Puisi: Requiem Bunga (Karya Bambang Set)

Puisi "Requiem Bunga" karya Bambang Set penuh dengan pengamatan dan pemikiran tentang kehidupan dan benda-benda di sekitar kita.
Requiem Bunga (4)


berapa kali bertamu
tak pernah ketemu
hanya sering kudapati
paviliun lepas kunci
dimana puntung rokok menyampah
asbak sesak tampung desah
cuma jadi ladang bagi semut-semut
berseraknya biji rambutan
ini barangkali yang kau sebut headline
bagi kaum pinggiran
aku pun tertawa lepas
membentur tembok penuh kelupas
mengusik cicak yang akan menjilat
1/4 cangkir kopi basi yang tersisa
dan masya Allah
vas kado ulang tahun perkawinan
menumpuk dahak kental pada kelopak bunga
siapa tega membusukkan cinta
sungguh, rumah ini seperti tak berjendela
tak bisa melihat dunia luar
bukankah bunga tak hanya mawar
mawar tak harus cepat memekar
kau memang  kurang diplomatis
panik dalam menyiasati melencengnya garis
persis ketika melukis
padahal di jagad raya
matahari beda terlihat dari planet lain
beranikah kalau logika menjamin?


Purwokerto, 1997

Sumber: Horison (Mei, 2000)

Analisis Puisi:
Puisi "Requiem Bunga" karya Bambang Set adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan pengamatan dan pemikiran tentang kehidupan dan benda-benda di sekitar kita. Puisi ini menciptakan gambaran yang kuat tentang keadaan rumah, benda-benda, dan makna yang tersembunyi di baliknya.

Gambaran Keadaan Rumah: Puisi ini dimulai dengan penggambaran keadaan rumah yang tak pernah bertemu dengan pengunjung, paviliun yang terkunci, dan paviliun tersebut penuh dengan sampah rokok dan asbak yang penuh desah. Gambaran ini menciptakan suasana yang agak suram dan menunjukkan bagaimana benda-benda sehari-hari dapat menjadi lambang dari kekosongan dan kesepian.

Kontras dan Ironi: Puisi ini mengandung kontras dan ironi yang kuat. Sebagai contoh, paviliun yang seharusnya mewah dan eksklusif, ternyata hanya menjadi tempat sampah dan keramaian semut. Ini menciptakan perbandingan antara ekspektasi dan kenyataan, menggambarkan bagaimana sesuatu yang mulanya bernilai tinggi bisa berubah menjadi tak berharga.

Bunga sebagai Simbolisme: Bunga mewakili simbolisme dalam puisi ini. Puisi menggambarkan sebuah vas bunga dengan kelopak yang telah dipenuhi oleh dahak kental. Ini bisa diartikan sebagai perwujudan dari hubungan atau cinta yang awalnya indah dan murni (kelopak bunga) namun kemudian tercemar oleh hal-hal negatif (dahak). Penggunaan simbolisme ini memberikan kedalaman dan makna tambahan pada puisi.

Refleksi dan Pemikiran: Puisi ini menciptakan suasana refleksi dan pemikiran tentang hubungan, kehidupan, dan pandangan tentang dunia. Penyair mengajukan pertanyaan tentang arti keindahan bunga, tentang ketidakdiplomatisan, dan tentang kemampuan kita untuk melihat dunia dengan cara yang berbeda. Puisi ini memaksa pembaca untuk merenungkan tentang makna-makna yang mungkin tersembunyi di balik hal-hal sehari-hari.

Bahasa dan Imaji: Puisi ini menggunakan bahasa yang sederhana namun efektif dalam menggambarkan gambaran-gambaran yang kuat. Penggunaan gambaran seperti "melencengnya garis" dan "matahari beda terlihat dari planet lain" memberikan citra yang kaya dan mengundang pembaca untuk membayangkan situasi yang digambarkan.

Puisi "Requiem Bunga" karya Bambang Set adalah sebuah puisi yang mengundang pembaca untuk merenung dan memikirkan makna yang lebih dalam di balik benda-benda sehari-hari. Dengan bahasa yang efektif dan gambaran yang kuat, puisi ini berhasil menciptakan suasana yang kompleks dan reflektif tentang kehidupan dan dunia di sekitar kita.

Puisi: Requiem Bunga
Puisi: Requiem Bunga
Karya: Bambang Set

Biodata Bambang Set:
  • Bambang Set (lengkapnya Bambang Setiana) lahir di Purwokerto, pada tanggal 21 Juli 1952.
  • Bambang Set meninggal dunia di Purwokerto, pada tanggal 18 Desember 2012.
© Sepenuhnya. All rights reserved.