Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Perempuan (Karya Wayan Jengki Sunarta)

Puisi "Perempuan" karya Wayan Jengki Sunarta mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan emosional manusia dengan alam dan keindahan sosok ...
Perempuan

rambutmu perempuan
kau gerai atas ombak
pasir pasir memeram resah
dalam jiwaku menjelma sajak

bibirmu perempuan
kau lekatkan pada kangen
hutan hutan basah dalam hujan
menjelma kenangan
menjadi sungai
mengaliri nadi

perempuan dalam irama alun
menari bersama bunga bunga senja
yang gugur perlahan
aku pun luruh pada senyum fana

1994

Sumber: Impian Usai (2007)

Analisis Puisi:

Puisi "Perempuan" karya Wayan Jengki Sunarta menghadirkan keindahan dan kelembutan sosok perempuan melalui bahasa yang puitis dan penuh imaji. Dengan diksi yang halus, penyair mengekspresikan rasa kagum, kerinduan, dan perasaan yang mendalam terhadap perempuan. Puisi ini memadukan alam dan tubuh manusia sebagai simbol pengalaman emosional dan estetika.

Tema

Tema utama puisi ini adalah keindahan, kerinduan, dan kekaguman terhadap perempuan. Penyair mengangkat perempuan sebagai pusat pengalaman emosional, sekaligus menggambarkan interaksi antara manusia dan alam melalui simbol-simbol puitis. Puisi ini juga menyinggung tema cinta dan keabadian rasa melalui hubungan antara tubuh, kenangan, dan alam.

Puisi ini bercerita tentang pengalaman emosional seorang penyair terhadap perempuan. Ia mengekspresikan kekaguman terhadap tubuh perempuan, mulai dari rambut hingga bibir, yang membangkitkan kenangan dan kerinduan. Perempuan digambarkan seolah menjadi bagian dari alam: rambutnya seperti ombak, bibirnya menyalurkan aliran kenangan menjadi sungai. Puisi ini menyampaikan perasaan yang mendalam, hangat, dan penuh penghormatan terhadap sosok perempuan.

Makna Tersirat

Makna tersirat puisi ini adalah hubungan emosional antara manusia dan alam, serta perasaan cinta yang melintasi waktu dan ruang. Perempuan dalam puisi tidak sekadar sosok fisik, tetapi juga simbol pengalaman, kenangan, dan keindahan yang menenangkan sekaligus menggugah perasaan penyair. Puisi ini mengajarkan bahwa cinta dan kekaguman bisa menyatu dengan alam, menjadikan pengalaman manusia lebih kaya dan bermakna.

Suasana dalam Puisi

Suasana puisi ini lembut, hangat, dan puitis, dipenuhi rasa kagum dan ketenangan. Gambaran ombak, hujan, sungai, dan bunga senja menciptakan atmosfer romantis dan menenangkan, sementara ungkapan perasaan penyair menghadirkan kesan intim dan reflektif. Puisi ini memadukan ketenangan alam dengan keindahan tubuh dan kenangan manusia.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Pesan yang dapat diambil dari puisi ini adalah pentingnya menghargai keindahan, menghormati perasaan, dan menyadari hubungan emosional manusia dengan alam. Puisi ini mengajak pembaca merasakan kedalaman emosi, menghargai keindahan perempuan, serta menyadari bahwa kenangan dan rasa kagum bisa menjadi inspirasi untuk menciptakan karya dan refleksi batin.

Imaji

Beberapa imaji yang muncul dalam puisi ini:
  • Imaji visual: “rambutmu perempuan, kau gerai atas ombak”, “hutan-hutan basah dalam hujan”, “bunga-bunga senja yang gugur perlahan” menghadirkan gambaran alam yang hidup dan berpadu dengan tubuh perempuan.
  • Imaji kinestetik: Alur sungai, gerak ombak, dan menari bunga senja memberikan sensasi pergerakan yang lembut dan alami.
  • Imaji emosional: Perasaan rindu, kagum, dan cinta tersirat melalui aliran kenangan yang menjelma sungai, membangkitkan resonansi emosional bagi pembaca.

Majas

Beberapa majas yang digunakan dalam puisi ini antara lain:
  • Metafora – Rambut perempuan diibaratkan ombak, bibir menjadi sungai yang mengalirkan kenangan.
  • Personifikasi – Alam seperti ombak, hujan, dan bunga senja seolah hidup dan bergerak bersama perasaan penyair.
  • Hiperbola – Penggambaran kenangan dan perasaan yang menjelma sungai menekankan intensitas pengalaman emosional penyair.
Puisi "Perempuan" karya Wayan Jengki Sunarta berhasil menangkap keindahan, kerinduan, dan kekaguman terhadap perempuan melalui bahasa yang puitis dan imaji alam yang kaya. Dengan tema yang kuat, suasana yang lembut, dan penggunaan majas yang tepat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan emosional manusia dengan alam dan keindahan sosok perempuan, sekaligus menghargai pengalaman batin yang mendalam.

Wayan Jengki Sunarta
Puisi: Perempuan
Karya: Wayan Jengki Sunarta

Biodata Wayan Jengki Sunarta:
  • Wayan Jengki Sunarta lahir pada tanggal 22 Juni 1975 di Denpasar, Bali, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.