Budak Cinta: Antara Kasih Sayang dan Kesehatan Mental

Di sekitar kita banyak sekali pasangan yang sering dibilang bucin, dan mereka senang ketika dikatakan seperti itu, tapi ada juga yang tidak ....

Kita pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah budak cinta atau yang lebih kita kenal dengan sebutan bucin. Apa yang ada di benak kalian ketika mendengar kata bucin? Orang yang sangat cinta dengan pasangannya atau orang yang terlalu menyayangi pasangannya sampai lupa dunia?

Tidak, kita tidak boleh menjudge seseorang ketika mereka menyayangi pasangannya. Seperti yang kita tahu, bucin adalah keadaan dimana seseorang yang sangat sayang dengan pasangannya hingga melebihi sayangnya kepada diri sendiri. Huh, banyak sekali istilah gaul yang semakin aneh saat ini.

Budak Cinta

Di sekitar kita banyak sekali pasangan yang sering dibilang bucin, dan mereka senang ketika dikatakan seperti itu, tapi ada juga yang tidak terima. Kalian tim yang mana haha?

Aku adalah salah satu orang yang mungkin bisa dikatakan bucin ketika menyayangi seseorang, ah aku yakin kalian juga ada yang seperti itu karena memang setiap orang memiliki caranya yang unik ketika menyayangi seseorang.

Tapi terkadang ketika kita memiliki teman yang terlalu bucin kita merasa kesal karena itu terlihat konyol di mata kita, padahal mungkin bisa saja kita juga sama seperti itu di mata mereka.

Aku memiliki teman yang mungkin bisa dikatakan bucin. Kenapa aku mengatakan bahwa temanku ini bucin? Karena dia selalu mencoba menutup mata dan telinga dia ketika aku dan teman-temanku menceritakan hal yang tidak baik mengenai pasangannya, dia selalu mencoba berpikir positif tetapi juga tidak berusaha mencari tau, dia selalu membela pasangannya, selalu membanggakan pasangannya meskipun banyak sekali orang di sekitar dia yang memberitahunya, ya itu cara dia untuk selalu berusaha membahagiakan pasangannya yang tidak disadari hal tersebut bisa saja merugikan dirinya sendiri.

Aku yakin dari kalian pasti memiliki teman yang seperti itu yang terkadang membuat kita jengkel, atau jangan-jangan kalian termasuk orang seperti temanku haha, tapi kembali lagi bahwa setiap orang memiliki caranya sendiri untuk menyayangi pasangannya dan cara untuk dia bahagia.

Bucin adalah salah satu cara seseorang dalam mengekspresikan bentuk kasih sayangnya kepada pasangan mereka. Sebagian orang menganggap bahwa bucin adalah suatu hal yang lumrah terjadi pada suatu pasangan karena memang pada dasarnya rela berkorban untuk pasangan itu wajar, tetapi hal tersebut bisa saja berubah menjadi toxic relationship bagi salah satu pihak ketika dilakukan secara berlebihan. 

Dilansir dari Klinikdokter, bucin dikatakan buruk ketika sudah merugikan diri sendiri maupun lingkungan di sekitarnya, seseorang mulai tertekan dan merasa tidak nyaman saat mencoba ingin memenuhi hal yang diinginkan pasangannya, kurangnya pendirian karena ia lebih takut jika pasangannya marah, ia akan rela melakukan apa saja yang diminta pasangannya, mengabaikan aktivitas yang jauh lebih penting hanya untuk bersama pasangan, terlalu banyak menghabiskan waktu untuk pasangan membuat ia kurang berinteraksi dengan teman atau keluarga.

Menyayangi seseorang adalah suatu hal yang indah dan menyenangkan bagi orang yang juga merasakan kasih sayang dari pasangannya. Terlalu asik menyayangi seseorang kadang membuat kita lupa untuk menyayangi diri sendiri, haha lucu sekali, tapi kadang kita juga berpikir "bagaimana bisa aku menyayangi dia sampai seperti ini?" ah tapi tetap saja kita manusia yang lemah ketika sudah merasa sayang dengan seseorang.

Memang tidak ada salahnya membuat pasangan kita bahagia tapi tidak ada salahnya juga belajar untuk menyayangi diri sendiri sebelum kita menyayangi seseorang lebih dari itu, jangan mencoba hal yang ternyata melebihi batas kemampuan kita karena pada akhirnya tidak semua orang bisa kita bahagiakan.

Pilih pasangan yang membuat kita bisa mengekspresikan semua hal sehingga bisa menjadi diri sendiri, pilih pasangan yang membuat kita nyaman tanpa adanya tekanan di dalam diri kita, dengan begitu kita akan bisa menyayangi seseorang dengan lebih sehat tanpa merugikan diri sendiri atau bahkan orang lain. 

Jadi, dari sekarang kita belajar untuk saling menyayangi "menyayangi dan disayangi". Ayo belajar bahagia untuk diri sendiri dan orang di sekitar kita.

Biodata Penulis:

Pramitasari Dwi Hastuti lahir dan menetap di Klaten. Saat ini ia sedang menempuh pendidikan S-1 Bimbingan dan Konseling FKIP UNS.

© Sepenuhnya. All rights reserved.