Solitude (1)
(1)
lewat daun jendela yang kubuka angin melompat masuk,
menyapu bulu-bulu seluruh tubuhku
ia pun bergayut roboh karenanya dan sentuhan ujung
bulu-bulu itu di kulitku terasa menggeremang
sesuatu yang lebih dalam di rongga jiwaku
"aku menyesal kenapa kubuka jendela itu."
(2)
dingin yang dibawanya tanpa setahuku tiba-tiba memba-
ringkan bayangan yang asing di sisiku
aku tak perduli dan lantas duduk tapi jelas tak bisa kusem-
bunyikan tubuhku yang menggigil diam-diam
"siapakah engkau yang seakan bermaksud menemaniku
tidur malam bagai seorang kenalan yang setiap
kali datang dan setiap kali menghilang?"
(3)
kututup jendela itu rapat-rapat — selamat malam dan
tidurlah bulan yang sunyi, langit kelam dan pe-
pohonan yang bergoyang-goyang
selamat tinggal segala kehidupan di luar jendela, segala
kenangan tentang handai tolan serta impian-
impian masa datang
"kuharap tak seorang pun mengetuk pintu atau berteriak-
teriak mengganggu"
(4)
namun dengan cara apakah, Tuhan, kuraba-rabakan ta-
nganku sehingga tangan di dalam batinku bisa
berpegangan
aku tak mengerti untuk apa kau selenggarakan waktu,
ruang dan segala kefanaan yang terikat olehnya
buku-buku di depanku, pisau, kalender, gelas minuman
dan sepatu kotor yang makin memperpanjang
perjalanan dan memencilkan cintaku padaMu dan
kasihMu padaku
(5)
aku takut, sungguh aku takut, Tuhan, amat berbahaya
permainan ini
jika terbaring, tidur, itulah saat terbaik
"Tuhan, bebaskan aku dari mimpi, keinginan-keinginan
dan siuman di pagi hari"