Puisi: Solitude (Karya Emha Ainun Nadjib)

Puisi || Solitude || Karya || Emha Ainun Nadjib ||

Solitude (1)



(1)


lewat daun jendela yang kubuka angin melompat masuk,
        menyapu bulu-bulu seluruh tubuhku
ia pun bergayut roboh karenanya dan sentuhan ujung
        bulu-bulu itu di kulitku terasa menggeremang
        sesuatu yang lebih dalam di rongga jiwaku

"aku menyesal kenapa kubuka jendela itu."


(2)


dingin yang dibawanya tanpa setahuku tiba-tiba memba-
        ringkan bayangan yang asing di sisiku
aku tak perduli dan lantas duduk tapi jelas tak bisa kusem-
        bunyikan tubuhku yang menggigil diam-diam

"siapakah engkau yang seakan bermaksud menemaniku
        tidur malam bagai seorang kenalan yang setiap
        kali datang dan setiap kali menghilang?"


(3)


kututup jendela itu rapat-rapat — selamat malam dan
        tidurlah bulan yang sunyi, langit kelam dan pe-
        pohonan yang bergoyang-goyang
selamat tinggal segala kehidupan di luar jendela, segala
        kenangan tentang handai tolan serta impian-
        impian masa datang

"kuharap tak seorang pun mengetuk pintu atau berteriak-
teriak mengganggu"


(4)


namun dengan cara apakah, Tuhan, kuraba-rabakan ta-
        nganku sehingga tangan di dalam batinku bisa
        berpegangan
aku tak mengerti untuk apa kau selenggarakan waktu,
        ruang dan segala kefanaan yang terikat olehnya
buku-buku di depanku, pisau, kalender, gelas minuman
        dan sepatu kotor yang makin memperpanjang
        perjalanan dan memencilkan cintaku padaMu dan
        kasihMu padaku


(5)


aku takut, sungguh aku takut, Tuhan, amat berbahaya
        permainan ini
jika terbaring, tidur, itulah saat terbaik

"Tuhan, bebaskan aku dari mimpi, keinginan-keinginan
        dan siuman di pagi hari"


Sumber: Horison (September, 1978)

Emha Ainun Nadjib
Puisi: Solitude
Karya: Emha Ainun Nadjib

Biodata Emha Ainun Nadjib:
  • Muhammad Ainun Nadjib (Emha Ainun Nadjib atau kerap disapa Cak Nun atau Mbah Nun) lahir pada tanggal 27 Mei 1953 di Jombang, Jawa Timur, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.