Analisis Puisi:
Puisi "Hitam" karya Nersalya Renata adalah sebuah refleksi mendalam tentang pengalaman seorang individu yang merasa teralienasi dan dihina karena warna kulitnya yang hitam. Dalam puisi ini, Renata menggambarkan perasaan kebingungan, kesedihan, dan keinginan untuk lenyap yang dirasakan oleh penyair tersebut.
Stigma Kulit Hitam: Puisi ini menggambarkan stigma sosial yang melekat pada warna kulit hitam. Penyair merasa dihina dan tidak diterima oleh anggota keluarga karena perbedaan warna kulitnya. Renata mengeksplorasi bagaimana persepsi negatif terhadap warna kulit hitam dapat menghasilkan prasangka, julukan-julukan merendahkan, dan perlakuan diskriminatif.
Identitas dan Penerimaan: Melalui kata-kata yang puitis, Renata mengungkapkan perjuangan penyair untuk merasa diterima dan diakui oleh keluarga dan masyarakatnya. Pengalaman penyair dalam merasa terasing dan dikecam karena warna kulitnya mencerminkan pertarungan yang melibatkan identitas dan pencarian penerimaan di tengah budaya yang seringkali menempatkan nilai pada standar kecantikan yang sempit.
Keinginan untuk Lenyap: Dalam puisi ini, Renata menggambarkan keinginan penyair untuk lenyap atau disembunyikan dari pandangan orang lain. Ini mencerminkan dorongan untuk menghindari rasa sakit dan kehinaan yang muncul dari pengalaman diskriminasi dan penolakan. Penyair merindukan perlindungan dan keselamatan dari penghakiman orang lain atas warna kulitnya.
Puisi "Hitam" karya Nersalya Renata adalah sebuah penggambaran yang menggugah tentang pengalaman individu yang merasa teralienasi dan dihina karena warna kulitnya yang hitam. Dengan menggunakan bahasa yang sederhana namun kuat, Renata membangkitkan empati pembaca terhadap pengalaman penyair yang berjuang untuk diterima dalam sebuah masyarakat yang terkadang keras dan tidak toleran terhadap perbedaan. Puisi ini mengundang kita untuk merenungkan pentingnya penerimaan, penghargaan, dan keadilan dalam memperlakukan individu tanpa memandang warna kulitnya.
