Puisi: Bertutur Ketika Salju (Karya Mochtar Pabottingi)

Puisi: Bertutur Ketika Salju Karya: Mochtar Pabottingi
Bertutur Ketika Salju


Adakah yang menangkap misteri
Pada simetri tubuhmu. Dalam kehangatan beku
Adakah yang menangkap tutur diammu
Tentang sedu birahi. Di gigir musim
Tentang gemuruh cinta. Di tengah sunyi

Pada siluet ranting-ranting
Tertangkap juga binar matamu
Saat kereta menderu. Menuju duka

Salju, tuturmu, adalah pancaran sperma
Kala langit mendekap dan bersetubuh
Dengan bumi
Kala para bidadari menebarnya
Dengan air mata sukacita
Dan bertahan pada daun cemara
Bagai bulu-bulu halus di jenjang lehermu
Kala kau lihat pepohonan itu seketika
Gemetar. Meranggaskan orgasme

Maka kristal-kristal sperma pun abadi
Lebur dekap ke dalam indung bumi


Madison, WI, Musim Dingin 2001

Sumber: Berguru kepada Puisi (2019)

Analisis Puisi:
Puisi "Bertutur Ketika Salju" karya Mochtar Pabottingi memiliki beberapa hal menarik. Berikut adalah beberapa poin menarik yang dapat ditemukan dalam puisi ini:
  1. Penggunaan imaji dan metafora: Puisi ini menggunakan imaji dan metafora yang kuat untuk menggambarkan suasana dan pengalaman. Salju digambarkan sebagai pancaran sperma, dan langit dan bumi digambarkan dalam hubungan seksual. Metafora ini memberikan dimensi yang kuat pada puisi dan menciptakan gambaran yang menarik.
  2. Keberanian dalam bahasa: Puisi ini menggunakan bahasa yang lugas dan terbuka dalam mengungkapkan keintiman dan gairah seksual. Menggambarkan sedu birahi, gemuruh cinta, dan orgasme, puisi ini menghadirkan keberanian dalam menggali sisi-sisi emosional yang kuat dan intim.
  3. Penggunaan alam sebagai latar belakang: Puisi ini menggunakan gambaran salju, ranting-ranting, dan pepohonan untuk menciptakan latar belakang yang indah dan memperkuat suasana puisi. Alam menjadi saksi dari pengalaman manusia dan memberikan konteks yang kaya bagi puisi ini.
  4. Perpaduan kehidupan dan kematian: Puisi ini menggabungkan elemen kehidupan dan kematian dengan menggambarkan salju sebagai sperma yang melebur ke dalam bumi. Hal ini menciptakan perpaduan yang menarik antara kehidupan dan kematian, gairah dan keterikatan.
Puisi "Bertutur Ketika Salju" menggambarkan pengalaman keintiman dan gairah seksual dengan penggunaan bahasa yang lugas dan gambaran alam yang indah. Puisi ini menciptakan suasana yang intim dan memperkenalkan dimensi yang kompleks dalam hubungan manusia dengan alam dan seksualitas.

Mochtar Pabottingi
Puisi: Bertutur Ketika Salju
Karya: Mochtar Pabottingi

Biodata Mochtar Pabottingi:
  • Mochtar Pabottingi lahir pada tanggal 17 Juli 1945 di Bulukumba, Sulawesi Selatan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.