Puisi: Getir (Karya D. Kemalawati) Getir Di simpang jalan peminta-minta menadah sendawa dari getir ruang tanya di arena perang genderang l…
Puisi: Rumah Batu Olakemang (Karya D. Kemalawati) Rumah Batu Olakemang Terjepit di antara rumah kayu rumah batu terkelupas dan rapuh sarang laba-laba di gerobok…
Puisi: Anak-Anak Merah Putih di Deras Hujan (Karya: D. Kemalawati dan Dimas Arika Mihardja) Anak-Anak Merah Putih di Deras Hujan (Kolaborasi Puisi D Kemalawati-Dimas Arika Mihardja) D. Kemalawati M…
Puisi: Bayangmu Selalu Melintas (Karya D. Kemalawati) Bayangmu Selalu Melintas Saat menulis puisi bayanganmu melintas bait-bait puisi pun lepas. Saat menulis …
Puisi: Tentang Surat dari Negeri Tak Bertuan (Karya D. Kemalawati) Tentang Surat dari Negeri Tak Bertuan Surat dari negeri tak bertuan kutulis dalam badai saat hujan membanjiri …
Puisi: Suatu Malam di Sebuah Halte (Karya D. Kemalawati) Suatu Malam di Sebuah Halte Bus terakhir tetap sarat apa yang kau tunggu atau lampu meredup kelam lalu tubuh…
Puisi: Tak Cukup Kata (Karya D. Kemalawati) Tak Cukup Kata Karena kata tak pernah cukup menerjemahkan cintaku padamu maka maafkan aku bila tak pernah …
Puisi: Tentang Cinta yang Lebih (Karya D. Kemalawati) Tentang Cinta yang Lebih Barangkali terlanjur kukabarkan tentang kesetiaan sedang penantian terlanjur panjang dan ketika timbul kesadaran …
Puisi: Wanita-Wanita dalam Lingkaran (Karya D. Kemalawati) Wanita-Wanita dalam Lingkaran Wanita-wanita dalam lingkaran telah dipaksa meninggalkan seluruh harga yang me…