Puisi: Mengetuk Pintu-Mu (Karya M. Poppy Hutagalung)

Puisi "Mengetuk Pintu-Mu" menciptakan gambaran tentang kehadiran Tuhan dan refleksi diri seseorang dalam menghadapi hidup dan kehidupan setelahnya.
Mengetuk Pintu-Mu


mengetuk pintu-Mu demi waktu yang kian pendek
adakah Engkau berdiri di sana
menungguku dengan persediaan sejumlah tanya?

mengetuk pintu-Mu demi waktu yang kian singkat
gemetar jari-jariku oleh takut dan waswas
sebab tak banyak yang kulakukan
untuk kebaikan
tapi Kau tahu, juga tak banyak yang kulakukan
untuk kejahatan
sebab tak ada keberanianku untuk melakukannya, selain
bohong kecil-kecilan, selain tipu kecil-kecilan

mengetuk pintu-Mu, mempersiapkan diri
untuk mengetuk pintu-Mu
beri penerangan yang lebih pada jalanku
agar aku tak kehilangan arah
untuk tiba di rumah-Mu, dan
mengetuk pintu-Mu

Sumber: Selendang Pelangi (2006)

Analisis Puisi:
Puisi "Mengetuk Pintu-Mu" menciptakan gambaran tentang kehadiran Tuhan dan refleksi diri seseorang dalam menghadapi hidup dan kehidupan setelahnya. Melalui metafora mengetuk pintu Tuhan, M. Poppy Hutagalung menggambarkan perjalanan spiritual dan ketidakpastian di dalamnya.

Panggilan Menuju Tuhan: Dalam membuka puisi dengan frasa "mengetuk pintu-Mu," penyair memberikan gambaran tentang panggilan spiritual. Mengetuk pintu Tuhan diartikan sebagai upaya untuk mendekati keberadaan Ilahi dan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan hidup.

Waktu yang Kian Pendek: Frasa "demi waktu yang kian pendek" menciptakan urgensi dan kesadaran akan keterbatasan waktu hidup. Puisi mengajak pembaca untuk mempertimbangkan urgensi mencari makna hidup dan hubungan dengan Tuhan dalam waktu yang terbatas.

Ketidakberanian dan Kebenaran: Penyair mengakui keterbatasan dan kelemahan diri dengan menyatakan bahwa tidak banyak yang dilakukannya untuk kebaikan atau kejahatan. Pengakuan ini mencerminkan kejujuran dalam mengevaluasi perbuatan dan niat diri sendiri.

Persiapan Menuju Kehadiran Tuhan: Puisi menciptakan suasana persiapan sebelum "mengetuk pintu Tuhan." Hal ini dapat diartikan sebagai persiapan spiritual dan introspeksi diri sebelum menghadapi kehadiran Ilahi.

Pencahayaan pada Jalanku: Permohonan untuk mendapatkan "penerangan yang lebih pada jalanku" menunjukkan kebutuhan akan petunjuk dan pengetahuan dalam perjalanan hidup. Permohonan ini menciptakan citra spiritualitas yang memandu dan memberikan arah.

Ketidakpastian dan Keberanian: Puisi menciptakan ketidakpastian tentang apa yang akan dihadapi setelah mengetuk pintu Tuhan. Meskipun demikian, dengan mengungkapkan keberanian untuk mengetuk, penyair mengeksplorasi tema kepercayaan dan keterbukaan terhadap kemungkinan.

Puisi "Mengetuk Pintu-Mu" adalah ungkapan keinginan untuk mendekati keberadaan Tuhan dan refleksi diri dalam menghadapi takdir setelah hidup. Melalui kejujuran diri dan permohonan bimbingan, Poppy Hutagalung menciptakan karya yang memotivasi untuk merenungkan makna hidup dan keterhubungan dengan Yang Ilahi.

Puisi: Mengetuk Pintu-Mu
Puisi: Mengetuk Pintu-Mu
Karya: M. Poppy Hutagalung

Biodata M. Poppy Hutagalung:
  • M. Poppy Hutagalung lahir di Jakarta pada tanggal 10 Oktober 1941.
  • M. Poppy Hutagalung, setelah menikah dengan penyair A.D. Donggo (pada tahun 1967), namanya menjadi M. Poppy Donggo.
  • M. Poppy Hutagalung merupakan salah satu penyair Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.