Puisi: Juruh (Karya Wiji Thukul)

Puisi "Juruh" karya Wiji Thukul mengajak pembaca merenungkan eksistensi manusia dan hubungannya dengan masa lalu, waktu, dan pengalaman pribadi.
Juruh


rahasia apa di tabir waktu
dalam seperti sumur rasa yang dipendam
simpan ragam suara dan kepiluan
gema gamang dan kemesraan hilang

rahasia apa di tabir angan
pandang lantai di kabut pagi
daun-daun pohon berair embun
aku ingat salju dan ingat jepang
ingat kuli dan hening biru
siapa terdalam dalam angan?

siapa dalam sunyi
siapa menetes dalam sunyi
seperti bergurau
pasukan belum berhenti perang
siang malam mencari batas di dalamnya
siapa sembunyi dalam sejarahku?


Sumber: Aku Ingin Jadi Peluru (2000)

Analisis Puisi:
Puisi "Juruh" karya Wiji Thukul adalah sebuah penggambaran puisi yang merenungkan tentang rahasia, waktu, dan sejarah. Dalam puisi ini, penyair menciptakan suasana misterius dan reflektif yang meminta pembaca untuk merenungkan makna yang lebih dalam dari kata-kata yang digunakan.

Rahasia dalam Waktu: Puisi ini dimulai dengan pertanyaan "rahasia apa di tabir waktu," menciptakan kesan bahwa waktu adalah suatu misteri yang menyimpan banyak rahasia. Penyair merenungkan bagaimana waktu bisa menjadi semacam "sumur rasa" yang menyimpan perasaan, suara, dan kepiluan dalam dirinya. Ini merujuk pada kompleksitas manusia yang terpendam dalam pengalaman waktu.

Tabir Angan dan Kenangan: Penyair juga mempertanyakan "rahasia apa di tabir angan," menunjukkan bahwa kenangan dan impian juga memiliki elemen rahasia yang tersembunyi. "Pandang lantai di kabut pagi" adalah gambaran yang menarik perhatian terhadap pemikiran penyair tentang kenangan dan refleksi. Kemudian, ia merujuk pada berbagai elemen, seperti embun di daun-daun pohon, salju, Jepang, kuli, dan hening biru, yang mungkin menjadi bagian dari kenangan dan pengalaman hidupnya.

Pertanyaan Identitas: Pertanyaan "siapa terdalam dalam angan?" dan "siapa dalam sunyi?" menciptakan suasana pertanyaan identitas yang mendalam. Penyair merenungkan tentang bagaimana seseorang mungkin "sembunyi dalam sejarahku" dan bagaimana pengalaman dan tindakan masa lalu mungkin memengaruhi identitas individu.

Kedalaman Dalam Sejarah: Penyair menekankan pada konsep sejarah dengan menanyakan siapa yang "menetes dalam sunyi seperti bergurau" dan bahwa "pasukan belum berhenti perang." Ini menggambarkan bahwa sejarah adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia, dan kadang-kadang, perang dan konflik masih berlanjut di dalamnya. Hal ini mengingatkan pembaca untuk tidak melupakan sejarah dan pengalaman masa lalu yang membentuk dunia kita saat ini.

Puisi "Juruh" karya Wiji Thukul adalah sebuah karya yang merenungkan tentang rahasia dalam waktu, kenangan, dan sejarah. Penyair menggunakan bahasa yang mendalam dan gambaran-gambaran misterius untuk mengajak pembaca merenungkan eksistensi manusia dan hubungannya dengan masa lalu, waktu, dan pengalaman pribadi. Ini adalah sebuah puisi yang mengundang pembaca untuk merenungkan tentang rahasia dalam kehidupan dan sejarah.

Puisi: Juruh
Puisi: Juruh
Karya: Wiji Thukul

Biodata Wiji Thukul:
  • Wiji Thukul lahir di Solo, Jawa Tengah, pada tanggal 26 Agustus 1963.
  • Nama asli Wiji Thukul adalah Wiji Widodo.
  • Wiji Thukul menghilang sejak tahun 1998 dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya (dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer).
© Sepenuhnya. All rights reserved.