Puisi: Stasiun Bis Cibadak (Karya Rahman Arge)

Puisi "Stasiun Bis Cibadak" karya Rahman Arge adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan pertemuan singkat di stasiun bis Cibadak dan membawa ....
Stasiun Bis Cibadak


penunjuk jalan masuk
lepas kita di pintu sana
singkat sekali pertemuan ini.

perlukah kita ke sana
hutan-hutan Afrika
menjinakkan badak
dan menghindar dari
seribu
stasiun?


1972

Sumber: Horison (Mei, 1974)

Analisis Puisi:
Puisi "Stasiun Bis Cibadak" karya Rahman Arge menggambarkan sebuah pertemuan singkat di stasiun bis Cibadak. Dalam analisis ini, kita akan membahas tema, nada, perasaan, amanat, diksi, imaji, kata konkret, rima, dan tipografi yang terkandung dalam puisi ini.

Tema: Tema utama dalam puisi ini adalah pertemuan singkat di stasiun bis Cibadak. Meskipun pertemuan ini terjadi sebentar, namun menghadirkan pertanyaan tentang perlunya perjalanan jauh menuju hutan-hutan Afrika untuk menaklukkan badak dan menghindari ratusan stasiun lainnya.

Nada: Nada dalam puisi ini terasa misterius dan penuh tanya. Penyair menciptakan suasana yang penuh misteri dengan menyebutkan hutan-hutan Afrika dan badak yang perlu dijinakkan.

Perasaan: Perasaan dalam puisi ini terasa penuh pertanyaan dan rasa ingin tahu. Pertemuan singkat di stasiun bis Cibadak menggugah rasa ingin tahu tentang perjalanan yang akan dilakukan menuju hutan-hutan Afrika.

Amanat: Amanat yang ingin disampaikan dalam puisi ini adalah tentang pentingnya menjalani perjalanan yang mungkin penuh tantangan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Puisi ini juga menggambarkan bahwa setiap pertemuan singkat bisa memiliki makna mendalam.

Diksi dan Imaji: Diksi yang digunakan dalam puisi ini sederhana dan menciptakan gambaran yang jelas tentang pertemuan di stasiun bis Cibadak dan perjalanan ke hutan-hutan Afrika. Imaji tentang hutan-hutan Afrika yang misterius dan badak yang menakutkan memberikan nuansa petualangan yang menarik.

Kata Konkret: Penggunaan kata-kata konkret seperti "stasiun bis Cibadak," "hutan-hutan Afrika," dan "badak" membantu menciptakan gambaran yang jelas dalam pikiran pembaca. Meskipun singkat, namun keindahan bahasa yang sederhana dan efektif tetap mampu menggugah perasaan pembaca.

Rima: Puisi ini tidak mengikuti pola rima yang konsisten, namun memiliki ritma yang mengalir dengan baik.

Tipografi: Tipografi dalam puisi ini sederhana dan rapi, memberikan penekanan pada kata-kata penting dalam setiap bait.

Puisi "Stasiun Bis Cibadak" karya Rahman Arge adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan pertemuan singkat di stasiun bis Cibadak dan membawa pembaca pada perenungan tentang perjalanan menuju hutan-hutan Afrika.

Dengan menggunakan diksi yang sederhana dan imaji yang misterius, puisi ini menciptakan suasana penuh tanya dan rasa ingin tahu. Nada misterius dan perasaan ingin tahu memperkuat makna puisi ini, dan penggunaan kata-kata konkret memberikan gambaran yang jelas dalam pikiran pembaca.

Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang arti dari pertemuan singkat dan perlunya menjalani perjalanan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Meskipun tidak menggunakan majas, keindahan bahasa yang sederhana tetap mampu menyampaikan pesan yang mendalam.

Rahman Arge
Puisi: Stasiun Bis Cibadak
Karya: Rahman Arge

Biodata Rahman Arge:
  • Rahman Arge (Abdul Rahman Gega) lahir di Makassar, Sulawesi Selatan pada tanggal 17 Juli 1935.
  • Rahman Arge meninggal dunia pada tanggal 10 Agustus 2015 (pada usia 80).
  • Edjaan Tempo Doeloe: Rachman Arge.
© Sepenuhnya. All rights reserved.