Air Selokan
Air selokan itu tersumbat saat kemarin air hujan reda
kemarin sore, kabarnya dua anak kecil bermain di situ
mereka jadi berebut menuding apa saja
yang ikut hanyut dan mengambang di situ
"Hore! ada lagi yang melayang-layang, hore!"
sayangnya kemarin, kau ketinggalan
melihat yang melayang-layang di air selokan itu
2025
Analisis Puisi:
Puisi "Air Selokan" karya Darwanto adalah sebuah karya yang sederhana namun sarat makna. Dengan latar air selokan yang tersumbat, Darwanto mengangkat tema tentang kehidupan sehari-hari yang sering kali terabaikan. Puisi ini memadukan realitas, nostalgia, dan ironi dalam balutan kata-kata yang singkat namun menyentuh.
Gambaran Kehidupan Sehari-Hari yang Sederhana
Darwanto membuka puisinya dengan deskripsi air selokan yang tersumbat setelah hujan reda. Frasa ini mengarahkan pembaca pada suasana pasca-hujan yang sering kali dialami di lingkungan sekitar. Air selokan, sesuatu yang biasanya dianggap kotor dan tidak penting, diangkat menjadi simbol kehidupan yang penuh dinamika.
Melalui deskripsi ini, Darwanto menunjukkan bahwa bahkan hal-hal yang tampaknya sepele seperti selokan dapat menjadi saksi bisu dari berbagai aktivitas dan interaksi manusia.
Dunia Anak-Anak: Kebahagiaan dalam Kesederhanaan
Bagian puisi yang menyebutkan dua anak kecil yang bermain di air selokan menghadirkan gambaran polos dan spontan tentang masa kecil. Anak-anak tersebut berebut menunjuk benda-benda yang hanyut dan melayang-layang di air selokan, dengan sorakan penuh kegembiraan, "Hore! ada lagi yang melayang-layang, hore!"
Dalam baris ini, Darwanto mengingatkan pembaca tentang kebahagiaan yang sering kali ditemukan dalam hal-hal sederhana. Bagi anak-anak, air selokan yang kotor pun bisa menjadi sumber hiburan. Hal ini mencerminkan kepolosan masa kecil, di mana kebahagiaan tidak selalu tergantung pada sesuatu yang besar atau mewah.
Ironi Kehidupan dan Ketidakhadiran
Namun, di balik kebahagiaan tersebut, Darwanto menyisipkan elemen ironi. Baris, "sayangnya kemarin, kau ketinggalan," menghadirkan rasa kehilangan yang subtil. Ada sesuatu yang tidak terlihat oleh pembaca atau seseorang yang dituju dalam puisi ini, yaitu momen kecil yang mungkin terlewatkan.
Ironi ini mencerminkan bagaimana manusia sering kali melewatkan keindahan atau pelajaran dari hal-hal kecil dalam hidup, karena terlalu fokus pada hal-hal besar yang dianggap lebih penting.
Air Selokan sebagai Simbol
Air selokan dalam puisi ini dapat dilihat sebagai simbol dari kehidupan yang penuh dengan dinamika, baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. Selokan sering kali diasosiasikan dengan sesuatu yang kotor atau terabaikan, namun Darwanto justru mengangkatnya menjadi medium yang menyimpan cerita dan kehidupan.
Benda-benda yang melayang-layang di air selokan menggambarkan beragam aspek kehidupan: kenangan, pengalaman, dan bahkan konflik kecil seperti rebutan anak-anak. Selokan yang tersumbat juga bisa menjadi simbol dari masalah atau hambatan dalam kehidupan manusia yang memerlukan perhatian untuk dibersihkan atau diselesaikan.
Nostalgia dan Pesan Filosofis
Puisi ini juga menghadirkan nuansa nostalgia, terutama bagi pembaca yang mungkin pernah mengalami momen bermain di selokan atau menyaksikan kehidupan sekitar yang sederhana namun penuh makna.
Selain itu, puisi ini mengandung pesan filosofis: kehidupan adalah tentang bagaimana kita memandang dan menghargai hal-hal kecil di sekitar kita. Bahkan sesuatu yang tampak tidak berarti, seperti air selokan yang kotor, bisa menjadi tempat di mana cerita dan kebahagiaan kecil terjadi.
Kritik Sosial yang Tersirat
Meski tidak diungkapkan secara eksplisit, puisi ini juga bisa dibaca sebagai kritik sosial. Air selokan yang tersumbat mengingatkan kita pada masalah lingkungan yang sering kali diabaikan. Permainan anak-anak di tempat yang kotor juga bisa menjadi sindiran halus terhadap realitas sosial di mana anak-anak tidak memiliki tempat bermain yang layak, sehingga harus puas dengan bermain di tempat-tempat seperti selokan.
Keindahan dalam Kesederhanaan
Darwanto berhasil menggambarkan keindahan dalam kesederhanaan melalui puisinya. Dengan mengangkat tema yang sangat biasa, ia menunjukkan bahwa puisi tidak selalu harus berbicara tentang hal-hal besar atau megah. Bahkan momen kecil seperti anak-anak bermain di selokan pun bisa menjadi inspirasi untuk menciptakan karya seni yang penuh makna.
Relevansi Puisi dalam Kehidupan Modern
Puisi "Air Selokan" relevan dengan kehidupan modern, terutama dalam konteks urbanisasi. Banyak kota besar yang menghadapi masalah lingkungan seperti selokan yang tersumbat atau kurangnya ruang hijau untuk anak-anak bermain. Melalui puisi ini, Darwanto mengajak pembaca untuk melihat kembali bagaimana kita memandang lingkungan sekitar dan menghargai momen-momen kecil yang sering kali terlupakan.
Puisi "Air Selokan" karya Darwanto adalah karya yang sederhana namun kaya akan makna. Melalui gambaran air selokan, anak-anak yang bermain, dan benda-benda yang melayang-layang, Darwanto mengangkat tema tentang kebahagiaan sederhana, kehilangan momen kecil, dan refleksi kehidupan.
Puisi ini mengingatkan kita untuk tidak meremehkan hal-hal kecil di sekitar kita, karena di sanalah sering kali tersembunyi kebahagiaan dan pelajaran hidup yang berharga. Dengan membaca puisi ini, kita diajak untuk lebih peka terhadap lingkungan dan menghargai momen-momen sederhana dalam hidup. Darwanto, dengan caranya yang unik, berhasil menjadikan air selokan sebagai medium untuk menyampaikan pesan-pesan kehidupan yang mendalam.
Karya: Darwanto
Biodata Darwanto:
- Darwanto lahir pada tanggal 6 Maret 1994.