Pohon Jiwa
Tiada hanya siang, malam inipun daun-daun
Tasbihku berguguran, ngelumpruk berserakan
Di pertamanan. Kota makin ramai, para kelelahan
Para ngerumpi, dan para pemadu kasmaran
Melempar-lemparkan daun sembari menghayati kisah
Petualangan. Akarpun makin berjuluran
Menyerupai beringin purba yang dituahkan
Dan tak mampu kulerai ranting-ranting sejarahku
Bertumbukan. Di sini, di kota yang gerah dan
Bising ini, hanya burung-burung nuri
Yang setia menghiasi jiwa
Merekalah yang memilihkan
Hanya daun-daun layu yang kering
Yang mesti ditinggalkan