Makam Syeikh Jaka 'Arfi, Sokaraja

Di Sokaraja, terdapat dua makam penyebar ajaran islam yang bernama Syeikh Jaka 'Arfi dan Syeikh Syarifullah. Dari penuturan Ki Suroto sang juru ....

Laporan Hasil Observasi Situs Bersejarah
Makam Syeikh Jaka 'Arfi, Sokaraja


PROF. K.H. SAIFUDDIN ZUHRI


Mata Kuliah: Sejarah Islam di Indonesia

Dosen Pengampu: Sutrimo Purnomo, M.Pd.


Disusun oleh Kelompok 12:

  1. Fegi Gilang Rian Afrilio
  2. Nurul Ainul Ramdani Rusfa
  3. Itsna Nailul Munna
  4. Nindy Aprilliani

Kelas 3 PAI E
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Universitas Negeri Islam Prof. K.H. Saifuddin Zuhri
Purwokerto
2022


1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Observasi adalah suatu aktivitas pengamatan terhadap suatu objek tertentu secara cermat dan langsung di lokasi penelitian tersebut berada. Observasi juga termasuk kegiatan pencatatan secara sistematis mengenai gejala semua objek yang diteliti. Sedangkan observasi tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan dengan mencatat ataupun merekam kejadian dengan menggunakan peralatan, alat fotografi, atau peralatan elektronik untuk kemudian dianalisis.

Setelah observasi atau penelaahan dilakukan, mahasiswa diwajibkan untuk menyusun karya tulis berupa laporan tugas kelompok dalam bentuk Soft file. Laporan observasi ini adalah hasil dari tugas kelompok yang telah selesai kami lakukan.

Dalam penyusunan laporan observasi ini, mahasiswa diharapkan dapat melaporkan segala informasi dan hasil pengamatan (penelaahan) atau observasi tidak langsung yang diperoleh selama menjalankan tugas kelompok tersebut. Tema laporan observasi ini membahas tentang sebuah makam yang terletak di Kecamatan Sokaraja, Jawa Tengah yakni makam Syeikh Jaka 'Arfi. Dan alasan kami memilih makam tersebut sebagai tempat observasi adalah karena Syeikh Jaka 'Arfi merupakan sosok wali Allah SWT yang berada di Sokaraja, beliau merupakan leluhur bijaksana yang sangat berpengaruh terhadap berdirinya Kecamatan Sokaraja dan sangat disegani oleh masyarakat desa kala itu.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan teks Laporan Hasil Observasi: “Makam Syeikh Jaka 'Arfi” adalah sebagai berikut:

  1. Memenuhi salah satu tugas akademik mata kuliah Sejarah Islam di Indonesia (Laporan Soft file).
  2. Untuk melaporkan hasil dari tugas kelompok mengenai observasi langsung yang telah kami lakukan.
  3. Mahasiswa dapat belajar menelaah serta menggali informasi yang akurat tentang observasi situs-situs bersejarah di Indonesia khususnya situs Makam Syeikh Jaka 'Arfi di Kecamatan Sokaraja tersebut.
  4. Menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa mengenai sejarah makam Syeikh Jaka 'Arfi yang berada di Sokaraja.


2. METODE OBSERVASI

2.1 Tempat Observasi

Observasi dilaksanakan di makam Syeikh Jaka 'Arfi yang berlokasi di desa Banjarsari Kidul, Sokaraja, Jawa Tengah.

2.2 Waktu Observasi

Observasi dilaksanakan pada:

Hari: Minggu

Tanggal: 20 November 2022

Waktu: 09.00–selesai

2.3 Persiapan Observasi

Adapun persiapan observasi agar mendapatkan hasil yang maksimal sebagai berikut:

  • Handphone
  • Kamera, dan
  • Buku catatan kecil.

2.4 Anggota Kelompok Observasi

Nama Kelompok: Kelompok 12

  1. Fegi Gilang Rian Afrilio
  2. Nurul Ainul Ramdani Rusfa
  3. Itsna Nailul Munna
  4. Nindy Aprilliani


3. HASIL OBSERVASI

3.1 Teks Laporan Hasil Observasi

Makam Syeikh Jaka 'Arfi, Sokaraja

Tempat observasi yang kelompok kami pilih terletak di Desa Banjarsari Kidul, Sokaraja. Adapun sejarah dari daerah Sokaraja sendiri. Sokaraja merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kecamatan ini memiliki jarak 8 km dari Kota Purwokerto ke arah timur. Masyarakat mengenal Sokaraja dari Soto khas Sokaraja sendiri. Selain itu, terkenal dengan Gethuk Goreng yang merupakan makanan khas Sokaraja.

Pada zaman dahulu, Kecamatan Sokaraja merupakan sebuah Kadipaten yang dipimpin oleh seorang adipati yang bernama Raden Jebugkusuma. Pada saat dipimpin oleh pemerintahan Hindia Belanda, Kadipaten Sokaraja dihapus dan diganti menjadi Kawedanan Sokaraja. Pada tahun 1995 yang tadinya Sokaraja merupakan sebuah Kawedanan, kini diubah menjadi sebuah kecamatan yang di bawah pemerintahan Kabupaten Banyumas.

Adapun sejarah dari Desa Banjarsari Kidul sebagai berikut. Raden Ngabehi Soeranggayoedha, merupakan salah satu prajurit tamtama di kraton Mataram. Pada zaman Kanjeng Sunan Amangkurat Tegalarum, karena kurang cocoknya dengan beliau, sebab beliau sangat kejam untuk menyingkirkan teman, keluarga serta para prajurit yang lain. Kanjeng sunan dinyatakan orang suci karena beliau termasuk orang yang sangat dekat dengan penjajah (Londo). Suatu hari di kala malam, Raden Soeranggayoedha lolos dari kerajaan Mataram, karena dibawa oleh istri dan anak-anaknya yang berjumlah dua yang belum beranjak dewasa. Putra-putri beliau bernama Darsih (perempuan) dan Kemrunggi (laki-laki). Setelah itu beliau pergi untuk berkelana, hingga sampai di tempat yang bernama Desa Bener yang sekarang disebut Desa Karanganyar. Beliau bertempat tinggal di Desa Bener tersebut tetapi tidak lama kemudian pergi kesana kemari, diikuti oleh Nyai dan putranya yang bernama Kemrunggi. Sedangkan anak perempuannya yang bernama Darsih ini tidak tahu kehidupannya. Entah sudah berumah tangga di daerah lain atau sudah meninggal.

Di tengah perjalanan Raden Soeranggayoedha dalam berkelana, beliau memutuskan untuk beristirahat sejenak dan membuat alas untuk tempatnya beristirahat. Namun hal lain terjadi karena beliau sudah merasa nyaman dengan tempat yang beliau singgahi. Karena tanah di tempat tersebut subur dan dekat dengan perairan. Kemudian tetap singgah di alas yang dibuatnya dan alas untuk istirahat itu disebut BANJARSARI. Kemudian Raden Soeranggayoedha ganti nama menjadi Ki Suragati dan beliau akan bertempat tinggal di desa ini sampai ajal menjemput. Setelah meninggalnya Raden Soeranggayoedha, tempat tersebut dinamakan SETANAHDAWA atau dapat diartikan makam panjang. Sampai saat ini keturunan dari Raden Soeranggayoedha masih ada yang bertempat tinggal di desa Banjarsari ini.

Di Sokaraja, terdapat dua makam penyebar ajaran islam yang bernama Syeikh Jaka 'Arfi dan Syeikh Syarifullah. Dari penuturan Ki Suroto sang juru rawat makam, bahwa Syeikh Jaka 'Arfi berasal dari keraton Mataram Yogyakarta. Setiap malam jum'at kliwon dan selasa kliwon, makam tersebut selalu diadakan Mujahadahan. Selain itu acara haul juga selalu digelar setiap tahunnya di bulan sya'ban. Sekitar tahun 2014, merupakan haul yang ke-230. Tentang Syeikh Syarifullah konon merupakan ahli agama islam dari Timur Tengah yang dalam menyebarkan agama islam sembari berdagang. Masih dari penuturan Ki Suroto, baik Syeikh Syarifullah maupun Syeikh Jaka 'Arfi keduanya mengemban misi yang sama yaitu syiar islam yang dilakukan di wilayah Banyumas, Purwokerto dan sekitarnya.

Di dalam makam Syeikh Jaka 'Arfi terdapat cungkup, yang letaknya di satu ruang dengan ukuran 600x600 cm dan kemudian ditutup sama penutup berupa kain putih. Sedangkan bangunan makamnya berbentuk rumah dengan ukuran 700x1100 cm dan terdapat pohon beringin besar yang usianya sudah tua. Sementara itu di samping makam Syeikh Jaka 'Arfi terdapat makam istrinya yang bernama Nyai Karyani. Beliau merupakan sosok istri yang selalu setia menemani beliau.

Mbah Suroto sebagai juru kunci makam bercerita, dimana cerita ini sudah diketahui oleh masyarakat setempat bahwa ada kejadian yang luar biasa yang pada saat itu terdapat seorang kyai lokal yang bernama Kyai Slamet yang sedang melakukan ibadah haji di Tanah Suci. Suatu ketika Kyai Slamet ini sedang di Masjidil Haram melihat dan menjumpai seekor kucing yang elok sekali. Kemudian tuan dari kucing ini pun datang dan kemudia memperkenalkan diri kepada Kyai Slamet dengan nama Syeikh Jaka 'Arfi dari Ciberem, Sokaraja, Jawa Tengah. Pertemuan itu sangat berkesan oleh Kyai Slamet, hingga akhirnya pulang dari perjalanan haji beliau hendak menemui Syeikh Jaka 'Arfi di Ciberem. Alangkah terkejutnya Kyai Slamet ketika menjumpai makam tua, yaitu ulama besar di zamannya. Syeikh Jaka 'Arfi ini telah menyebarkan ajaran islam di daerahnya.

Kemudian, terdapat kisah dari versi lain bahwa konon, dulu di desa yang ditempati oleh Syeikh Jaka 'Arfi dinamakan desa Dulang Mas, kala itu, desa tersebut dilanda bencana banjir besar yang menenggelamkan desa itu. Dengan kuasa yang ada pada beliau, Syeikh Jaka 'Arfi dapat menyelamatkan dirinya serta masyarakat yang ada pada desa tersebut.

Adapun kisah dari Syeikh Jaka 'Arfi sebagai berikut. Berdasarkan hasil dari wawancara yang telah kami lakukan Syekh Jaka 'Arfi datang ke Desa Banjarsari Kidul tanpa ada sebab apapun atau dalam artian datang secara tiba-tiba ke Desa Banjarsari Kidul. Akan tetapi, setelah beliau tiba di Desa Banjarsari Kidul, beliau melaksanakan dakwah dari masyarakat satu ke masyarakat lainnya. Beliau menyampaikan dakwah tidak hanya fokus di satu daerah saja, melainkan ke daerah luar Sokaraja juga.

Berdasarkan pendapat narasumber yang kami wawancarai adapun kegiatan rutin yang dilaksanakan di makam tersebut. Kegiatan rutin tersebut dilaksanakan di setiap hari Kamis, Jum’at, dan Minggu. Kegiatan rutin tersebut berupa pengajian atau tahlilan.


Makam Syeikh Jaka 'Arfi, Sokaraja
Gerbang utama sebelum memasuki area makam, pada gerbang utama ini terdapat sebuah papan yang tertulis tentang tata tertib ketika ingin berziarah ke makam tersebut.

Makam Syeikh Jaka 'Arfi, Sokaraja
Gapura yang terletak di depan makam keluarga sebelum memasuki Makam Syeikh Jaka 'Arfi.

Makam Syeikh Jaka 'Arfi, Sokaraja
Makam para keluarga Syeikh Jaka 'Arfi.

Makam Syeikh Jaka 'Arfi, Sokaraja
Makam Syeikh Jaka 'Arfi.


Foto Bersama Narasumber

Makam Syeikh Jaka 'Arfi, Sokaraja


Biodata Narasumber

Nama: Sobari bin Tirta Wirana

Lahir: Agustus, 1946


4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan observasi yang kami lakukan, kami dapat memetik kesimpulan bahwa makam dapat dijadikan sumber pengetahuan sejarah dengan bukti fisik yang dilatarbelakangi kisah yang berbeda-beda. Oleh karena itu, makam-makam bersejarah yang ada di Indonesia khususnya juga Makam Syeikh Jaka 'Arfi yang berada di Sokaraja layak untuk digali informasi atau asal usulnya. Sekaligus dapat menjadi sarana penggugah hati khalayak akan tetap melestarikan kekayaan peninggalan sejarah yang kita miliki.

Selain belajar akan sejarah yang kita miliki, kami berempat juga dapat memetik wawasan lebih lanjut lagi akan bagaimana cara menulis teks, mengetahui struktur, dan memahami unsur kebahasaan yang dimiliki teks Laporan Hasil Observasi.

4.2 Saran

Dari penulisan teks laporan hasil observasi: " Makam Syeikh Jaka 'Arfi" ini kami berharap pembaca dapat terinspirasi dan tergugah akan kekayaan peninggalan sejarah yang kita miliki dan memahami lebih lanjut akan pentingnya menjaga kelestarian peninggalan sejarah yang kita miliki, menambah wawasan dan khazanah keilmuan terutama di bidang Bahasa Indonesia dan Sejarah Indonesia.

Berdasarkan pemaparan materi di atas, diharapkan tidak hanya penulis tetapi para pembaca juga mampu memahami dan menguasai pembahasan mengenai Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia dalam pandangan sejarah Islam di Indonesia dengan baik. Meskipun masih banyak dan kekurangan dalam penulisan maupun penyusunan, sebab itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami butuhkan sebagai bahan evaluasi penyusunan makalah ini.

Biodata Penulis:

Nindy Aprilliani, Nurul Ainul Ramadhani Rusfa, Fegi Gilang Rian Afrilio, dan Itsna Nailul Munna.

Nindy Aprilliani lahir di Banyumas pada 19 April 2003. Ia merupakan mahasiswi semester 3 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto. Sebelumnya pernah belajar di SD Negeri 1 Kradenan lalu melanjutkan pendidikan di SMP N 1 Sumpiuh dan lulus 2021 dari MA N 3 Banyumas.

Saat ini mengambil program Studi Pendidikan Agama Islam. Nindy merupakan salah satu penulis dari buku bergenre cerpen Various Kinds of Life terbitan 2022.

Nurul Ainul Ramadhani Rusfa (biasa dipanggil Nurul) lahir di Tegal pada tanggal 29 November 2002. Riwayat pendidikan yang sudah ditempuh ialah MIN 2 Batam, SMPN 26 Batam, dan MAN 1 Batam.

Adapun hobi yang dimiliki ialah membaca. Nurul juga merupakan salah satu penulis dari buku bergenre cerpen Various Kinds of Life terbitan 2022.

Fegi Gilang Rian Afrilio lahir di Banyumas 22 April 2002. Ia merupakan mahasiswa semester 3 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto. Sebelumnya pernah belajar di SD Negeri Lemberang lalu melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 3 Sokaraja dan lulus 2021 dari SMK YPT 2 Purbalingga.

Saat ini ia mengambil program Studi Pendidikan Agama Islam. Fegi juga merupakan salah satu penulis dari buku bergenre cerpen Various Kinds of Life terbitan 2022.

Itsna Nailul Munna lahir di Brebes pada 9 Oktober 2002. Ia merupakan mahasiswi semester 3 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto. Sebelumnya pernah belajar di SD Negeri 3 Brebes lalu melanjutkan pendidikan di MTs N 2 Brebes dan lulus 2021 dari MA N 1 Brebes.

Saat ini ia mengambil program Studi Pendidikan Agama Islam. Itsna juga merupakan salah satu penulis dari buku bergenre cerpen Various Kinds of Life terbitan 2022.

© Sepenuhnya. All rights reserved.