Puisi: Teuku Umar (Karya Sides Sudyarto D. S.)

Puisi "Teuku Umar" menggambarkan semangat perjuangan dan pengorbanan Teuku Umar dalam melawan penjajah Belanda. Puisi ini memuji kegigihan dan .....
Teuku Umar
- 1899


Ketika perang Aceh melawan Belanda pecah
Di tahun 1973, dikau masih remaja Teuku Umar
Namun dikau pejuang keras nan pantang tunduk
Kau lumpuhkan terus serdadu penjajah
Hingga pecah belah

Teuku Umar, dikau Johan Pahlawan
Berhati baja, bersemangat membara
Dikau jago perang ahli siasat
Hingga musuh terus tersesat

Kau usir terus penjajah berdosa
Dengan rencong dan sangkur
Terus kau bertempur pantang mundur
Hingga musuh lebur

Tatkala 11 Februari 1899 Belanda mengepungmu
Namun kau tiada juga menyerah
Peluru Belanda menembus tubuhmu parah
Dikau gugur sebagai pahlawan
Pembela tanah tumpah darah.


Sumber: Pahlawan dalam Puisi (1979)

Analisis Puisi:
Puisi "Teuku Umar" karya Sides Sudyarto D. S. mengangkat tokoh Teuku Umar, seorang pahlawan nasional dari Aceh, yang berjuang dengan gigih melawan penjajah Belanda pada masa perang Aceh. Puisi ini menggambarkan keberanian, kegigihan, dan pengorbanan Teuku Umar dalam mempertahankan kemerdekaan dan tanah air.

Puisi ini memulai dengan menggambarkan awal perang Aceh melawan Belanda pada tahun 1873, ketika Teuku Umar masih remaja. Meskipun masih muda, Teuku Umar digambarkan sebagai pejuang yang keras dan tidak mau tunduk kepada penjajah. Puisi ini menyebutkan bahwa Teuku Umar melumpuhkan terus serdadu penjajah, mengacu pada taktik perang yang digunakannya untuk memecah belah kekuatan musuh.

Teuku Umar digambarkan sebagai seorang pahlawan yang memiliki hati yang kuat dan semangat yang membara. Dia dijuluki Johan Pahlawan dan diibaratkan sebagai sosok yang berhati baja. Kemampuannya dalam perang dan keahliannya dalam berstrategi membuat musuh terus tersesat. Puisi ini menyoroti kemampuan dan keberanian Teuku Umar dalam mengusir penjajah Belanda dengan senjata tradisional Aceh seperti rencong dan sangkur.

Puisi ini juga mencatat peristiwa pada tanggal 11 Februari 1899 ketika Belanda mengepung Teuku Umar. Meskipun dihadapkan pada bahaya dan peluru Belanda yang melukai tubuhnya, Teuku Umar tetap tidak menyerah. Ia mengorbankan nyawanya sebagai pahlawan yang mempertahankan tanah air dan tumpah darah.

Secara keseluruhan, puisi "Teuku Umar" menggambarkan semangat perjuangan dan pengorbanan Teuku Umar dalam melawan penjajah Belanda. Puisi ini memuji kegigihan dan kepahlawanan Teuku Umar dalam mempertahankan Aceh dan memperjuangkan kemerdekaan. Sides Sudyarto D. S. berhasil mengabadikan perjuangan seorang pahlawan nasional dalam puisi ini, mengingatkan kita akan pentingnya menghormati dan menghargai perjuangan para pahlawan dalam menjaga dan mempertahankan bangsa.

Puisi: Teuku Umar
Puisi: Teuku Umar
Karya: Sides Sudyarto D. S.

Biodata Sides Sudyarto D. S.:
  • Sudiharto lahir di Tegal, Jawa Tengah, pada tanggal 14 Juli 1942.
  • Sudiharto meninggal dunia di Jakarta, pada tanggal 14 Oktober 2012.
  • Sudiharto menggunakan nama pena Sides Sudyarto D. S. (Sides = Seniman Desa. huruf D = nama ibu, yaitu Djaiyah. huruf S = nama ayah, yaitu Soedarno).
© Sepenuhnya. All rights reserved.