Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Doa untuk Negeriku (Karya Ahmadun Yosi Herfanda)

Puisi "Doa untuk Negeriku" membangun gambaran tentang kekuatan dan keteguhan hati yang diperlukan dalam menghadapi masa-masa sulit, sambil tetap ...
Doa untuk Negeriku

Seperti harapan yang engkau tabur
Aku pun menebar rasa bersaudara
Jika hari kembali terjaga dalam gairah kerja
Aku selalu berdoa, untukmu, negeriku
Untuk keselamatanmu, untuk kejayaanmu
Walau corona masih menghantuimu
Dan wabah gelombang ketiga menakutimu
Aku ingin engkau tetap tegar dalam langkahmu

Kutebarkan kata-kata bijak
Mengusap wajah-wajah para pekerja
Menepis covid, berlindung selembar harapana
Mereka menumpang gerbong-gerbong kereta
Dan bus-bus antarkota. Mereka dari desa ke kota
Lalu lenyap di balik gedung-gedung berkaca
Di tanganmu yang perkasa, mereka
Menganyam cita-cita, sehasta demi sehasta
Juga untukmu, tanah airku

Kini doaku mengental, menjadi sajak
Yang dengan senyumnya mengucapkan
Selamat malam, selamat menuai mimpi
Lalu dengan sayap makna menari-nari di udara
Menciumi tiap pipi yang merona oleh sapaannya

Esok hari dengan seribu sayap bidadari
Sajak itu akan membawa sekuntum bunga
Bagi tiap warga negara. Berharap tiap kelopaknya
Mekar jadi tawa dalam rasa bersaudara.

Jakarta, 2021

Analisis Puisi:

Puisi "Doa untuk Negeriku" karya Ahmadun Yosi Herfanda merupakan ungkapan doa dan harapan penyair untuk negerinya, Indonesia, yang sedang dihadapkan pada tantangan berat akibat pandemi COVID-19.

Harapan dan Doa: Puisi ini penuh dengan harapan dan doa untuk negeri, yang tercermin dari ungkapan penyair tentang menebarkan rasa bersaudara dan keselamatan bagi seluruh warganya. Doa-doa tersebut menggambarkan keinginan penyair untuk melihat negerinya bangkit dan melewati masa sulit dengan tegar dan kekuatan.

Perlambangan Corona dan Gelombang Ketiga: Penyebutan tentang pandemi COVID-19, terutama "corona" dan "gelombang ketiga," mencerminkan kesadaran penyair tentang tantangan nyata yang dihadapi oleh negerinya. Hal ini juga menunjukkan kepedulian dan kekhawatiran penyair terhadap keselamatan dan kesejahteraan warga negara.

Peran Para Pekerja: Penyair mengakui peran penting para pekerja, terutama yang datang dari desa ke kota untuk mencari penghidupan. Mereka dianggap sebagai tulang punggung negeri, dan doa penyair juga untuk keselamatan mereka di tengah tantangan yang mereka hadapi.

Makna dan Simbolisme: Puisi ini memadukan makna harfiah dan metafora secara halus. Doa dan harapan digambarkan sebagai "sajak" yang membawa bunga kebaikan bagi setiap warga negara. Ini melambangkan keinginan penyair untuk melihat kebahagiaan dan keberhasilan merayap kembali ke negeri yang terpukul.

Pesan Kemanusiaan: Pesan persaudaraan dan empati terhadap sesama manusia sangat kuat dalam puisi ini. Penyair mengajak untuk saling menguatkan, menyebarkan kebaikan, dan merayakan persatuan dalam menghadapi cobaan bersama.

Puisi "Doa untuk Negeriku" adalah ungkapan yang penuh kasih sayang, kepedulian, dan harapan untuk negeri dan rakyatnya. Melalui kata-kata yang indah dan doa yang tulus, penyair membangun gambaran tentang kekuatan dan keteguhan hati yang diperlukan dalam menghadapi masa-masa sulit, sambil tetap berpegang pada nilai-nilai persatuan dan kemanusiaan.

Ahmadun Yosi Herfanda
Puisi: Doa untuk Negeriku
Karya: Ahmadun Yosi Herfanda

Biodata Ahmadun Yosi Herfanda:
  • Ahmadun Yosi Herfanda (kadang ditulis Ahmadun Y. Herfanda atau Ahmadun YH) adalah seorang penulis puisi, cerpen, esai, sekaligus berprofesi sebagai jurnalis dan editor berkebangsaan Indonesia yang lahir pada tanggal 17 Januari 1958.
  • Karya-karyanya pernah dimuat di berbagai media-media massa, semisal: Horison, Kompas, Media Indonesia, Republika, Bahana, dan Ulumul Qur'an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.