Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Hitam (Karya Nersalya Renata)

Puisi "Hitam" karya Nersalya Renata mengundang kita untuk merenungkan pentingnya penerimaan, penghargaan, dan keadilan dalam memperlakukan individu ..
Hitam

aku tak tahu
apa yang salah
dengan kulitku yang hitam

hitam
membuatku ingin lenyap
tiap kali acara arisan keluarga,
ada saudara berkunjung,
juga di hari raya

aku tak tahu
apa yang salah dengan
kulitku yang hitam

setiap kali paman atau bibiku
berkunjung, selalu saja
julukan-julukan keluar dari mulut mereka
semuanya menempel padaku
aku besi berani
jarum-jarum ejekan dari mulut mereka
menempel padaku

mereka juga membandingkanku
dengan sepupuku yang berkulit putih
lantas mereka  melarangku
bermain di luar rumah di bawah matahari

begitulah
setiap kali ada kumpul-kumpul keluarga
aku ingin sekali bisa lenyap tiba-tiba
atau terbungkus dari ujung kaki
sampai ujung rambut
seperti permen yang dibungkus
dipuntir ujung-ujungnya
seperti pocong
agar tak ada yang melihatku
dan memanggilku si hitam.

Jakarta, 2009

Sumber: Lima Gambar di Langit-Langit Kamar (2015)

Analisis Puisi:

Puisi "Hitam" karya Nersalya Renata adalah sebuah refleksi mendalam tentang pengalaman seorang individu yang merasa teralienasi dan dihina karena warna kulitnya yang hitam. Dalam puisi ini, Renata menggambarkan perasaan kebingungan, kesedihan, dan keinginan untuk lenyap yang dirasakan oleh penyair tersebut.

Stigma Kulit Hitam: Puisi ini menggambarkan stigma sosial yang melekat pada warna kulit hitam. Penyair merasa dihina dan tidak diterima oleh anggota keluarga karena perbedaan warna kulitnya. Renata mengeksplorasi bagaimana persepsi negatif terhadap warna kulit hitam dapat menghasilkan prasangka, julukan-julukan merendahkan, dan perlakuan diskriminatif.

Identitas dan Penerimaan: Melalui kata-kata yang puitis, Renata mengungkapkan perjuangan penyair untuk merasa diterima dan diakui oleh keluarga dan masyarakatnya. Pengalaman penyair dalam merasa terasing dan dikecam karena warna kulitnya mencerminkan pertarungan yang melibatkan identitas dan pencarian penerimaan di tengah budaya yang seringkali menempatkan nilai pada standar kecantikan yang sempit.

Keinginan untuk Lenyap: Dalam puisi ini, Renata menggambarkan keinginan penyair untuk lenyap atau disembunyikan dari pandangan orang lain. Ini mencerminkan dorongan untuk menghindari rasa sakit dan kehinaan yang muncul dari pengalaman diskriminasi dan penolakan. Penyair merindukan perlindungan dan keselamatan dari penghakiman orang lain atas warna kulitnya.

Puisi "Hitam" karya Nersalya Renata adalah sebuah penggambaran yang menggugah tentang pengalaman individu yang merasa teralienasi dan dihina karena warna kulitnya yang hitam. Dengan menggunakan bahasa yang sederhana namun kuat, Renata membangkitkan empati pembaca terhadap pengalaman penyair yang berjuang untuk diterima dalam sebuah masyarakat yang terkadang keras dan tidak toleran terhadap perbedaan. Puisi ini mengundang kita untuk merenungkan pentingnya penerimaan, penghargaan, dan keadilan dalam memperlakukan individu tanpa memandang warna kulitnya.

Nersalya Renata
Puisi: Hitam
Karya: Nersalya Renata

Biodata Nersalya Renata:
  • Nersalya Renata lahir pada tahun 1981 di Bandar Jaya, Lampung Tengah.
© Sepenuhnya. All rights reserved.