Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Cara Menganalisis Laporan Keuangan secara Rinci

Cara Menganalisis Laporan Keuangan secara Rinci || Ada beberapa teknik dalam membuat analisis laporan keuangan berdasarkan rasio. Dalam hal ini ...

Menjadi seorang bendahara biasanya pasti akan terbiasa untuk membuat analisis laporan keuangan rutin. Tetapi, selain bendahara para pekerja yang berada di bagian keuangan juga sudah terbiasa dengan laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan dibuat sebagai perincian keuangan yang sudah masuk dan akan keluar bahkan yang sudah keluar.

Cara Menganalisis Laporan Keuangan

Salah satu cakupan dalam analisis laporan suatu keuangan adalah membuat perbandingan kinerja sebuah perusahaan dengan perusahaan lain yang mempunyai bidang yang serupa. Sebuah analisis laporan keuangan akan dilakukan dalam beberapa teknik.

Teknik di sini ada untuk membuat sebuah rasio dalam keuangan. Mengapa demikian? Karena analisis keuangan juga bertujuan utuk bisa memanfaatkan beberapa keunggulan dan menutupi kelemahan yang ada pada sebuah perusahaan.

Ada beberapa teknik dalam membuat analisis laporan keuangan berdasarkan rasio. Dalam hal ini pembahasan yang akan dikupas hanya mengenai dua analisis dengan menggunakan dua rasio. Dua rasio tersebut adalah adalah sebagai berikut:

1. Analisis Laporan Keuangan dengan Rasio Likuiditas

Analisis dengan rasio likuiditas akan menunjukkan hubungan antara kas dan aktiva untuk membuat sebuah kewajiban yang lancar. Posisi dalam sebuah likuiditas ini berhubungan dengan kemampuan suatu perusahaan untuk melunasi kewajibannya dalam janga waktu yang pendek.

Dalam menganalisis dengan rasio likuiditas terdapat dua bentuk untuk menganalisis keuangan. Dua bentuk tersebut adalah rasio lancar dan rasio cepat. Rasio lancar atau yang disebut dengan current ratio terjadi jika sebuah aktiva lancar dibagi dengan kewajiban yang lancar.

Contohnya sebuah perusahaan memiliki rasio yang lancar sebanyak 2,5 kali. Rasio lancar rata-rata dalam perusahaan itu ada pada angka 3,6 kali. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa perusahaan tersebut mempunyai rasio lancar yang lebih rendah dari rasio lancar rata-rata perusahaan lain dalam sebuah industri.

Hal ini menunjukkan jika rasio lancar sebuah perusahaan jauh dari rata-rata semua perusahaan lainnya, maka manajemen dari sebuah perusahaan tersebut harus diubah dan dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui penyebabnya.

Rasio kedua yang termasuk ke dalam rasio likuiditas adalah rasio cepat. Rasio cepat atau yang dikatakan acid test adalah sebuah rasio yang berguna untuk mengukur sebuah kemampuan pada setiap perusahaan yang memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa mengandalkan persediaan yang ada. Rasio cepat terjadi dari sebuah aktiva lancar dikurangi persediaan yang ada dan dibagi dengan kewajiban lancar.

Sebagai contoh dalam sebuah rasio cepat adalah perusahaan A mempunyai rasio cepat sebanyak 1,5 kali dan rasio cepat rata-rata pada perusahaan lainnya adalah 3 kali. Bisa ditarik kesimpulan bahwa rasio cepat pada perusahaan A jauh lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan lainnya yang mempunyai industri di bidang yang sama.

Hal seperti ini bisa diatasi jika perusahaan A melunasi piutangnya sebuah usahanya dan melunasi kewajiban lancarnya tanpa adanya likuidasi persediaan yang ada. Maka dari itu sebuah analisis laporan keuangan dengan memakai rasio likuidasi ini harus benar-benar diperhatikan aktiva dan kewajiban lancarnya dalam sebuah perusahaan.

2. Analisis Laporan Keuangan dengan Rasio Pengelolaan Aktiva

Membuat analisis dengan rasio pengelolaan aktiva adalah cara mengukur keefektifan suatu perusahaan mengelola aktiva keuangannya. Rasio pengelolaan aktiva juga melihat sebuah kewajaran nilai sebuah aktiva dalam neraca.

Hal ini dilakukan agar nilai aktiva dalam sebuah perusahaan disajikan tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah.

Ada empat bentuk analisis dengan rasio pengelolaan aktiva yaitu rasio perputaran persediaan, rasio periode penagihan rata-rata, rasio perputaran aktiva tetap dan rasio perputaran total aktiva.

Rasio perputaran persediaan dalam sebuah analisis laporan keuangan adalah rasio yang bertujuan untuk menunjukkan perputaran persediaan dalam sebuah perusahaan. Rasio perputaran persediaan dalam sebuah perusahaan terjadi dari penjualan dibagi sebuah persediaan.

Sebagai contoh jika rasio perputaran pada perusahaan B adalah 5 kali dimana rasio perputaran pada perusahaan lainnya adalah 9 kali. Hal ini bisa ditarik kesimpulan bahwa tingkat perputaran pada perusahaan B lebih rendah daripada tingkat perputaran pada perusahaan lainnya yang mempunyai bidang sama.

Hal ini membuktikan bahwa perusahaan B menyimpan persediaan terlalu banyak dan tidak produktif dalam mengelola persediaannya yang menjadikan persediaan dalam perusahaan itu terlalu menumpuk. Untuk membuat tingkat persediaan lebih lancar kita harus membuat sebuah manajemen yang menganalisis tentang rasio lancarnya.

Rasio periode penagihan rata-rata dalam rasio pengelolaan aktiva atau bisa disebut day sales outstanding (DSO) adalah rasio yang berfungsi untuk menaksir seberapa lama jangka waktu yang dibutuhkan sebuah perusahaan dalam merealisasikan penerimaan kas terhadap penjualan yang sudah dilakukan.

Adanya DSO terjadi karena piutang dibagi dengan rata-rata penjualan perharinya. Hal ini serupa juga dengan piutang dibagi dengan penjualan tahunan dibagi 360. Contohnya jika DSO pada sebuah perusahaan adalah 40 hari sedangkan DSO rata-rata pada perusahaan lainnya yang mempunyai bidang sama adalah 30 hari maka bisa ditarik kesimpulan bahwa kemampuan perusahaan tersebut lebih rendah cara menagih utangnya dibandingkan perusahaan lain.

Rasio pengelolaan aktiva ketiga adalah rasio perputaran aktiva tetap atau bisa disebut dengan fixed-asset turnover ratio. Rasio perputaran aktiva tetap adalah rasio yang mengukur sebuah efektivitas perusahaan dalam menggunakan sebuah aktiva tetapnya. Hal ini bisa dilihat dari keefektifan dari pabrik, mesin, peralatan dan lain-lain.

Rasio perputaran aktiva tetap dalam analisis laporan keuangan ini terjadi dari penjualan yang dibagi dengan aktiva tetap bersih. Sebagai contoh adalah rasio perputaran aktiva tetap sebuah perusahaan adalah 4 kali sedangkan rasio perputaran aktiva tetap rata-rata pada perusahaan lain adalah 4 kali.

Hal ini bisa ditarik kesimpulan bahwa penggunaan aktiva tetap pada sebuah perusahaan memiliki tingkat efektifitas yang serupa dengan perusahaan lainnya. Dalam rasio ini, iasanya muncul permasalahan yang menyangkut tentang inflasi. Inflasi ini yang bisa menyebabkan nilai sebagian besar sebuah aktiva yang dibeli terlalu rendah.

Rasio terakhir dalam pengelolaan aktiva adalah rasio perputaran total aktiva atau yang bisa disebut dengan total asset turnover ratio. Rasio perputaran total aktiva ini mempunyai fungsi sebagai pengukur perputaran semua aktiva pada setiap perusahaan.

Rasio perputaran total aktiva ini dapat diperoleh dari penjualan dibagi dengan total aktiva yang sudah ada. sebagai contoh sebuah rasio perputaran total aktiva sebuah perusahaan adalah 1.8 kali sedangkan rasio perputaran total aktiva rata-rata pada perusahaan lain adalah 2.5 kali.

Hal ini bisa ditarik kesimpulan bahwa perusahaan tidak bisa menghasilkan tingkat penjualan yang cukup bagus dibandingkan dengan investasi dalam setiap total aktivanya.

Setelah mengetahui beberapa cara membuat analisis laporan keuangan dengan dua rasio yang bercabang ini, kita sudah harus bisa mengetahui bagaimana rasio sebuah perusahaan terhadap usaha yang dibuatnya agar tidak terjadi sebuah kerugian dalam setiap langkahnya. Adanya rasio untuk menganalisis keuangan bertujuan mengetahui seberapa banyak penerimaan dan pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan.

Jadi, kita mempunyai patokan yang umum tentang rasio rata-rata dalam menganalisis keuangan pada perusahaan lain. Semoga bermanfaat!

© Sepenuhnya. All rights reserved.