Sumber: Gendang Pengembara (2012)
Analisis Puisi:
Puisi berjudul "Tak Begitu Ingat" karya Leon Agusta merupakan sebuah karya pendek, namun sarat makna yang mengandung nuansa reflektif tentang ingatan, kesadaran, dan pengalaman hidup di ambang batas antara sadar dan tidak sadar. Meskipun sederhana dalam diksi, puisi ini menyimpan kedalaman yang mampu mengajak pembaca merenungkan kembali fragilitas manusia di hadapan waktu dan pengalaman.
Tema
Tema utama puisi ini adalah ingatan yang kabur antara hidup dan kematian. Leon Agusta menghadirkan potret seseorang yang berada dalam kondisi setengah sadar setelah pembiusan, mendengar suara-suara yang samar, dan meragukan realitas di sekitarnya. Tema ini sekaligus menyinggung persoalan keterbatasan manusia dalam menghadapi pengalaman hidup yang ekstrem.
Puisi ini bercerita tentang pengalaman seseorang yang tidak begitu mengingat momen tertentu ketika berada di rumah sakit. Dalam keadaan setengah bermimpi akibat pembiusan, ia mendengar suara jam dinding dan orang-orang yang lewat membawa jenazah di luar pintu. Namun, ada paradoks: ia merasa tidak ada jam dinding di tempat itu. Pengalaman tersebut menunjukkan ketidakpastian antara realitas dan halusinasi.
Makna Tersirat
Makna tersirat dalam puisi ini adalah rapuhnya batas antara hidup dan mati, nyata dan maya, sadar dan tidak sadar. Leon Agusta seakan ingin menegaskan bahwa manusia tidak selalu mampu membedakan realitas sepenuhnya, terutama ketika berada dalam kondisi liminal (di ambang kesadaran). Ingatan pun bisa menjadi kabur, mengantar manusia pada perenungan eksistensial: apakah yang kita dengar dan lihat sungguh nyata, atau sekadar bayangan pikiran?
Suasana dalam Puisi
Suasana dalam puisi ini adalah misterius, muram, dan reflektif. Kehadiran elemen rumah sakit, suara jam dinding yang samar, serta gambaran orang membawa jenazah menambah kesan mencekam sekaligus kontemplatif. Pembaca diajak merasakan ketegangan antara hidup yang masih menggantung dan kematian yang begitu dekat.
Amanat / Pesan
Amanat yang dapat ditangkap dari puisi ini adalah kesadaran bahwa hidup sangat rapuh dan tidak sepenuhnya dapat dikendalikan oleh manusia. Dalam keadaan genting, manusia hanya bisa pasrah pada perjalanan waktu. Selain itu, puisi ini juga mengajarkan bahwa pengalaman batin—betapapun samar—sering menyimpan makna penting yang patut direnungkan.
Imaji
Imaji dalam puisi ini muncul melalui beberapa penggambaran konkret:
- Imaji pendengaran: “Samar-samar terdengar suara jam dinding” dan “Orang-orang lewat membawa jenazah.”
- Imaji visual: gambaran orang yang lewat sambil membawa jenazah di luar pintu menimbulkan bayangan yang kuat dan menggetarkan.
Imaji ini memperkuat kesan bahwa puisi mencoba menghadirkan suasana yang nyata sekaligus mimpi.
Majas
Beberapa majas yang dapat ditemukan antara lain:
- Majas paradoks: adanya pernyataan bahwa terdengar suara jam dinding, namun “rasanya tak ada jam dinding di sana.” Ini menegaskan kontradiksi antara realitas dan persepsi.
- Majas simbolik: jam dinding bisa dimaknai sebagai simbol waktu dan kefanaan manusia.
Puisi "Tak Begitu Ingat" karya Leon Agusta meskipun singkat, menyajikan perenungan eksistensial yang mendalam. Melalui penggambaran suasana rumah sakit, ingatan samar, dan pertemuan antara hidup serta kematian, puisi ini mengajak pembaca untuk memahami betapa rapuhnya batas realitas dalam kehidupan manusia.
Puisi: Tak Begitu Ingat
Karya: Leon Agusta
Biodata Leon Agusta:
- Leon Agusta (Ridwan Ilyas Sutan Badaro) lahir pada tanggal 5 Agustus 1938 di Sigiran, Maninjau, Sumatra Barat.
- Leon Agusta meninggal dunia pada tanggal 10 Desember 2015 (pada umur 77) di Padang, Sumatra Barat.
- Leon Agusta adalah salah satu Sastrawan Angkatan 70-an.