Puisi: Bulan Sekerat (Karya Handrawan Nadesul)

Puisi || Bulan Sekerat di Marpangat 468 || Karya || Handrawan Nadesul ||

Bulan Sekerat di Marpangat 468

Sebuah elegi buat pak piek


Duduk di beranda rumah tua
Kursi, taplak meja, potret dinding
Termangu sendiri
Seperti masih menyimpan angin
Kicau burung, suara daun,
Dan hati yang lama
Adakah tersisa di situ
Getar-getar lagu yang dulu
Dulu sekali
Ketika kita sama-sama pernah menyanyi
Ingin rasanya itu kini kembali

    Tapi hari-hari tak bisa ditarik lagi
    Jauh angin dari kenangan
    Setelah sebegitu lama kita terbang
    Dan selalu pernah ada waktu bertemu
    Rasanya ingin kita ulang bayang-bayang
    Saat-saat kita bersama tertawa
    Saat kita bicarakan bintang
    Kita lukis wangi bunga
    Kita pahat bulatnya bulan
    Tenang langit, gemericik sungai, suara lautan
    Atau apa saja yang pernah kita risaukan
    Dan sekarang tinggal catatan

Lembaran-lembaran lama yang panjang itu
Biar sekarang kita balik-balik kembali
Ingat Marpangat ingat sekerat bulan
Jangan sampai keratan hidup itu
Terhapus dari lukisan milik siapa-siapa
Yang sedang mengenangkannya
Di sini
Saat angin, kicau burung, suara daun
Masih juga terasa seperti yang dulu
Hari ketika kita sedang sama-sama menunggu
Ternyata tinggal bayang-bayang.


Catatan:
Puisi ini masih tergantung pada dinding depan pintu masuk Rumah Sastra Gang Marpangat 468 (sekarang Jalan Ciremei) Tegal kediaman, base camp Piek Ardijanto Soeprijadi tempat mampir banyak pecinta sastra dari segala penjuru nusantara.

Handrawan Nadesul
Puisi: Bulan Sekerat di Marpangat 468
Karya: Handrawan Nadesul

Biodata Handrawan Nadesul:
  • Dr. Handrawan Nadesul (Gouw Han Goan) lahir pada tanggal 31 Desember 1948 di Karawang, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.