Puisi: Negeri Bayangan (Diterjemahkan oleh Sapardi Djoko Damono)

Puisi | Negeri Bayangan | Sapardi Djoko Damono | Jayanta Mahapatra |

Negeri Bayangan

Hujan meretas dalam sunyi. Anak laki-lakiku
berjalan menembus dinding-dinding kabur,
suatu peta aneh ditorehkan kehidupan.

Seolah-olah, dalam kebutaan,
seseorang meraba-raba malam.
Dan ruang-ruang yang kusentuh

dengan megah berubah menjadi kelam.
Wajahnya yang telah tiada, putih berkilat,
menunduk memandang kakinya

seolah berkata: Hanya dunia
tersisa, dan hujan
yang tergantung di ranting-ranting.

Tetap mencari bintang-mintang, ia bertanya:
Apa yang tak sempat kaukatakan padaku?
Dan lewat daerah matinya

yang menjemukan, ayahku yang tua
meraba-raba jalan kembali.
Ya, terdengar ia berbisik,

terpukul oleh kekalahan
dalam mataku, kelaparan dan bumi
menciptakan tulang-belulang dari nafas seseorang.

Kusaksikan keduanya saling mengangguk,
mendadak dalam ketakutan akan datangnya hujan,
akan hati yang ditinggalkan.


Sumber: Horison (Desember, 1988)

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Negeri Bayangan
Diterjemahkan oleh: Sapardi Djoko Damono
Karya asli: Jayanta Mahapatra

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.