Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Kiprah Fatimah Al-Fihri sebagai Perempuan Visioner dalam Dunia Pendidikan

Mari gali kembali jejak Fatimah Al-Fihri, muslimah pelopor pendidikan yang menginspirasi kita untuk menanam ilmu, kebaikan, dan amal jariyah.

Oleh Selviyana

Di zaman sekarang yang begitu pesat tentang kemajuan perkembangan teknologi dan derasnya arus modernisasi, dunia lupa tentang bahwa siapa salah satu pilar dalam peradaban ilmu pengetahuan ternyata didirikan oleh seorang perempuan muslim, yaitu Fatimah Al-Fihri, tokoh visioner yang berhasil mendirikan universitas Qarawiyyin, lembaga pendidikan yang diakui sebagai universitas pertama dan tertua yang masih berdiri hingga saat ini. Sosok dari Fatimah Al-Fihri sendiri memiliki kiprah dalam pendidikan dan tercatat dalam sejarah sebagai seorang yang memiliki keteladanan tentang nilai-nilai spritual Islam yang tinggi.

Kiprah Fatimah Al-Fihri sebagai Perempuan Visioner dalam Dunia Pendidikan

Fatimah Al-Fihri bukan sekadar catatan di dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan, tetapi ia memiliki sikap keteladanan yang kuat serta mampu melahirkan karya-karya monumental yang membangun dunia peradaban. Sebagian masyarakat modern beranggapan bahwa seorang perempuan jarang tampil dalam sejarah pendidikan dunia oleh karena bukti adanya Fatimah Al-Fihri berperan bahwa seorang perempuan memiliki peran besar sejak abad ke-9. Pada masa itu budaya patriarki yang masih kuat, namun Islam telah memberikan ruang bagi seorang perempuan untuk berkarya, berilmu serta berkontribusi di dalam masyarakat.

Fatimah Al-Fihri lahir pada tahun 800 M di Tunisia, tepatnya di Qarawiyyin. Lahir di keluarga yang taat dalam beragama dan mencintai ilmu. Ayahnya bernama Mohammad Bin Abdullah Al-Fihri, merupakan seorang saudagar yang sukses. Ia juga memiliki satu saudara perempuan bernama Mariam Al-Fihri. Tahun 818 M, ayahnya mengajak Fatimah dan saudara perempuannya pindah ke Fez, Maroko. Karena saat itu wilayah tersebut berada di bawah kekuasaan Abbasiyah dengan Gubernur Idris II. Di tempat tinggal yang baru, usaha sang ayah bertumbuh semakin besar dan berkembang. Harta yang berlimpah dari warisan keluarga inilah yang kemudian diwariskan oleh Fatimah Al-Fihri dan saudara perempuannya setelah ayahnya meninggal dunia.

Warisan kekayaan Fatimah Al-Fihri digunakan untuk kebaikan umat, ia mulai membangun sebuah masjid dan madrasah untuk kaum muslim belajar dan beribadah, kemudian diberi nama dengan sebutan Qarawiyyin. Madrasah inilah cikal bakal dari pendiri universitas Qarawiyyin. Awalnya madrasah ini memiliki kurikulum yang sama pada madrasah umumnya, di dalamnya mengajarkan Tsaqafah Islam seperti Hadis, Tafsir, Al-Quran, Fiqih dan Bahasa Arab. Kemudian semakin berkembang dengan menambahkan materi ilmu umum seperti Matematika, Astronomi, Fisika, Kedokteran, dan Sastra.

Fatimah Al-Fihri ingin harta ayahnya bermanfaat di dunia dan akan menjadi amal saleh yang tetap mengalir sampai di akhirat kelak. Oleh karena itu Fatimah Al-Fihri berkarya dengan membangun Universitas Al-Qarawiyyin di Maroko sehingga dari sanalah terlahir tokoh-tokoh para pakar ilmu pengetahuan. Bukan hanya cendekiawan Muslim seperti Ibnu Khaldun yang belajar di sana, seorang Filsuf Yahudi Maimonides (Ibn Maimun) pun belajar di Al-Qarawiyyin yang didirikan oleh Fatimah Al-Fihri.

Fatimah Al-Fihri memiliki visi, tujuan, impian yang besar dan berpikir jauh melampaui ratusan tahun ke depan untuk mencetak generasi yang cerdas. Sehingga ia menghabiskan waktu hidupnya untuk membangun sesuatu yang bisa bermanfaat untuk banyak orang dan dengan jangka waktu yang abadi. Ia membangun tempat belajar, artinya akan terus lahir generasi manusia yang berilmu. Ia meyakini bahwa ilmu yang bermanfaat pahalanya akan terus mengalir hingga akhirat kelak. Menjadikan dunia sebagai ladang untuk menanam kebaikan, sehingga di akhirat kelak ia akan memanen kebaikan yang telah ia lakukan selama hidupnya di dunia. Tidak ada aktivitas yang ia lakukan di dunia kecuali untuk kebaikan yang dilakukan karena Allah dan untuk meraih rahmat serta rida-Nya.

Sampai saat ini nama Fatimah Al-Fihri selalu disebut dalam doa-doa para ulama dan pencari ilmu berkat keberkahan hidupnya. Tiga pelajaran dari Fatimah Al-Fihri ini senada dengan sabda Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA: “Ketika seseorang telah meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang berdoa baginya.” Sungguh dunia sangat merindukan penerus hebat sepertimu, wahai Fatimah Al-Fihri Rahimahullah.

Sosok Muslimah Fatimah Al-Fihri yang meninggal dunia tahun 880 M di Fez. Darinya kita belajar untuk menjadi generasi yang visioner, ikhlas mendedikasikan harta, waktu dan pikiran untuk kebaikan umat. Semoga kita bisa mengikuti langkah jejak kehidupannya.

Biodata Penulis:

Selviyana saat ini aktif sebagai mahasiswa di UIN K.H. Abdurrahman Wahid.

© Sepenuhnya. All rights reserved.