Puisi: Prosa Cinta (Karya Soni Farid Maulana)

Puisi "Prosa Cinta" karya Soni Farid Maulana mengajak pembaca untuk merenungkan perjalanan kehidupan, keindahan alam yang terus berubah, serta ...
Prosa Cinta (1)
– Nina Dianawati


Aku mendengarkan percakapan burung-burung
Di dahan hatimu. Embun yang bening dalam sebuah pagi
Mengabarkan dunia yang tak ada padaku
Setelah kerling matamu menyungkup langit jiwaku. Ah, matahari
Yang berkobar. Waktu yang melenggang lewat. Senja yang padat
Oleh guguran daun. Malam. Bintang-bintang. Suara-suara alam
Mengalir dalam keheningan semestaku. Mengaji kehadiranmu.
Setiap saat menyanyikan gairah kehidupan.
Tapi pada hening mata ular, cintaku. Kenangan menjulang!


1984

Sumber: Para Penziarah (1987)

Prosa Cinta (2)


Pada zaman itu
Malaikat segar sehat membimbing
Kelahiranku ke bumi dengan nyanyiannya
Yang merdu. Udara masih cerlang
Sebening embun pagi. Belum sekotor pendengaran
Yang kini merekam sumpah serapah, kutuk
Dan nestapa dalam pertikaian. Dan math belum
Luka dirajam runcingan kawat baja bangunan bertingkat
Yang menggusur lahan si miskin. Waktu itu betapa leluasa
Burung-burung berdzikir pagi dan petang.

Kini setelah kepedihan kambing,
Kerbau dan kelinci kehilangan rumput,
Setelah cengkrik kehilangan damai yang bila
Malam tiba dijemput bintang-bintang
Dengan rakaat dan tadarus yang cempaka:
Jiwaku adalah mayat dicabik anjing liar
Bagai pasar dibakar, bagai kampung yang hangus,
Bagai kau yang mati dihempas gelombang aids.

Apa yang terjadi, apa yang tengah terjadi?
Celurit yang bergoyang di ujung subuh menebas
Leher moral; organ kehidupan. Kini aku
Renungkan benar tahun kemarin yang bersemi
Dalam ingatan. Waktu itu tegur sapa
Bertakhta di hati. Kemiskinan tak mengucap
Pisau tak mengucap darah. Angin lembut
Mengalir bagai tatap matamu. Ya


1984-1996

Sumber: Kita Lahir Sebagai Dongengan (2000)

Analisis Puisi:
Puisi "Prosa Cinta" karya Soni Farid Maulana menghadirkan dua bagian yang memadukan keindahan alam dengan makna cinta. Puisi ini menciptakan suasana yang kaya akan imaji dan meresapi perubahan zaman.

Imaji Alam dan Keindahan Pagi: Pada bagian pertama, penyair membuka puisi dengan gambaran alam yang indah. Percakapan burung-burung di dahan hati menciptakan suasana damai dan tenang. Embun pagi menjadi simbol kebersihan dan kepolosan. Namun, terdapat nuansa kesepian dan kehilangan, terlihat dari "dunia yang tak ada padaku" dan "kerling matamu menyungkup langit jiwaku."

Simbolisme Matahari dan Waktu: Penyair menggunakan gambaran matahari yang berkobar dan waktu yang melenggang lewat sebagai simbol perjalanan kehidupan. Senja yang padat oleh guguran daun menciptakan citra keindahan yang sementara. Ada kegelapan dan keheningan malam, namun suara-suara alam tetap mengalir, menggambarkan kehadiran cinta yang abadi.

Hening Mata ular dan Kenangan: Pada akhir bagian pertama, terdapat kontras antara kehidupan yang penuh suara dan keheningan mata ular. Kata-kata ini mungkin mencerminkan ketegangan dalam hubungan cinta atau masa-masa sulit. Kenangan yang menjulang menunjukkan bahwa cinta juga dapat diwarnai oleh kesedihan dan kehilangan.

Malaikat dan Zaman: Bagian kedua membawa kita ke masa kelahiran penyair. Malaikat yang membimbing kelahiran diwakili sebagai kebaikan dan ketulusan pada zaman yang lebih cerah. Namun, perbandingan dengan zaman sekarang menggambarkan kemerosotan moral dan kondisi sosial yang lebih buruk.

Kritik Sosial: Penyair secara terang-terangan mengkritik kondisi sosial saat ini. Dari kerbau hingga kelinci kehilangan rumput, cengkrik kehilangan damai, semua menjadi simbol kehancuran lingkungan dan perdamaian. Ada pula referensi terhadap penyakit AIDS, menyoroti masalah kesehatan yang mendalam dan serius.

Perbandingan Zaman: Perbandingan antara zaman dahulu dan sekarang menyoroti perubahan drastis dalam moralitas dan kehidupan sosial. Hal ini menciptakan perasaan kehilangan akan keaslian dan kepolosan zaman dulu, terutama dalam konteks kehidupan sehari-hari dan hubungan antarmanusia.

Puisi "Prosa Cinta" karya Soni Farid Maulana adalah karya yang kaya akan imaji alam, simbolisme, dan kritik sosial. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan perjalanan kehidupan, keindahan alam yang terus berubah, serta kompleksitas cinta dan kemanusiaan dalam konteks zaman yang terus berubah.

Soni Farid Maulana
Puisi: Prosa Cinta
Karya: Soni Farid Maulana

Biodata Soni Farid Maulana:
  • Soni Farid Maulana lahir pada tanggal 19 Februari 1962 di Tasikmalaya, Jawa Barat.
  • Soni Farid Maulana meninggal dunia pada tanggal 27 November 2022 (pada usia 60 tahun) di Ciamis, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.