Kemerdekaan yang Aku Rindukan
kemerdekaan yang aku rindukan
bukanlah kemerdekaan untuk menutup pintu-pintu
rumah kehidupan orang lain
kemerdekaan yang aku rindukan
bukanlah kemerdekaan untuk menyetop
perjalanan pikiran orang lain
kemerdekaan yang aku rindukan
nukanlah kemerdekaan yang membungkam
mulut orang lain
yang suaranya
dan pendapatnya berbeda
kemerdekaan yang aku rindukan
bukan pula kemerdekaan untuk menyindir-nyindir
setajam pisau silet
kemerdekaan yang aku rindukan
bukanlah kemerdekaan untuk menyemburkan makian
dari lumpur selokan yang mampet
di dalam mulut
kemerdekaan yang aku rindukan
bahkan bukan kemerdekaan untuk mempermalukan
orang lain
walaupun orang itu sedang lupa
ketika berkuasa
walaupun orang itu sedang lupa
ketika berkuasa
walaupun orang itu sedang teler
karena menenggak terlalu banyak
narkotik kekuasaan
(bukan itu
bukan kemerdekaan yang begitu itu
yang aku rindukan)
tunggu dulu!
Jangan-jangan kemerdekaan yang aku rindukan
adalah kemerdekaan yang bukan ini dan bukan itu
tak boleh begini tak boleh begitu
lalu dimana makhluk yang bernama kemerdekaan itu
mengapa kemerdekaan yang aku rindukan
terlalu banyak menggunakan kata bukan
padahal bahaya terbesar bagi kemerdekaan
ialah kalau kemerdekaan itu sudah bukan lagi kemerdekaan
sesungguhnya
kemerdekaan yang aku rindukan
adalah kemerdekaan yang menjadi hak
segala bangsa
kemerdekaan yang aku rindukan
adalah kemerdekaan untuk menyadarkan manusia
akan kekuatannya yang tersembunyi
ketika berada di titik terendah
ketakberdayaan
kemerdekaan yang aku rindukan
adalah kemerdekaan untuk menjaga
kemuliaan manusia
agar dimana saja
kapan saja
dan siapa saja
dan siapa saja
hidup layak, sejahtera
dan terhormat
kemerdekaan yang aku rindukan
adalah kemerdekaan yang diproklamasikan
Soekarno-Hatta
17 Agustus 1945
sebab proklamasi kemerdekaan Indonesia
adalah proklamasi kemerdekaan manusia
kemerdekaan manusia Indonesia
kemerdekaan manusia di seluruh dunia
kemerdekaan manusia hadapan kita
kemerdekaan manusia di samping kita
kemerdekaan manusia di belakang kita
kemerdekaan manusia di sekitar kita
kemerdekaan manusia di luar
dan di dalam diri kita
Jakarta, 17 Agustus 1994
Analisis Puisi:
Puisi "Kemerdekaan yang Aku Rindukan" karya Husni Djamaluddin adalah sebuah karya yang merenungkan arti sejati dari kemerdekaan. Puisi ini menggambarkan kemerdekaan sebagai sesuatu yang lebih dalam daripada sekadar pembebasan dari penjajahan fisik.
Makna Kemerdekaan: Puisi ini berbicara tentang makna kemerdekaan yang sesungguhnya. Penyair mencoba menggambarkan kemerdekaan sebagai hak untuk menjalani hidup tanpa ketidakadilan, penindasan, atau diskriminasi. Ini adalah gagasan yang mendasari proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, yang dianggap sebagai proklamasi kemerdekaan manusia di seluruh dunia.
Kemerdekaan yang Inklusif: Puisi ini menekankan bahwa kemerdekaan sejati adalah kemerdekaan yang tidak membatasi atau mengekang hak-hak orang lain. Ini mencakup hak untuk memiliki pemikiran dan pendapat yang berbeda, tanpa adanya tindakan yang menghambat atau menghancurkan martabat manusia. Penyair ingin menyampaikan pesan bahwa kemerdekaan tidak boleh digunakan untuk merendahkan atau merusak orang lain.
Penolakan Terhadap Kemerdekaan yang Menyudutkan: Puisi ini menolak kemerdekaan yang memanfaatkan posisi atau kekuasaan untuk merendahkan atau mempermalukan orang lain. Penyair menyoroti bahaya ketika kemerdekaan sudah tidak lagi menghormati hak dan martabat manusia. Ini mengingatkan pembaca untuk selalu menjaga etika dalam menggunakan kemerdekaan mereka.
Kemerdekaan sebagai Hak Bersama: Puisi ini merujuk pada proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, menggambarkannya sebagai proklamasi kemerdekaan manusia di seluruh dunia. Penyair menegaskan bahwa kemerdekaan adalah hak yang seharusnya dinikmati oleh semua bangsa dan manusia, bukan hanya hak satu negara atau kelompok tertentu.
Puisi "Kemerdekaan yang Aku Rindukan" merupakan sebuah karya sastra yang mendalam, yang mengajak pembaca untuk merenungkan makna sejati dari kemerdekaan. Penyair menekankan pentingnya menjaga hak dan martabat manusia dalam menjalani kehidupan yang layak, sejahtera, dan terhormat. Puisi ini juga menggambarkan semangat proklamasi kemerdekaan Indonesia sebagai inspirasi bagi seluruh manusia di dunia untuk mengejar kemerdekaan sejati.
Karya: Husni Djamaluddin
Biodata Husni Djamaluddin:
- Husni Djamaluddin lahir pada tanggal 10 November 1934 di Tinambung, Mandar, Sulawesi Selatan.
- Husni Djamaluddin meninggal dunia pada tanggal 24 Oktober 2004.