Puisi: Jalan Nusantara (Karya Bur Rasuanto)

Puisi "Jalan Nusantara" karya Bur Rasuanto adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perjalanan arakan atau upacara pemakaman di tengah-tengah ...
Jalan Nusantara


dua buah karangan bunga
diusung perlahan-lahan
gerimis berderai di kaki senja
menabur sendu di atas jalanan

arakan yang bertahan sejak pagi
memapak usungan ke tengah barisan
antara ancaman laras mengintai
gemuruh himne-himne pujaan

gugur bunga
padamu negeri
syukur - atas segala yang dirahmatkan
tanah air dengan para pahlawan
berilah kami kekuatan
jihad - darah sahabat menetes lagi
menetes ke bumi, menetes ke hati
menetesi senja terbenam
gerimis yang menikam
menetes bersamanya
lagu hening
wajah arakan kian menyala

Sumber: Mereka Telah Bangkit (1966)

Analisis Puisi:
Puisi "Jalan Nusantara" karya Bur Rasuanto adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perjalanan arakan atau upacara pemakaman di tengah-tengah hujan gerimis. Melalui bahasa yang puitis dan imaji yang kuat, penyair menyampaikan pesan tentang kehormatan terhadap para pahlawan dan kecintaan terhadap tanah air. Mari kita analisis lebih dalam makna dan pesan yang terkandung dalam puisi ini.

Upacara Pemakaman dan Hujan Gerimis: Puisi ini membuka dengan gambaran tentang dua buah karangan bunga yang diusung perlahan-lahan dalam arakan atau upacara pemakaman. Hujan gerimis yang deras mengiringi prosesi ini, menambah kesan kesedihan dan keheningan di atas jalanan.

Keberanian dan Keteguhan di Tengah Ancaman: Penyair menggambarkan arakan atau upacara pemakaman yang bertahan sejak pagi, menunjukkan keteguhan dan keberanian para peserta dalam menghadapi situasi apapun. Meskipun ancaman laras mengintai, mereka tetap teguh dalam melanjutkan prosesi ini.

Rasa Syukur kepada Tanah Air dan Para Pahlawan: Pada bagian ini, penyair mengekspresikan rasa syukur atas segala yang dirahmatkan bagi tanah air dan para pahlawan yang telah berjuang dan berkorban. Rasa syukur ini mencerminkan penghargaan dan penghormatan kepada para pahlawan yang telah mengorbankan nyawa mereka demi kebebasan dan kemerdekaan negara.

Kekuatan dan Jihad dalam Perjuangan: Penyair menyatakan harapan agar tanah air memberikan kekuatan dalam perjuangan (jihad). Darah sahabat yang mengalir sebagai tanda pengorbanan dan kecintaan akan terus mengalir untuk menyuburkan tanah dan hati rakyat. Perjuangan ini seperti lagu hening yang mengiringi arakan dan menjadikan wajah mereka bersinar dengan semangat.

Kecintaan yang Mendalam: Puisi ini menggambarkan kecintaan yang mendalam terhadap tanah air dan semangat pengorbanan yang tinggi. Gerimis yang menikam menggambarkan ketulusan perasaan, sedangkan lagu hening menunjukkan penghormatan yang tulus kepada para pahlawan.

Puisi "Jalan Nusantara" karya Bur Rasuanto adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perjalanan arakan atau upacara pemakaman dengan hujan gerimis sebagai latar belakangnya. Melalui bahasa yang puitis, penyair menyampaikan pesan tentang kehormatan terhadap para pahlawan, rasa syukur kepada tanah air, dan semangat pengorbanan dalam perjuangan. Puisi ini menyuarakan kecintaan yang mendalam terhadap Indonesia dan semangat untuk terus menghormati dan mengenang jasa-jasa para pahlawan.

Bur Rasuanto
Puisi: Jalan Nusantara
Karya: Bur Rasuanto

Biodata Bur Rasuanto:
  • Bur Rasuanto lahir pada tanggal 6 April 1937 di Palembang, Indonesia.
  • Bur Rasuanto meninggal dunia pada tanggal 15 Mei 2019 (pada umur 82 tahun).
© Sepenuhnya. All rights reserved.