Puisi: Di Tingkat Empat (Karya Wiji Thukul)

Puisi "Di Tingkat Empat" karya Wiji Thukul membahas perasaan individu yang merasa terpisah dan teralienasi dari masyarakat atau lingkungannya.
Di Tingkat Empat


di tingkat empat
kotaku di bawah itu
kelap kelip beribu

di tingkat empat
kulihat diriku melayang
di bawah orang-orang ribut
mencibirkan bibir melihat melihat kepalaku pecah
dan wajahku dan jiwaku yang pengecut

dari tingkat empat
kalau aku melompat
diriku rata oleh aspal dan lalu lintas
tapi akankah bertemu
atau tetap gelisah mencari

di tingkat empat
kuseret diriku kuajak pergi
sebelum lamp-lampu di bawah
merayuku lebih jauh.

Sumber: Aku Ingin Jadi Peluru (2000)

Analisis Puisi:
Puisi "Di Tingkat Empat" karya Wiji Thukul membahas perasaan individu yang merasa terpisah dan teralienasi dari masyarakat atau lingkungannya. Puisi ini mengekspresikan perasaan kesepian, ketidaknyamanan, dan ketidakpuasan seseorang terhadap kehidupan yang dia jalani.

Pergeseran Posisi Sosial: Puisi ini menggambarkan perasaan seseorang yang berada di "tingkat empat," yang mungkin merujuk pada posisinya dalam masyarakat atau kehidupan. Meskipun dia berada di tempat yang tinggi secara fisik, dia merasa terisolasi dan terpisah dari orang-orang di bawahnya. Ini bisa mencerminkan pergeseran sosial atau perubahan dalam kehidupannya yang membuatnya merasa berbeda.

Kesepian dan Alienasi: Ketika penulis melihat ke bawah, dia melihat orang-orang yang "ribut" dan mencibirnya, yang menggambarkan perasaan kesepian dan ketidaknyamanannya. Dia merasa dihakimi dan dijauhi oleh lingkungannya, dan ini menciptakan perasaan alienasi.

Pencarian Identitas dan Kebingungan: Penulis merenungkan kemungkinan melompat dari "tingkat empat," yang dapat diartikan sebagai upaya untuk mencari jati diri atau solusi atas perasaan kebingungan dan alienasi. Namun, dia juga bertanya-tanya apakah akan bertemu dengan sesuatu yang lebih baik atau tetap dalam kegelisahan.

Metafora Lampu-Lampu: Penggunaan lampu-lampu di bawahnya sebagai metafora menarik. Lampu-lampu ini mungkin mencerminkan kehidupan orang-orang di bawahnya yang terus bergerak dan beraktivitas, sementara dia merasa terjebak dalam kesendirian dan pertanyaan-pertanyaan pribadi.

Puisi "Di Tingkat Empat" menggambarkan perasaan kesepian, alienasi, dan ketidakpuasan seseorang terhadap kehidupannya. Ini adalah puisi introspektif yang menggambarkan perasaan individu yang merenungkan posisinya dalam masyarakat dan mencari jalan keluar dari perasaan terisolasi.

Puisi: Di Tingkat Empat
Puisi: Di Tingkat Empat
Karya: Wiji Thukul

Biodata Wiji Thukul:
  • Wiji Thukul lahir di Solo, Jawa Tengah, pada tanggal 26 Agustus 1963.
  • Nama asli Wiji Thukul adalah Wiji Widodo.
  • Wiji Thukul menghilang sejak tahun 1998 dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya (dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer).
© Sepenuhnya. All rights reserved.