Postingan

Puisi: Kugigit Batu Sungai (Karya Abrar Yusra)

Kugigit Batu Sungai Tidak tentu lagi hari apa. Tapi jelas angin senja berkerosok di tepi hutan sepanjang sungai berkabut         Sungai berbisik-bisi…

Puisi: Pada Sebuah Makan Sore (Karya Ahmad Nurullah)

Pada Sebuah Makan Sore: Intermezo (- Untuk Arie MP Tamba) Tidak. Kita tidak betul-betul tahu apa yang kita tu…

Puisi: Di Tikungan Sajak Ini Akan Kautemukan Sebuah Sungai (Karya Ahmad Nurullah)

Di Tikungan Sajak Ini Akan Kautemukan Sebuah Sungai Di tikungan sajak ini akan kautemukan sebuah sungai - kat…

Puisi: Pada Airmatamu, Kulihat Jalan Buntu (Karya Ahmad Nurullah)

Pada Airmatamu, Kulihat Jalan Buntu (- Untukmu yang Sedang Menangis) Pada airmatamu, kulihat jalan buntu: Mim…

Puisi: Sebab Cinta Tak Selalu Sehat (Karya Ahmad Nurullah)

Sebab Cinta Tak Selalu Sehat sebab cinta memang tak selalu sehat. Atau mungkin setengah gila: Seperti sore it…

Puisi: Pada Tidur di Sebuah Sore (Karya Ahmad Nurullah)

Pada Tidur di Sebuah Sore "Izinkan aku berteduh di dalam mimpimu, Nak," kataku, beberapa menit sete…

Puisi: Pada Sebuah Resepsi Pengantin Purba (Karya Ahmad Nurullah)

Pada Sebuah Resepsi: Pengantin Purba (1) Ia datang dari sebuah dunia yang jauh dari ubun-ubunku: "Ketika a…

Puisi: Di Tebing Waktu, Meditasi (Karya Ahmad Nurullah)

Di Tebing Waktu: Meditasi (1) Sebelum jagat raya diciptakan, apa yang dilakukan Tuhan? Sunyi. Di teras…

Puisi: Barito (Karya Ahmad Nurullah)

Barito ( 1 ) (- catatan perjalanan) Di tengah kelucak sungai Murung-Barito Di tengah guncangan riam lawang …
© Sepenuhnya. All rights reserved.