Puisi: Arang (Karya Ikranagara)

Puisi "Arang" karya Ikranagara adalah sebuah karya yang mengandung makna mendalam tentang kesunyian dan kehampaan dalam kehidupan manusia. Puisi ....
Arang


Tak sepatah kata diucapkannya
hidup apa yang dijalani arang
sehitam itu setibanya di kota
habis terperas segala
kering kerontang

Tak sepatah kata diucapkannya
lidah kelu mulut terkatup rapat
tatap keras kaku siapa dijumpa

Tak sepatah kata diucapkannya
hati membara tanpa doa apapun
arang diam-diam menyiapkan api
direncanakannya kebakaran kota

1990

Analisis Puisi:
Puisi "Arang" karya Ikranagara adalah sebuah karya yang mengandung makna mendalam tentang kesunyian dan kehampaan dalam kehidupan manusia. Puisi ini menggambarkan gambaran arang yang hitam dan tanpa suara sebagai simbol dari kehampaan, ketidakberdayaan, dan kekosongan yang dialami oleh tokoh dalam puisi ini.

Simbolisme Arang: Arang dalam puisi ini menjadi simbol dari kehidupan yang tanpa arti dan kehadiran yang hampa. Arang adalah sisa dari sesuatu yang pernah terbakar, dan dalam konteks puisi ini, ia melambangkan sesuatu yang telah mati atau tak berguna. Ketika puisi mengatakan "hidup apa yang dijalani arang," hal ini menunjukkan bahwa tokoh dalam puisi merasa seperti arang, yaitu tidak hidup dan tidak memiliki arti dalam kehidupan.

Kehampaan dan Kesunyian: Pada beberapa baris dalam puisi, ditekankan bahwa arang tidak menyampaikan sepatah kata pun, lidahnya terkatup rapat, dan tatapannya keras dan kaku. Hal ini mencerminkan perasaan kesunyian, ketidakmampuan berbicara, dan kehampaan yang dialami oleh tokoh dalam puisi. Puisi ini menyiratkan bahwa dalam kehidupannya, tokoh merasa sepi dan kesepian, tanpa ada hubungan atau interaksi yang berarti dengan orang lain.

Ketidakberdayaan dan Kehancuran: Pada akhir puisi, disebutkan bahwa arang diam-diam menyiapkan api untuk kebakaran kota. Hal ini dapat diartikan sebagai simbol ketidakberdayaan tokoh dalam mencari makna atau peran dalam kehidupannya. Dia merasa tidak memiliki kekuatan atau pengaruh, dan seolah-olah menyiapkan kehancuran dan bencana bagi dirinya sendiri dan sekitarnya.

Gaya Bahasa dan Penggunaan Metafora: Puisi "Arang" menggunakan gaya bahasa yang simpel namun kuat untuk menyampaikan pesan yang mendalam. Penggunaan metafora arang sebagai simbol kehampaan dan kesunyian memberikan makna tambahan dan kekayaan pada puisi ini. Penulis menggunakan bahasa yang singkat dan lugas, tetapi mampu menyentuh perasaan dan membawa pembaca pada refleksi tentang makna hidup.

Puisi "Arang" karya Ikranagara adalah sebuah karya sastra yang menyampaikan pesan tentang kesunyian, kehampaan, dan ketidakberdayaan dalam kehidupan manusia. Melalui simbolisme arang, puisi ini menyoroti perasaan kekosongan dan ketidakberartian dalam hidup yang dirasakan oleh tokoh dalam puisi. Dengan gaya bahasa yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti dan tujuan dari kehidupan manusia yang kadang-kadang dapat terasa hampa dan tanpa arti.

Puisi: Arang
Puisi: Arang
Karya: Ikranagara

Biodata Ikranagara
  • Ikranagara lahir pada tanggal 19 September 1943 di Loloan Barat, Jembrana, Bali.
© Sepenuhnya. All rights reserved.