Puisi: Kepercayaan (Karya M. Poppy Hutagalung)

Puisi "Kepercayaan" membawa pembaca ke dalam perjalanan spiritual penyair yang mencari makna hidup dan kedamaian melalui suara ilahi. Penggunaan ...
Kepercayaan


semula terlindung dari wajahnya
kudengar suaranya memanggil
seperti sadar dari segala yang terwajibkan
kaupanggil pulang aku
tapi dalam benarku kaulah yang kucari
di tempat ini kutemui kedamaian

siapa mengatakan tempat ini tertutup
karena dirimulah kuperoleh dia
dengarkan ia berkata:
aku inilah pintu

kujengukkan kepala ke dalamnya
terasa belum kuasa aku bicara
tapi dengarlah ia berkata:
aku inilah pintu

menggigil tubuhku dan lemah
sesungguhnyakah kau yang bicara
atau ini hanya mimpi?

Suaramu menggema teduh
menggiringku dengan penuh kasih
dalam hatiku tiada lagi suatu kata
di tempat ini kutemui kedamaian
disilang ini kusangkutkan kepercayaan.


Sumber: Mimbar Indonesia (7 Juni 1958)

Analisis Puisi:
Puisi "Kepercayaan" karya M. Poppy Hutagalung merupakan karya sastra yang menggambarkan perjalanan spiritual dan pencarian makna hidup.

Pencarian Makna Hidup: Puisi ini menggambarkan perjalanan pencarian makna hidup. Penyair merasa terpanggil oleh suara yang memanggilnya, dan dalam pencariannya, dia menemui kedamaian. Ini mencerminkan perjalanan rohaniah menuju pemahaman dan kebenaran yang lebih dalam.

Perlambangan Wajah dan Suara: Dengan merinci bahwa penyair semula "terlindung dari wajahnya," puisi ini memperkenalkan aspek pembukaan diri terhadap kehadiran ilahi. Suara yang memanggil menjadi pendorong utama pencarian makna dan kebenaran.

Pintu sebagai Metafora: Ungkapan "aku inilah pintu" mewakili konsep spiritual tentang membuka pintu hati atau jiwa. Pintu ini dapat diartikan sebagai akses ke pemahaman mendalam dan keberadaan yang lebih tinggi.

Kedamaian dalam Kepercayaan: Penemuan kedamaian terletak dalam kepercayaan. Puisi ini menyiratkan bahwa melalui kepercayaan, penyair menemukan tempat yang penuh kedamaian. Kepercayaan menjadi landasan yang kokoh dalam perjalanan spiritualnya.

Suara yang Menggema: Suara yang memanggil dan menggema teduh memberikan kesan bahwa penyair merespons panggilan spiritual yang kuat. Suara tersebut membimbingnya dengan penuh kasih, menunjukkan adanya koneksi emosional antara pencari dan keberadaan ilahi.

Ketidakpastian dan Mimpi: Ketidakpastian dan pertanyaan tentang apakah ini nyata atau hanya mimpi menambah dimensi misterius dalam puisi. Ini menciptakan keraguan yang melibatkan pembaca dalam perjalanan penyair.

Penggunaan Bahasa yang Simbolis: Penggunaan bahasa yang simbolis, seperti "pintu" dan "kedamaian," memberikan kedalaman pada puisi. Kata-kata ini memiliki konotasi spiritual dan menciptakan atmosfer yang khusyuk.

Puisi "Kepercayaan" membawa pembaca ke dalam perjalanan spiritual penyair yang mencari makna hidup dan kedamaian melalui suara ilahi. Penggunaan simbol dan bahasa yang kaya memberikan puisi ini daya tarik dan membuka ruang interpretasi. Keseluruhan, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang arti kepercayaan dan pencarian rohaniah dalam hidup.

Puisi: Kepercayaan
Puisi: Kepercayaan
Karya: M. Poppy Hutagalung

Biodata M. Poppy Hutagalung:
  • M. Poppy Hutagalung lahir di Jakarta pada tanggal 10 Oktober 1941.
  • Setelah menikah dengan penyair A.D. Donggo (pada tahun 1967), namanya menjadi M. Poppy Donggo.
  • M. Poppy Hutagalung merupakan salah satu penyair Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.