Analisis Puisi:
Puisi "Tubuh Ini" karya D. Kemalawati merupakan ungkapan yang dalam tentang keadaan fisik dan keterbatasan manusia dalam menghadapi waktu dan alam. Dengan menggunakan bahasa metaforis yang kuat, puisi ini menggambarkan kerapuhan dan keterbatasan tubuh manusia dalam konteks perjalanan hidup.
Metafora Alam dan Tubuh: Puisi ini menggunakan analogi antara tubuh manusia dan elemen alam seperti tanah, air, cadas, dan lahar. Metafora ini menciptakan gambaran tentang kerentanan dan keberadaan manusia yang berada dalam keterhubungan dengan alam semesta.
Perjalanan Hidup dan Waktu: Penggambaran tentang air yang menjalar dari cadas menuju lahar, serta waktu yang memahat kerutan pada dinding hayat, menyoroti perjalanan hidup manusia yang dipenuhi dengan perubahan dan penuaan.
Kehidupan dan Kematian: Puisi ini menggambarkan siklus kehidupan dan kematian dengan mengaitkan tubuh manusia dengan alam semesta. Kaki busur pelangi yang menusuk bumi dan sirna seperti kaki pelangi menggambarkan fragilitas dan ketidaktentuan keberadaan manusia di dunia.
Ketidakberdayaan Tubuh: Meskipun tubuh manusia dianggap sebagai tempat sujud dan spiritualitas, puisi ini juga menyoroti ketidakberdayaan dan keterbatasan tubuh dalam menghadapi waktu dan alam.
Tantangan terhadap Kebahagiaan: Dengan mengajukan pertanyaan tentang kebergunaan tubuh, puisi ini menantang pembaca untuk merenungkan arti dan peran keberadaan fisik dalam kehidupan. Apakah keberadaan tubuh manusia hanya bergantung pada kebahagiaan sementara?
Melalui penggunaan bahasa metaforis yang kuat dan gambaran yang dalam, puisi "Tubuh Ini" menggambarkan kompleksitas dan keindahan eksistensi manusia dalam konteks alam semesta dan perjalanan hidup.
Karya: D. Kemalawati
Biodata D. Kemalawati:
- Deknong Kemalawati lahir pada tanggal 2 April 1965 di Meulaboh, Aceh.
