Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Tubuh Ini (Karya D. Kemalawati)

Puisi "Tubuh Ini" karya D. Kemalawati merupakan ungkapan yang dalam tentang keadaan fisik dan keterbatasan manusia dalam menghadapi waktu dan alam.
Tubuh Ini

Kalau kau hirau
seperti tanah sebelum laut
mata air di dalamnya
menuju kuala yang asin

Menjalar dari cadas
menuju puncak hingga lahar
letupan daun-daun abu
antara angan dan angin
tubuh ini menua
hancur

Dan waktu
memahat kerutan
pada dinding hayat kita

Kau tahu tentang kaki busur pelangi
ia lah yang menusuk bumi
dan tubuh ini lindap bersama sisa
hujan terakhir
sirna seperti kaki pelangi

Percayakah kau bahwa tubuh ini tak berguna
cobalah mencandainya semusim saja
kau akan berkata: tak perlu setia pada musim

Tubuh ini adalah tanah
dimana sujud kita bertambah tambah.

Banda Aceh, 16-17 April 2015

Analisis Puisi:

Puisi "Tubuh Ini" karya D. Kemalawati merupakan ungkapan yang dalam tentang keadaan fisik dan keterbatasan manusia dalam menghadapi waktu dan alam. Dengan menggunakan bahasa metaforis yang kuat, puisi ini menggambarkan kerapuhan dan keterbatasan tubuh manusia dalam konteks perjalanan hidup.

Metafora Alam dan Tubuh: Puisi ini menggunakan analogi antara tubuh manusia dan elemen alam seperti tanah, air, cadas, dan lahar. Metafora ini menciptakan gambaran tentang kerentanan dan keberadaan manusia yang berada dalam keterhubungan dengan alam semesta.

Perjalanan Hidup dan Waktu: Penggambaran tentang air yang menjalar dari cadas menuju lahar, serta waktu yang memahat kerutan pada dinding hayat, menyoroti perjalanan hidup manusia yang dipenuhi dengan perubahan dan penuaan.

Kehidupan dan Kematian: Puisi ini menggambarkan siklus kehidupan dan kematian dengan mengaitkan tubuh manusia dengan alam semesta. Kaki busur pelangi yang menusuk bumi dan sirna seperti kaki pelangi menggambarkan fragilitas dan ketidaktentuan keberadaan manusia di dunia.

Ketidakberdayaan Tubuh: Meskipun tubuh manusia dianggap sebagai tempat sujud dan spiritualitas, puisi ini juga menyoroti ketidakberdayaan dan keterbatasan tubuh dalam menghadapi waktu dan alam.

Tantangan terhadap Kebahagiaan: Dengan mengajukan pertanyaan tentang kebergunaan tubuh, puisi ini menantang pembaca untuk merenungkan arti dan peran keberadaan fisik dalam kehidupan. Apakah keberadaan tubuh manusia hanya bergantung pada kebahagiaan sementara?

Melalui penggunaan bahasa metaforis yang kuat dan gambaran yang dalam, puisi "Tubuh Ini" menggambarkan kompleksitas dan keindahan eksistensi manusia dalam konteks alam semesta dan perjalanan hidup.

D. Kemalawati
Puisi: Tubuh Ini
Karya: D. Kemalawati

Biodata D. Kemalawati:
  • Deknong Kemalawati lahir pada tanggal 2 April 1965 di Meulaboh, Aceh.
© Sepenuhnya. All rights reserved.