis mengajak pembaca untuk merenung tentang keindahan sederhana yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari ...
Hujan


daun kering
deras lari
dilomba air
aiih, apes,
rungut bang beca


Penjara Madiun, 2 Februari 1963

Sumber: Catatan Subversif (1980)

Analisis Puisi:
Puisi "Hujan" karya Mochtar Lubis adalah sebuah penggambaran singkat namun kuat mengenai fenomena alam yang sederhana, yakni hujan. Meskipun terdiri dari hanya beberapa baris, puisi ini menggambarkan pemandangan yang sering kita saksikan saat turun hujan.

Kesederhanaan dalam Ekspresi: Dalam tiga baris pendeknya, puisi ini menggambarkan gambaran hujan dengan kesederhanaan yang menarik. "Daun kering, deras lari, dilomba air" membawa gambaran visual tentang bagaimana tetes-tetes hujan menimbulkan gerakan di atas daun-daun kering.

Gambaran Visual dan Suara: Puisi ini mengundang imaji yang jelas tentang bagaimana hujan meramaikan dan memberikan kehidupan kepada daun-daun yang kering. Ada keindahan dalam gambaran gerakan daun kering yang terbawa oleh air hujan yang deras. Bunyi-bunyi dan gerakan air yang meluncur di atas daun-daun terasa hidup dan aktif dalam gambaran puisi ini.

Ungkapan Emosi dalam Kesederhanaan: Terkadang, kesederhanaan kata-kata dapat menyampaikan lebih dari sekadar deskripsi visual. Ungkapan "aiih, apes, rungut bang beca" menambah dimensi emosional dalam puisi ini. Ungkapan ini memberikan nuansa ekspresi kekecewaan, mungkin menggambarkan suara yang dilontarkan oleh pengendara becak ketika hujan tiba.

Interpretasi Makna Lain: Puisi ini, meskipun pendek, bisa diinterpretasikan dalam beragam cara. Selain menggambarkan hujan dan dampaknya terhadap daun-daun kering, ungkapan kekecewaan pada akhir puisi bisa menjadi refleksi akan dampak hujan pada aktivitas manusia, seperti transportasi.

Puisi "Hujan" karya Mochtar Lubis adalah contoh yang kuat dari bagaimana keindahan alam dapat digambarkan dalam kata-kata yang sederhana. Dalam tiga baris yang singkat, Lubis mampu menangkap esensi dari hujan dan dampaknya, tidak hanya secara visual namun juga dalam ungkapan emosi.

Puisi "Hujan" mengajak pembaca untuk merenung tentang keindahan sederhana yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari, namun sering kali terlewatkan begitu saja. Lubis berhasil mengabadikan momen-momen alam yang tampak sepele, tetapi sebenarnya memiliki keindahan tersendiri.

Mochtar Lubis
Puisi: Hujan
Karya: Mochtar Lubis

Biodata Mochtar Lubis:
  • Mochtar Lubis adalah salah satu penulis puisi, novel, cerpen, penerjemah, pelukis, dan sekaligus jurnalis ternama.
  • Mochtar Lubis lahir pada tanggal 7 Maret 1922 di Padang, Sumatera Barat.
  • Mochtar Lubis meninggal dunia pada tanggal 2 Juli 2004 di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.