Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Rayuan Pemilihan (Karya Yanti Harbi)

Puisi "Rayuan Pemilihan" karya Yanti Harbi menggambarkan realitas yang pahit tentang politik dan pemilihan umum.
Rayuan Pemilihan

Netra-netra sayu yang menghiba
Terangkul, terkumpul, terinjak dijadikan tangga
Bertopeng peduli gelagat tak terbaca
Begitulah jalan kepentingan tercipta

Kami si kecil yang selalu malang
Sebagai cadangan dalam harapan usang
Tanpa kepentingan kami pun terbuang
Ada peluang, kami dijadikan pejuang

Kami sejatinya pahlawan
Yang berperang dalam pemilihan
Yang berjuang mati-matian demi kemenangan
Menang, kami terabaikan

Bangkitlah wahai jiwa jiwa anarkis
Membantai pemangku yang duduk manis di atas tangis
Sungguh ambisi yang terlihat egois
Tapi kepentingan merekalah yang sebenarnya sadis

Tundak, 18 Februari 2022

Analisis Puisi:

Puisi "Rayuan Pemilihan" karya Yanti Harbi menggambarkan realitas yang pahit tentang politik dan pemilihan umum. Dengan bahasa yang kuat dan gambaran yang tajam, penyair mengungkapkan kritik terhadap sistem politik yang sering kali memanfaatkan dan memperdaya rakyat kecil demi kepentingan politik yang lebih besar.

Gambaran Netra yang Sayu: Puisi ini dimulai dengan gambaran netra yang sayu, yang mencerminkan kesedihan dan keputusasaan dari perspektif rakyat kecil. Mereka merasa terpinggirkan dan terinjak-injak oleh kepentingan politik yang lebih besar.

Pencitraan Peduli yang Palsu: Penyair menyampaikan bahwa seringkali politisi mencitrakan diri mereka sebagai pahlawan dan pembela rakyat kecil, namun sebenarnya mereka hanya memanfaatkan situasi tersebut untuk kepentingan mereka sendiri. Gambaran "topeng peduli" mencerminkan kedua belah pihak yang sebenarnya tidak jujur dengan niat mereka.

Pengorbanan Rakyat Kecil: Rakyat kecil seringkali menjadi korban dalam permainan politik. Mereka dijadikan "cadangan dalam harapan usang" dan terbuang begitu saja setelah pemilihan berakhir. Meskipun mereka diharapkan menjadi "pejuang" dalam pemilihan, namun kemenangan yang mereka perjuangkan tidak selalu berujung pada pengakuan atau perhatian bagi mereka.

Kritik terhadap Sistem Politik: Puisi ini menggambarkan kritik yang tajam terhadap sistem politik yang korup dan tidak adil. Politisi digambarkan sebagai "pemangku yang duduk manis di atas tangis", yang mengejar ambisi dan kepentingan pribadi tanpa memedulikan nasib rakyat.

Panggilan untuk Perlawanan: Penyair menyerukan kepada "jiwa-jiwa anarkis" untuk bangkit dan melawan sistem yang tidak adil tersebut. Meskipun terlihat egois, namun penolakan terhadap kepentingan politik yang menyakiti rakyat adalah langkah yang diperlukan untuk menciptakan perubahan.

Puisi ini menggambarkan ketidakadilan dalam politik dan perlawanan terhadap sistem yang korup. Dengan menggunakan bahasa yang kuat dan gambaran yang tajam, penyair berhasil menyampaikan pesan tentang pentingnya kesadaran politik dan perjuangan untuk keadilan.

Yanti Harbi
Puisi: Rayuan Pemilihan
Karya: Yanti Harbi

Biodata Yanti Harbi:
  • Siti Yanti Harbiatul Aini lahir pada tanggal 13 Januari 1990 di Lombok Timur.
  • Yanti Harbi merupakan seorang guru di SD 2 Masbagik Selatan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.