Puisi: Seekor Kupu-Kupu Menggelepar di Jalan Raya (Karya Adri Darmadji Woko)

Puisi "Seekor Kupu-Kupu Menggelepar di Jalan Raya" mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kerentanan dan ketidakpastian dalam kehidupan, serta ...

Seekor Kupu-Kupu

Menggelepar di Jalan Raya



seekor kupu-kupu
ketika hari siang. Udara
membasahkan baju.

Seekor kupu-kupu menggelepar.
Daun-daun pun melambaikan
kenangan. Tersadar!
Rindu tak lagi kesampaian.

Di sini: bersama bayang-bayang
tak kenal lelah. Demikian panjang
harap kian tersia. Hingga di sini
matahari semakin membelakangi.


1973

Sumber: Horison (Oktober, 1974)

Analisis Puisi:
Puisi "Seekor Kupu-Kupu Menggelepar di Jalan Raya" menggambarkan sebuah momen singkat yang merenungkan, dengan fokus pada pengalaman seekor kupu-kupu.

Tokoh Utama: Tokoh utama dalam puisi ini adalah seekor kupu-kupu yang sedang menggelepar di jalan raya. Kupu-kupu ini mewakili kehidupan dan perjalanan yang rapuh.

Latar Waktu dan Tempat: Puisi ini berlatar waktu pada siang hari ketika matahari bersinar terang. Tempatnya adalah sebuah jalan raya di mana terdapat daun-daun yang bergerak oleh angin.

Ketidakpastian Hidup: Puisi ini menggambarkan ketidakpastian dalam kehidupan, diwakili oleh kupu-kupu yang menggelepar. Kupu-kupu adalah makhluk yang lemah dan rapuh, dan penggambaran ini mengingatkan kita pada kerentanan manusia.

Alam dan Manusia: Puisi ini menunjukkan hubungan antara alam dan manusia. Daun-daun yang melambaikan kenangan menggambarkan alam yang tetap ada meskipun manusia mungkin melupakan atau tidak menghiraukannya.

Rindu dan Kenangan: Ada unsur rindu dalam puisi ini yang merujuk pada kenangan yang telah hilang atau terlupakan. Kata-kata "Tersadar! Rindu tak lagi kesampaian." menciptakan nuansa nostalgia dan penyesalan.

Perubahan Waktu: Puisi ini menekankan perubahan waktu, dengan matahari yang semakin membelakangi. Ini bisa diartikan sebagai simbol dari berakhirnya suatu periode atau pengalaman, serta menunjukkan bahwa waktu terus bergerak maju tanpa pandang bulu.

Bahasa dan Irama: Puisi ini ditulis dalam bahasa yang sederhana, tetapi memiliki ritme yang menarik. Frasa "Menggelepar di jalan raya" diulang, menciptakan efek irama yang menggambarkan gerakan kupu-kupu.

Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kerentanan dan ketidakpastian dalam kehidupan, serta pentingnya menghargai dan merayakan momen-momen singkat yang dapat hilang begitu saja. Meskipun singkat, puisi ini membawa pesan yang mendalam tentang manusia dan alam.

Adri Darmadji Woko
Puisi: Seekor Kupu-Kupu Menggelepar di Jalan Raya
Karya: Adri Darmadji Woko

Biodata Adri Darmadji Woko:
  • Adri Darmadji Woko lahir pada tanggal 28 Juni 1951 di Yogyakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.