Puisi: Suara Lepaskan Aba (Karya Bambang Set)

Puisi "Suara Lepaskan Aba" karya Bambang Set penuh dengan gambaran alam, emosi, dan pengalaman manusia. Puisi ini menghadirkan perpaduan antara .....
Suara Lepaskan Aba


Kedalaman bukan hanya samudera
tapi ada juga di dada luka
ribuan nganga mulut srigala
terbantai di altar purnama

Pedih mata bergelombang
memandang hidup timbul tenggelam
bintang waluku di tengah malam

Sebut namamu, panggil cintaku
sesudah terpekur mendengar debur
pantai terakhir tempat berkubur

Dikerumuni duka penjuru dunia
semua tergambar dari sejarah tua
menangis di antara huruf-hurufnya
terkapar disela kalimat-kalimatnya
melolomi suara lepaskan aba-aba

Purwokerto, 1997

Analisis Puisi:
Puisi "Suara Lepaskan Aba" karya Bambang Set adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan gambaran alam, emosi, dan pengalaman manusia. Puisi ini menghadirkan perpaduan antara keindahan alam dengan pemikiran-pemikiran yang dalam tentang kehidupan dan emosi manusia.

Gambaran Alam dan Kedalaman Emosi: Puisi ini memulai dengan gambaran alam yang luas, diwakili oleh samudera, tetapi kemudian beralih ke dalam diri manusia dengan menyebutkan "dada luka". Hal ini menciptakan kontras antara kebesaran alam dan kerentanannya manusia. Gambaran mata bergelombang mencerminkan kepedihan dalam melihat perjalanan hidup yang penuh dengan pasang-surut.

Keindahan dan Kegelapan: Puisi ini menciptakan kontras antara keindahan dan kegelapan. Pemandangan bintang "waluku di tengah malam" memberikan gambaran keindahan malam yang tenang. Namun, keindahan ini juga kontras dengan "dada luka" dan "pedih mata bergelombang", yang menghadirkan nuansa kegelapan dan penderitaan.

Nama dan Cinta: Puisi ini menggambarkan panggilan nama dan cinta sebagai elemen penting dalam pengalaman manusia. Sebutan nama dan panggilan cinta adalah tindakan intim yang menghubungkan individu satu sama lain. Puisi ini mengungkapkan bahwa dalam kepedihan dan kematian, panggilan nama dan cinta masih memainkan peran penting.

Duka dan Sejarah: Puisi ini juga mencerminkan duka dan penderitaan yang tersebar di seluruh dunia. Referensi terhadap "duka penjuru dunia" dan "sejarah tua" mengisyaratkan bahwa penderitaan adalah pengalaman yang universal dan telah terjadi sepanjang masa. Dalam konteks ini, puisi menghubungkan pengalaman individu dengan pengalaman manusia secara keseluruhan.

Suara dan Aba-Aba: Judul puisi ini, "Suara Lepaskan Aba", menciptakan sebuah pertanyaan yang mengundang pembaca untuk menjelajahi makna dalam puisi. Suara dalam puisi ini dapat menggambarkan suara alam, suara emosi manusia, atau bahkan suara panggilan cinta. "Lepaskan aba-aba" mungkin mengacu pada pembebasan, pembebasan dari penderitaan atau beban emosional.

Bahasa dan Irama: Puisi ini menggunakan bahasa yang sederhana namun penuh dengan makna. Penggunaan imaji-imaji seperti "nganga mulut srigala", "deburi pantai terakhir tempat berkubur", dan "kalimat-kalimatnya" memberikan kesan visual dan mendalam pada pembaca. Ritme puisi ini juga memberikan pengaruh dalam menggambarkan aliran perasaan dan gambaran yang disampaikan.

Puisi "Suara Lepaskan Aba" adalah sebuah puisi yang menggabungkan keindahan alam dengan kedalaman emosi manusia. Puisi ini menggambarkan kontras antara keindahan dan kegelapan, serta menghubungkan pengalaman individu dengan pengalaman manusia secara keseluruhan. Melalui penggunaan bahasa yang mendalam dan makna yang kaya, puisi ini menciptakan pengalaman membaca yang merenungkan dan mendalam bagi pembaca.

Puisi: Suara Lepaskan Aba
Puisi: Suara Lepaskan Aba
Karya: Bambang Set

Biodata Bambang Set:
    • Bambang Set (lengkapnya Bambang Setiana) lahir di Purwokerto, pada tanggal 21 Juli 1952.
    • Bambang Set meninggal dunia di Purwokerto, pada tanggal 18 Desember 2012.
    © Sepenuhnya. All rights reserved.