Puisi: Surat (Karya Wiji Thukul)

Puisi "Surat" karya Wiji Thukul mengajak pembaca untuk merenungkan arti hidup, pertumbuhan pribadi, dan perjalanan menuju pemahaman diri yang ....
Surat


ye,
satu titik bagi situ

perasaanku seperti membawa gitar
tanpa satu lagu pun aku bisa
ini nyanyian di dalam

aku di pojokan dalam bingkai sebuah lukisan
awan besar. sepi terbang melewati
kebun pohon pisang samar-samar
ditetesi bintang kuning

jalan ini lain dari biasanya batu besarnya
batu besar-besarnya di telapakku
akasia yang rimbun, rimbun sekali
semua telah berubah ya
mengapa baru dikenal sekarang
justru ketika sendiri ingin berdua

ye,
aku sudah besar bahkan dewasa
menjelang dua puluh satu
sudah tumbuh kumis dan
hasrat sex

aku tak mengerti sebabnya harus peduli
untuk gamelan pengantin di pesta tadi
apa hanya hasrat kelamin

larut malam
semua dikelupas
di
bawah
langit
ye, sendiri?


Sumber: Aku Ingin Jadi Peluru (2000)

Analisis Puisi:
Puisi "Surat" karya Wiji Thukul adalah sebuah karya sastra yang menciptakan suasana introspeksi dan refleksi diri. Puisi ini menyentuh tema tentang eksistensialisme, pertumbuhan pribadi, dan perubahan dalam hidup seseorang.

Eksistensialisme dan Pencarian Identitas: Puisi "Surat" menggambarkan perasaan seorang individu yang merasa terjebak dalam kebingungan tentang identitas dan makna hidupnya. Penyair merasa seperti membawa gitar tanpa satu lagu pun, mencerminkan perasaan hampa dan ketidakpastian tentang eksistensinya. Puisi ini mencerminkan tema eksistensialisme, yang sering kali mencoba menjawab pertanyaan tentang tujuan dan identitas manusia dalam dunia yang kompleks.

Gambaran Alam dan Perubahan Hidup: Puisi ini menggunakan gambaran alam dan lingkungan sekitar untuk menggambarkan perubahan dalam hidup penyair. Awan besar, kebun pisang, batu besar, dan akasia yang rimbun adalah elemen-elemen yang menggambarkan transformasi dan pertumbuhan. Mereka menciptakan suasana introspeksi dan merenungkan kehidupan yang berubah seiring waktu.

Pertumbuhan Menuju Dewasa: Penyair menggambarkan dirinya dalam puisi sebagai seseorang yang sudah tumbuh menjadi dewasa. Kendati fisiknya telah berubah, ia masih mencari pemahaman yang lebih dalam tentang dirinya sendiri. Ini mencerminkan perjalanan menuju kedewasaan yang sering kali diisi dengan pertanyaan tentang makna dan tujuan dalam hidup.

Pertanyaan tentang Kehidupan dan Keinginan: Puisi ini mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul tentang kehidupan dan hasrat. Penyair merenungkan apakah keinginan manusia hanyalah tentang hasrat seksual atau apakah ada aspek-aspek yang lebih mendalam dalam kehidupan yang harus dipahami.

Kesepian dan Perjalanan Pribadi: Puisi ini menciptakan rasa kesepian dan perjalanan pribadi. Penyair merasa sendiri di bawah langit yang luas, mencerminkan perasaan eksistensialisme dan pencerahan pribadi yang sering kali dialami dalam perjalanan hidup seseorang.

Puisi "Surat" karya Wiji Thukul adalah sebuah karya yang menggambarkan pertumbuhan dan perubahan dalam hidup seorang individu. Melalui gambaran alam dan pertanyaan-pertanyaan eksistensial, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti hidup, pertumbuhan pribadi, dan perjalanan menuju pemahaman diri yang lebih dalam.

Puisi: Surat
Puisi: Surat
Karya: Wiji Thukul

Biodata Wiji Thukul:
  • Wiji Thukul lahir di Solo, Jawa Tengah, pada tanggal 26 Agustus 1963.
  • Nama asli Wiji Thukul adalah Wiji Widodo.
  • Wiji Thukul menghilang sejak tahun 1998 dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya (dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer).
© Sepenuhnya. All rights reserved.