Puisi: Khayal (Karya Ali Hasjmy)
Puisi | Khayal | Karya | Ali Hasjmy |
Sumber: Rindu Bahagia (1963)
Catatan:
Puisi "Khayal" karya Ali Hasjmy juga memiliki beberapa elemen menarik dan menarik perhatian pembaca. Berikut adalah beberapa hal menarik yang dapat ditemukan dalam puisi ini:
- Atmosfer Romantis: Puisi ini menciptakan atmosfer romantis dengan menggunakan gambaran tentang lembah sunyi, ombak laut, bunga kemuning, dan pantai cinta. Ali Hasjmy dengan indah menggambarkan suasana yang penuh kenangan dan kerinduan, menciptakan suasana yang memikat dan memikat perasaan pembaca.
- Sentuhan Nostalgia: Puisi ini membawa sentuhan nostalgia dengan menyebutkan kenangan masa lalu. Dalam kata-kata yang indah, Ali Hasjmy menyampaikan perasaan kerinduan akan momen-momen yang dilewati bersama dan keinginan untuk kembali ke masa itu. Hal ini menciptakan nuansa melankolis yang menggugah perasaan dan mengundang pembaca untuk merenung.
- Pesan tentang Melepaskan Masa Lalu: Pada bagian akhir puisi, Ali Hasjmy menyampaikan pesan yang kuat tentang kekuatan melepaskan masa lalu dan maju ke depan. Ia mengungkapkan bahwa mendambakan masa yang lampau adalah percuma, dan mengajak pembaca untuk melangkah maju menuju masa depan yang cerah dan bahagia.
- Ritme dan Pilihan Kata yang Menawan: Puisi ini memiliki ritme yang mengalir dan penggunaan kata-kata yang indah. Ali Hasjmy menggunakan kata-kata yang tepat dan padu untuk menciptakan aliran puisi yang menarik. Penggunaan bahasa yang halus dan puitis memberikan pengalaman membaca yang menyenangkan.
Puisi "Khayal" karya Ali Hasjmy menggambarkan perasaan kerinduan, nostalgia, dan keinginan untuk maju ke masa depan. Dengan atmosfer romantis, sentuhan nostalgia, pesan yang kuat, dan penggunaan kata-kata yang indah, puisi ini berhasil menggugah emosi dan membawa pembaca dalam perjalanan emosional yang mendalam.
Karya: Ali Hasjmy
Biodata Ali Hasjmy:
- Prof. Ali Hasjmy lahir di Lampaseh, Aceh Besar dengan nama lengkap Muhammad Ali Hasyim pada tanggal 28 Maret 1914.
- Prof. Ali Hasjmy meninggal dunia di Banda Aceh, pada tanggal 18 Januari 1998.
- Dalam dunia sastra, Prof. Ali Hasjmy pernah menggunakan beberapa nama pena, antara lain Al Hariry, Aria Hadiningsun dan Asmara Hakiki.