Sukoharjo, 15 September 2024 – Gerakan Pemuda Ansor Grogol, didukung oleh Indika Foundation, menggelar kegiatan Coaching Clinic bertajuk Pelatihan Keterampilan Mediasi Konflik Pemuda Lintas Agama Solo Raya di VIP Meeting Room SFA Solo Baru, Kabupaten Sukoharjo. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program Simpul Perdamaian Komunitas Muda: Ruang Aman untuk Keterlibatan Pemuda dalam Upaya Rekonsiliasi Konflik Keagamaan di Solo Raya, yang bertujuan untuk memperkuat peran pemuda lintas agama dalam menyelesaikan konflik dan mempromosikan perdamaian di masyarakat.
Pelatihan yang berlangsung dari pukul 08.00 hingga 12.30 ini dihadiri oleh 25 peserta yang berasal dari berbagai latar belakang agama, sosial, dan organisasi di Kabupaten Sukoharjo. Seluruh peserta merupakan alumni kegiatan Srawung Pemuda Lintas Agama Solo Raya di Sukoharjo yang sebelumnya telah melalui proses seleksi dan memenuhi kriteria sebagai peserta terpilih.
Acara dibuka dengan sambutan dari Syukur Candra, Sekretaris Gerakan Pemuda Ansor Grogol, yang menyampaikan pentingnya keterampilan mediasi konflik bagi pemuda dalam menghadapi tantangan sosial dan keagamaan yang berpotensi memecah belah persatuan bangsa. "Pemuda adalah pilar utama dalam membangun perdamaian, dan melalui pelatihan ini, kami berharap mereka mampu menjadi agen perubahan dan penjaga kerukunan antarumat beragama di Solo Raya," ujar Sekretaris GP Ansor Grogol.
Sesi utama pelatihan diisi oleh Deana Sari (Manager Of Advocacy PUKAPS - Pusat Kajian Perempuan Solo), yang membawakan materi terkait Teknik Dasar Mediasi Konflik, Komunikasi Efektif dalam Mediasi, Kerjasama Lintas Agama untuk Perdamaian, Toleransi dan Keanekaragaman Budaya, serta Peran Pemimpin dan Agen Perubahan dalam Mewujudkan Perdamaian. Dalam paparannya, Deana menekankan pentingnya komunikasi yang terbuka dan empati dalam proses mediasi konflik, serta menyoroti peran pemuda sebagai aktor kunci dalam menciptakan harmoni di tengah keragaman.
Kegiatan ini dipandu oleh Yusuf Dwi Akhial, Ketua Forum Pemuda Sukoharjo Bersatu, yang bertindak sebagai moderator. Setelah penyampaian materi, para peserta dibagi menjadi beberapa kelompok kecil untuk melakukan simulasi mediasi konflik keagamaan. Setiap kelompok diberikan tema yang berbeda terkait dengan potensi konflik yang sering muncul di masyarakat, dan mereka ditantang untuk merumuskan solusi terbaik dalam rekonsiliasi konflik tersebut. Simulasi ini dirancang untuk melatih peserta agar mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilan mediasi dalam situasi nyata.
Menurut Yusuf, simulasi ini menjadi momen penting bagi peserta untuk memahami dinamika konflik dan mengembangkan kemampuan memecahkan masalah secara kolaboratif. “Dengan latihan ini, para peserta tidak hanya belajar teori, tetapi juga mengasah keterampilan praktis dalam mencari solusi damai di tengah perbedaan,” jelas Yusuf.
Pelatihan ditutup dengan closing statement dari Deana Sari yang menegaskan kembali komitmen penting untuk terus membangun dialog lintas agama di tingkat lokal. Ia juga menyampaikan simpulan dari hasil diskusi dan simulasi, yang menunjukkan antusiasme tinggi dari peserta untuk terlibat aktif dalam upaya rekonsiliasi konflik keagamaan.
Kegiatan ini diakhiri dengan pembacaan simpulan hasil pelatihan dan penutup dari moderator. Gerakan Pemuda Ansor Grogol berharap pelatihan ini dapat memantik semangat pemuda untuk terus berperan aktif dalam menjaga kedamaian dan persatuan di Kabupaten Sukoharjo dan sekitarnya, serta menjadi agen perdamaian di tengah masyarakat yang majemuk.
Melalui pelatihan ini, diharapkan para peserta dapat membawa pulang keterampilan baru yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, komunitas, maupun organisasi, sehingga tercipta harmoni dan kerukunan di tengah keberagaman.
Penulis: Fadhel Moubharok