Puisi: Tuhanku (Karya Rayani Sriwidodo)

Puisi "Tuhanku" karya Rayani Sriwidodo menggambarkan bahwa dalam segala situasi, baik suka maupun duka, penyair merasa dekat dengan Tuhan dan ...
Tuhanku


Tuhanku
tiap trenyuh atau termangu
Kaulah kambing hitam - kambing putihku
di sela gua-gua buntu
Kau usapkan setangan ketabahan
tangis katarsis
dan tawa arif


Sumber: Horison (November, 1985)

Analisis Puisi:
Puisi "Tuhanku" karya Rayani Sriwidodo adalah karya yang pendek namun sarat makna. Puisi ini membawa pesan tentang hubungan seseorang dengan Tuhan dan bagaimana Tuhan dianggap sebagai teman setia dalam berbagai keadaan.

Hubungan dengan Tuhan: Puisi ini menciptakan gambaran tentang hubungan yang erat antara penyair dan Tuhan. Kata "Tuhanku" merujuk pada hubungan pribadi dan intim dengan entitas ilahi. Penyair tidak hanya melihat Tuhan sebagai kekuatan transcendental, tetapi juga sebagai teman dan pendamping.

Trenyuh dan Termangu: Puisi ini menyatakan bahwa "Tuhanku" ada dalam setiap momen yang trenyuh atau termangu dalam kehidupan penyair. Ini mengindikasikan bahwa Tuhan adalah sumber ketenangan, penghiburan, dan dukungan ketika penyair sedang merasa sedih, bingung, atau terpuruk.

Kambing Hitam - Kambing Putih: Metafora "Kaulah kambing hitam - kambing putihku" menggambarkan bahwa Tuhan adalah tempat untuk melepaskan berbagai emosi dan perasaan. Kambing hitam dalam budaya Barat sering digunakan untuk melambangkan sesuatu yang dipersalahkan atau dibebankan kepada seseorang. Sementara itu, kambing putih sering digunakan untuk melambangkan pembebasan atau pemurnian dari dosa. Dalam hal ini, Tuhan menerima semua perasaan dan beban penyair, baik yang negatif maupun yang positif.

Gua-Gua Buntu: Gua-gua buntu mewakili masa-masa kegelapan atau kebingungan dalam hidup. Tuhan dianggap sebagai cahaya yang membawa ketabahan dan petunjuk saat penyair merasa terjebak dalam situasi yang sulit.

Tangis Katarsis dan Tawa Arif: Puisi ini menyebutkan bahwa Tuhan mengusapkan "setangan ketabahan," yang menggambarkan peran Tuhan dalam membantu penyair melepaskan perasaan yang mendalam melalui tangis katartik. Di sisi lain, tawa arif mengindikasikan bahwa Tuhan juga menjadi sumber kebijaksanaan dan pengertian dalam kehidupan penyair.

Puisi "Tuhanku" adalah ungkapan pengabdian, keintiman, dan kepercayaan seseorang kepada Tuhan. Puisi ini menggambarkan bahwa dalam segala situasi, baik suka maupun duka, penyair merasa dekat dengan Tuhan dan mengandalkan-Nya sebagai sumber ketenangan dan pemahaman.

Rayani Sriwidodo
Puisi: Tuhanku
Karya: Rayani Sriwidodo

Biodata Rayani Sriwidodo:
  • Rayani Lubis lahir di Kotanopan, Tapanuli Selatan, pada tanggal 6 November 1946.
  • Rayani Lubis meniadakan marga di belakang nama setelah menikah dengan pelukis Sriwidodo pada tahun 1969 dan menambahkan nama suaminya di belakang namanya sehingga menjadi Rayani Sriwidodo.
© Sepenuhnya. All rights reserved.