Jenis-jenis pantun di Indonesia sangat beragam. Di antaranya adalah pantun dua baris, empat baris, enam baris, delapan baris, dua belas baris, bahkan ada yang sampai tiga puluh baris. Meskipun begitu, jenis pantun yang biasa digunakan adalah pantun empat baris.
Pada umumnya pantun berisi 8-12 suku kata dengan pola a-b-a-b. Pantun terdiri atas dua bagian, yakni sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama. Sementara itu, isi merupakan dua baris selanjutnya.
Pantun dikenal dengan nama yang berbeda-beda di setiap daerah. Misalnya di Minangkabau, pantun lebih dikenal dengan sebutan patuntun. Kemudian dalam bahasa Jawa, pantun disebut dengan parikan.
Lalu, di Batak pantun lebih dikenal dengan sebutan Umpasa. Dan terakhir di Sunda, pantun lebih dikenal dengan sebutan paparikan. Meski penyebutannya berbeda, namun jenis pantunnya sama. Hal ini membuktikan bahwa, pantun merupakan karya sastra yang berkembang luas di Indonesia.
Seiring berjalannya waktu, pantun juga mengalami perkembangan. Hal ini ditandai dengan munculnya jenis pantun Karmina dan Talibun. Karmina merupakan jenis pantun; yang hanya terdiri atas dua baris. Sementara itu, Talibun merupakan jenis pantun yang terdiri atas enam baris atau bahkan lebih.
Jenis-Jenis Pantun
Pantun adalah jenis puisi lama yang umumnya terdiri atas empat baris. Awalnya pantun dikenal sebagai sastra lisan, namun sekarang banyak dijumpai dalam bentuk tulisan. Ada beragam jenis pantun yang digunakan dalam keseharian. Di antaranya adalah pantun agama, pantun jenaka, pantun kepahlawanan, pantun percintaan, dan lain-lain.
Nah, apa ciri khas dari setiap jenis pantun? Untuk lebih jelas, berikut ini ulasan mengenai jenis pantun dan contohnya.
1. Pantun Agama
Sesuai dengan namanya, pantun agama merupakan jenis pantun yang berisi kata nasihat. Nasihat dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Umumnya isi dari pantun agama adalah nasihat untuk menjalani perintah-Nya dan menjauhi larangannya. Adapun contoh pantun agama adalah sebagai berikut:
Jalan-jalan ke Hongkong
Jangan lupa beli semangka
Jadi anak jangan suka bohong
Kalau bohong, nanti masuk neraka
Makna dari pantun di atas adalah larangan untuk berbohong. Apapun alasannya, berbohong itu tidak baik. Karena sekali berbohong, akan muncul kebohongan-kebohongan lainnya.
2. Pantun Adat
Pantun adat merupakan salah satu jenis pantun yang mempunyai ciri khas dari gaya bahasanya. Gaya bahasa yang digunakan pada pantun adat biasanya kental akan unsur budaya di Indonesia.
Kemunculan pantun adat dilatarbelakangi oleh banyaknya suku di Indonesia. Setiap suku mempunyai ciri khas dalam segi budaya. Meski berbeda, namun tetap satu jua.
Lalu, bagaimana contoh pantun adat. Adapun contoh pantun adat adalah sebagai berikut:
Pohon Jambu berbuah lebat
Namun awas itu pohon terlarang
Ayolah lestarikan adat istiadat
Sebelum nantinya diklaim negara orang
Makna dari pantun adat ini sudah tergambar secara jelas. Ya, Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan budaya dan adat istiadatnya. Namun sayangnya, belum banyak orang yang tergerak untuk melestarikan kebudayaan tersebut.
Justru negara lainlah yang tertarik untuk melestarikannya. Jadi, sebelum negara lain mengklaim budaya kita maka lestarikanlah. Jangan sampai setelah diklaim milik negara lain, baru protes.
3. Pantun Perpisahan
Pantun perpisahan adalah pantun yang bertema perpisahan. Biasanya pantun seperti ini digunakan saat acara perpisahan sekolah. Namun tak jarang, pantun perpisahan juga digunakan dalam kesempatan lainnya.
Umumnya, pantun perpisahan ini berisi sebuah pesan perpisahan yang diberikan kepada orang-orang tersayang, baik itu keluarga, teman, sahabat atau pacar. Lalu, bagaimana contoh pantun perpisahan? Berikut contohnya:
Hari-hari terasa hampa
Semua yang nyata pun terlihat semu
Meski raga sulit berjumpa
Semoga hati terus bertemu
4. Pantun Cinta
Di antara jenis pantun lainnya, pantun cinta lebih banyak diminati. Apalagi di kalangan anak muda. Tak jarang pantun cinta digunakan untuk update status di media sosial, contohnya facebook. Maklum saja, di usia remaja biasanya tengah terlena akan cinta. Bagaimana contoh pantun cinta? Adapun contohnya adalah sebagai berikut ini:
Jalan-jalan ke Itali
Jangan lupa bawa oleh-olehnya
Putus cinta tak usah disesali
Pasti akan datang cinta lainnya
Mencari-cari dimana kumbang
Kumbangnya ada di pohon kepala
Awalnya merasa sayang
Lama-lama menjadi cinta
5. Pantun Jenaka
Pantun jenaka merupakan pantun yang fungsinya untuk menghibur. Tak jarang, pantun jenaka berisi sindiran yang tujuannya untuk mempererat keakraban. Dengan begitu, tidak akan ada yang merasa tersinggung. Justru pantun jenaka membuat suasana menjadi riang.
Jalan-jalan menelusuri rawa
Santai sebentar di pohon palem
Sungguh sulit menahan tawa
Melihat melihat kelinci memakai helm
6. Pantun Nasihat
Pantun nasihat merupakan pantun yang berisikan nasihat. Pada umumnya, pantun ini dibuat untuk mengajak seseorang untuk berubah menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya. Lalu, bagaimana contoh pantun nasihat?
Siang-siang enaknya makan lotek
Eh loteknya tumpah karena ceroboh
Jangan biasakan untuk mencontek
Karena mencontek membuat kita bodoh
Cara Membuat Pantun
Pantun mungkin bukan hal yang asing bagi setiap orang. mengapa demikian? Hal ini dikarenakan, pantun menjadi salah satu bahan yang diajarkan di sekolah. Namun masih ada yang belum paham benar tentang cara membuat pantun.
Pada dasarnya membuat pantun itu tidaklah sulit. Misalkan kita akan membuat pantun 4 baris yang berpola a-b-a-b, buatlah terlebih dahulu isinya. Ya, buat 2 baris untuk isinya.
Kalau mau naik kelas
Harus giat untuk belajar
Setelah bagian isi jadi, sekarang saatnya untuk membuat sampirannya. Sampiran adalah 2 baris awal pada pantun.
Jalan-jalan ke Ciracas
Pulangnya membawa acar
Nah, jika bagian isi dan sampirannya sudah jadi, sekarang kita satukan. Adapun contohnya sebagai berikut.
Jalan-jalan ke Ciracas
Pulangnya membawa acar
Kalau mau naik kelas
Harus giat untuk belajar
Mudah bukan dalam membuat pantun? Jadi tips mudah membuat pantun adalah membuat dua baris isinya terlebih dahulu, setelah itu baru buat bagian sampirannya. Dan langkah terakhir tinggal menyatukan sampiran dan isi, sehingga menjadi satu buah pantun yang utuh.
Peran Pantun
Pada awalnya, pantun berperan sebagai alat pemelihara bahasa. Selain itu, pantun juga berguna untuk melatih kreativitas seseorang dalam merangkai kata. Kita juga dilatih untuk berimajinasi tentang berbagai hal. Dalam pergaulan, pantun berfungsi untuk menumbuhkan keakraban satu sama lainnya.
Nah, sekarang sudah tahu kan beragam jenis-jenis pantun dan ciri khasnya. Mulai dari pantun agama, pantun adat, pantun perpisahan, pantun cinta, sampai dengan pantun jenaka. Jadi, sudah tidak kesulitan lagi bukan dalam membuat pantun.
Awalnya mungkin akan terasa sulit, namun lama kelamaan justru terasa gampang. Oleh karena itu, teruslah berlatih. Latihan yang rutin membuat kita menjadi terbiasa.
Jika sudah pintar dalam membuat pantun, tak ada salahnya mengajak teman untuk saling berbalas pantun. Mengasyikkan bukan? Demikianlah ulasan mengenai jenis-jenis pantun dan contohnya. Semoga informasi yang disajikan bermanfaat bagi para pembaca.
