Puisi: Kepada Bapak (Karya Gunoto Saparie)

Puisi "Kepada Bapak" karya Gunoto Saparie adalah sebuah karya sastra yang memadukan gambaran visual dan pengungkapan emosional untuk merenungkan .....
Kepada Bapak


ada peci putihmu tergantung di kapstok
bertahun-tahun di sana sejak kau pergi
namun jarum-jarum jam dinding berhenti
dan kalender di tembok pun mendadak rontok

ada potretmu mengabur di dekat pintu
ada senyum tipis membayang harapan
betapa berat rindu, bapak, tersendat di kalbu
angin tanah kelahiran melagukan alam pedesaan

selalu kuingat kata-katamu tentang kehidupan
tentang negara, agama, dan pengabdian
kata-kata yang patah-patah, tertahan-tahan
kami tak tahu, ternyata untuk yang penghabisan:

ada sandalmu teronggok di ujung ranjang
ada buku-bukumu, kitab-kitab menguning
berjajar di rak, terserak di meja dan lantai
ada yang tertinggal di hati, Allah, kasihmu abadi

2020

Analisis Puisi:
Puisi "Kepada Bapak" karya Gunoto Saparie adalah sebuah karya sastra yang memadukan gambaran visual dan pengungkapan emosional untuk merenungkan tentang hubungan antara seorang anak dengan ayahnya. Puisi ini menciptakan gambaran yang kaya akan nuansa nostalgia, kehilangan, dan rindu. Mari kita telusuri lebih dalam unsur-unsur dan pesan yang terkandung dalam puisi ini.

Gambaran Benda-Benda: Puisi ini dimulai dengan gambaran benda-benda yang berkaitan dengan sosok ayah yang telah pergi, seperti "peci putihmu tergantung di kapstok" dan "jarum-jarum jam dinding berhenti." Gambaran ini menciptakan atmosfer yang mendalam dan merujuk pada waktu yang telah berhenti dan rasa kehadiran yang tetap terasa melalui benda-benda tersebut.

Keberadaan Bapak dalam Kenangan: Penyair menggambarkan "potretmu mengabur di dekat pintu" dan "senyum tipis membayang harapan." Ini menciptakan gambaran tentang bagaimana kenangan dan kehadiran bapak masih menyala dalam ingatan penyair meskipun telah lama pergi.

Rindu dan Nostalgia: Puisi ini mengekspresikan perasaan rindu yang mendalam, terutama dengan ungkapan "betapa berat rindu, bapak, tersendat di kalbu." Rindu ini menghadirkan nuansa nostalgia dan merenungkan tentang hubungan yang telah hilang secara fisik.

Sentuhan Alam dan Kenangan: Penyair menggunakan gambaran "angin tanah kelahiran melagukan alam pedesaan" untuk menciptakan atmosfer alam yang membawa kembali kenangan dan waktu yang telah lalu. Ini mencerminkan penghubungan batin dengan alam dan tanah kelahiran yang menjadi bagian dari jalinan kenangan.

Kata-Kata Bapak: Puisi ini menghadirkan kata-kata bapak yang tetap terukir dalam ingatan penyair. Kata-kata ini membicarakan tentang kehidupan, negara, agama, dan pengabdian. Penggunaan bahasa yang "patah-patah, tertahan-tahan" menggambarkan esensi kata-kata yang diucapkan dengan perasaan dan pemikiran yang dalam.

Kehilangan dan Keabadian Kasih: Puisi ini menggambarkan benda-benda yang tertinggal seperti "sandalmu teronggok di ujung ranjang" dan "buku-bukumu, kitab-kitab menguning." Namun, di tengah kehilangan, penyair mengungkapkan bahwa "ada yang tertinggal di hati, Allah, kasihmu abadi." Ini menciptakan perasaan bahwa kasih sayang bapak akan terus hidup dan abadi dalam hati penyair.

Puisi "Kepada Bapak" karya Gunoto Saparie adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan makna dan emosi. Melalui gambaran benda-benda dan kenangan, puisi ini menggambarkan rasa rindu, kehilangan, dan cinta yang abadi terhadap seorang ayah yang telah pergi. Pesan tentang keabadian kasih sayang, kenangan yang hidup dalam hati, dan penghormatan terhadap hubungan bapak-anak mengundang pembaca untuk merenungkan tentang nilai-nilai keluarga dan kenangan dalam kehidupan.

Gunoto Saparie
Puisi: Kepada Bapak
Karya: Gunoto Saparie


BIODATA GUNOTO SAPARIE

Lahir di Kendal, Jawa Tengah, 22 Desember 1955. Pendidikan formal yang ditempuh adalah Sekolah Dasar Kadilangu, Cepiring, Kendal, Sekolah Menengah Pertama Cepiring, Kendal, Sekolah Menengah Ekonomi Atas Kendal, Akademi Uang dan Bank Yogyakarta, dan Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Semarang. Sedangkan pendidikan nonformal Madrasah Ibtidaiyyah Islamiyyah Tlahab, Gemuh, Kendal dan Pondok Pesantren KH Abdul Hamid Tlahab, Gemuh, Kendal.

Selain menulis puisi, ia juga mencipta cerita pendek, kritik sastra, esai, dan kolom, yang dimuat di sejumlah media cetak terbitan Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Jakarta, Brunei Darussalam, Malaysia, Australia, dan Prancis. Kumpulan puisi tunggalnya yang telah terbit adalah Melancholia (Damad, Semarang, 1979), Solitaire (Indragiri, Semarang, 1981),  Malam Pertama (Mimbar, Semarang, 1996),  Penyair Kamar (Forum Komunikasi Wartawan Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah, Semarang, 2018), dan Mendung, Kabut, dan Lain-lain (Cerah Budaya Indonesia, Jakarta, 2019). Kumpulan esai tunggalnya Islam dalam Kesusastraan Indonesia (Yayasan Arus, Jakarta, 1986). Kumpulan cerita rakyatnya Ki Ageng Pandanaran: Dongeng Terpilih Jawa Tengah (Pusat Bahasa, Jakarta, 2004).  Novelnya Selamat Siang, Kekasih dimuat secara bersambung di Mingguan Bahari, Semarang (1978) dan Bau (Pelataran Sastra Kaliwungu, Kendal, 2019) yang menjadi nomine Penghargaan Prasidatama 2020 dari Balai Bahasa Jawa Tengah.

Ia juga pernah menerbitkan antologi puisi bersama Korrie Layun Rampan berjudul Putih! Putih! Putih! (Yogyakarta, 1976) dan Suara Sendawar Kendal (Karawang, 2015). Sejumlah puisi, cerita pendek, dan esainya termuat dalam antologi bersama para penulis lain.  Puisinya juga masuk dalam buku Manuel D'Indonesien Volume I terbitan L'asiatheque, Paris, Prancis, Januari 2012. Ia juga menulis puisi berbahasa Jawa (geguritan) di Panjebar Semangat dan Jaya Baya. Ia menjabat Pemimpin Redaksi Kampus Indonesia (Jakarta), Tanahku (Semarang), Delik Hukum Jateng (Semarang) setelah sebelumnya menjabat Redaktur Pelaksana dan Staf Ahli Pemimpin Umum Koran Wawasan (Semarang), Pemimpin Redaksi Radio Gaya FM (Semarang), Redaktur Pelaksana Tabloid Faktual (Semarang), Redaktur Pelaksana Tabloid Otobursa Plus (Semarang), dan Redaktur Legislatif  (Jakarta).

Saat ini ia menjabat Ketua Umum Dewan Kesenian Jawa Tengah (DKJT), Fungsionaris Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Wilayah Jawa Tengah, Ketua III Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Jawa Tengah, dan Ketua Forum Komunikasi Wartawan Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah. Sebelumnya ia pernah menjabat Ketua Kelompok Studi Seni Remaja (KSSR) Kendal, Ketua Pelaksana Dewan Teater Kendal, Sekretaris Forum Komunikasi Studi Mahasiswa Kekaryaan (Fokusmaker) Jawa Tengah, Wakil Ketua Ormas MKGR Jawa Tengah, Fungsionaris DPD Partai Golkar Jawa Tengah, Sekretaris DPD Badan Informasi dan Kehumasan Partai Golkar Jawa Tengah, dan Sekretaris Bidang Kehumasan DPW Partai Nasdem Jawa Tengah. 

Sejumlah penghargaan di bidang sastra, kebudayaan, dan jurnalistik telah diterimanya, antara lain dari Kepala Perwakilan PBB di Indonesia, Menteri Perumahan Rakyat, Menteri Penerangan, Menteri Luar Negeri, Pangdam IV/ Diponegoro, dan Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah.

Beliau bisa dihubungi melalui email gunotosaparie@ymail.com.
© Sepenuhnya. All rights reserved.