Puisi: Di Balik Jendela (Karya Sutan Iwan Soekri Munaf)

Puisi "Di Balik Jendela" karya Sutan Iwan Soekri Munaf adalah karya sastra yang menggambarkan momen intim antara dua orang yang berdua di balik ....
Di Balik Jendela

Orang berdua di balik subuh mandi siraman cahya mentari pagi
Ketika jalanan masih lengang dan gigitan dingin mendera sumsum
Orang berdua menjala waktu
Sehabis rona merah sepinggir langit perak
kita habiskan sisa mabuk menembus kelam
Lepaskan keasingan diri dalam cengkraman sumbu bumi.
Hampa
Sehabis kata-kata lepas tanpa suara
Orang berdua duduk menunggu di balik jendela
Kita menatap waktu

Bandung, 1987

Analisis Puisi:
Puisi "Di Balik Jendela" karya Sutan Iwan Soekri Munaf adalah karya sastra yang menggambarkan momen intim antara dua orang yang berdua di balik jendela pada waktu subuh. Puisi ini mengeksplorasi perasaan dan pengalaman emosional mereka saat menjalani momen tersebut. Penyair menggunakan imaji dan bahasa yang kuat untuk menggambarkan suasana hati dan pikiran orang-orang tersebut, serta perasaan hampa dan kehampaan yang mereka rasakan.

Penggambaran Momen Subuh: Puisi ini membuka dengan penggambaran momen subuh, ketika jalanan masih lengang dan dingin pagi menembus tulang. Gambaran ini menciptakan suasana yang tenang dan mendalam, menyoroti momen kebersamaan yang penuh dengan ketenangan dan keromantisan.

Menjala Waktu: Penyair menggunakan metafora "menjala waktu" untuk menggambarkan bagaimana orang-orang tersebut menikmati dan mengisi waktu bersama dengan penuh kesadaran dan penghayatan. Mereka menangkap momen itu dengan sepenuh hati dan merasa terhubung satu sama lain.

Rona Merah Sebagai Simbol Kehangatan: Gambaran "rona merah sepinggir langit perak" mencerminkan kehangatan dan romantisme momen itu. Rona merah matahari terbit menambahkan nuansa romantis pada momen mereka yang indah.

Mabuk dan Kehampaan: Kata-kata "habiskan sisa mabuk menembus kelam" menunjukkan perasaan mabuk dan kebahagiaan yang mereka rasakan saat bersama-sama. Namun, setelah mabuk itu berlalu, mereka menghadapi perasaan kehampaan dan kekosongan, yang tercermin dalam kata "hampa."

Menatap Waktu: Pada akhir puisi, "Orang berdua duduk menunggu di balik jendela, kita menatap waktu." Menggambarkan bahwa meskipun momen tersebut berlalu, tetapi mereka tetap bersama dalam perasaan dan kenangan mereka.

Puisi "Di Balik Jendela" karya Sutan Iwan Soekri Munaf adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan momen intim dan romantis antara dua orang di pagi hari subuh. Puisi ini mengeksplorasi perasaan mereka, mulai dari momen kebahagiaan hingga perasaan kehampaan yang muncul setelah momen indah tersebut berlalu. Dengan penggunaan bahasa yang indah dan imaji yang kuat, puisi ini menciptakan suasana yang mendalam dan menghadirkan momen kebersamaan yang penuh makna bagi pembaca.

Puisi: Di Balik Jendela
Puisi: Di Balik Jendela
Karya: Sutan Iwan Soekri Munaf

Biodata Sutan Iwan Soekri Munaf:
  • Nama Sebenarnya adalah Drs. Sutan Roedy Irawan Syafrullah.
  • Sutan Iwan Soekri Munaf adalah nama pena.
  • Sutan Iwan Soekri Munaf lahir di Medan pada tanggal 4 Desember 1957.
  • Sutan Iwan Soekri Munaf meninggal dunia di Rumah Sakit Galaxy, Bekasi, Jawa Barat pada hari Selasa tanggal 24 April 2018.
© Sepenuhnya. All rights reserved.