Postingan

Puisi: Suatu Senja di Bukit Lamreh (Karya D. Kemalawati)

Suatu Senja di Bukit Lamreh Setelah tujuh puluh empat anak tangga aku merasa cukup tinggi dalam kesunyian …

Puisi: Mengeja Pertemuan (Karya D. Kemalawati)

Mengeja Pertemuan Pertemuan pertama retina matamu tak menyimpan apa-apa selain sebentuk bulan di batas la…

Puisi: Orang-Orang Makin Paham Menjaga Ingatan (Karya D. Kemalawati)

Orang-Orang Makin Paham Menjaga Ingatan Orang-orang di kampung ingatan selalu berjalan mundur menatap ke awan …

Puisi: Kau, Ruang dan Angin (Karya D. Kemalawati)

Kau, Ruang dan Angin Seperti ruang dan angin sarat akan waktu arah tuju pun menggebu Dirimu, cuaca yan…

Puisi: Jakarta (Karya D. Kemalawati)

Jakarta Semalam terakhir itu seribu jarum di bantal tidur mengukir luka. Jakarta, 1989 Analisis Puis…

Puisi: Sajak untuk Pelukis Ombakku (Karya D. Kemalawati)

Sajak untuk Pelukis Ombakku (Untuk : Virse Venni) Apakah artinya sajakku ini ketika ombak yang kau lukiskan …

Puisi: Dua Sisi Sajakku (Karya D. Kemalawati)

Dua Sisi Sajakku Dua sisi merentang jarak membuatku teragak-agak kau dan dia serupa bintang amat jauh sa…

Puisi: Surat dari Negeri Tak Bertuan (Karya D. Kemalawati)

Surat dari Negeri Tak Bertuan Sahabatku, inilah suaraku dari negeri tak bertuan sebenarnya telah sangat lama b…

Puisi: Di Hempas Badai (Karya D. Kemalawati)

Di Hempas Badai Seperti biduk rapuh bermain di samudra alangkah hebatnya petualangan ini seperti layang-laya…
© Sepenuhnya. All rights reserved.