Puisi: Buku Membebaskan Kita (Karya Melki Deni)

Puisi "Buku Membebaskan Kita" mencerminkan kondisi pemustaka di perpustakaan, yang seharusnya menjadi tempat belajar dan pertumbuhan intelektual, ...
Buku Membebaskan Kita


Sudah kuduga anak-anak
yang mengerubungi perpustakaan itu
tidak membaca atau meminjam buku. Seperti biasa,
mereka menceritakan kembali alur film,
kemenangan tim sepak bola Eropa,
dosen-dosen yang membosankan,
tugas-tugas kuliah yang meletihkan,
mabuk arak yang membahagiakan,
petualangan yang mengasyikkan,
dan hubungan asmara yang berjalan datar.

Sudah kuduga buku pun enggan menjejali kepala,
dan lorong nasib mereka.

Mereka lupa hari-hari buku menebaskan kegelapan,
dan membantai bayang-bayang ketidaktentuan zaman!


Ledalero, 16/02/2022

Analisis Puisi:
Puisi "Buku Membebaskan Kita" karya Melki Deni menghadirkan sebuah narasi yang mencerminkan kondisi pemustaka di perpustakaan, yang seharusnya menjadi tempat belajar dan pertumbuhan intelektual, namun di sana banyak yang kurang memanfaatkannya. Melalui penggambaran yang tajam, penyair mengeksplorasi bagaimana kebiasaan membaca dan interaksi dengan buku telah bergeser.

Kritik atas Kebiasaan Masyarakat: Penyair mengkritik perilaku pengunjung perpustakaan yang justru menggunakan waktu mereka untuk berdiskusi tentang topik yang kurang bermakna dan tidak relevan dengan pengembangan pengetahuan. Mereka lebih tertarik untuk membahas hal-hal ringan seperti film, sepak bola, hubungan asmara, dan minuman keras, daripada mengalami kekayaan pengetahuan yang terdapat dalam buku.

Kekosongan Kepala dan Lorong Nasib: Penyair menyoroti keadaan mental dan emosional dari mereka yang mengabaikan buku, menyebut kepala mereka sebagai "lorong nasib." Hal ini bisa diartikan sebagai sebuah keadaan kekosongan pemahaman, yang mungkin terjadi akibat kurangnya akses dan ketertarikan pada pengetahuan yang bisa diperoleh dari buku.

Kebangkitan Kekuatan Buku: Penyair menghadirkan dorongan untuk mengembalikan kejayaan buku dalam kehidupan mereka. Penyair menyoroti kekuatan buku dalam menyingkap kegelapan, membantai ketidakpastian, dan memberikan arah dalam zaman yang bergejolak.

Puisi ini merupakan sebuah kritik sosial terhadap kurangnya minat membaca dalam masyarakat, terutama di kalangan anak muda. Penyair ingin mengajak mereka untuk mengalami kekuatan dan keajaiban yang terkandung dalam membaca buku, serta memahami bagaimana pengetahuan dalam buku dapat membantu dalam memahami dunia dan mengatasi ketidakpastian zaman.

Puisi Melki Deni
Puisi: Buku Membebaskan Kita
Karya: Melki Deni

Biodata Melki Deni:
  • Melki Deni adalah mahasiswa STFK Ledalero, Maumere, Flores, NTT.
  • Melki Deni menjuarai beberapa lomba penulisan karya sastra, musikalisasi puisi, dan sayembara karya ilmiah baik lokal maupun tingkat nasional.
  • Buku Antologi Puisi pertamanya berjudul TikTok. Aku Tidak Klik Maka Aku Paceklik (Yogyakarta: Moya Zam Zam, 2022).
© Sepenuhnya. All rights reserved.